Junia berpikir kalau Olivia bukanlah keponakan kandung dari Yuna. Jadi, Olivia berusaha menjelaskan kepada sahabatnya itu dengan berkata, “Aku adalah keponakan kandung Tante Yuna. Tapi, aku baru mengetahui tentang sejarah sebuah keluarga yang menjadikan keturunan perempuan mereka sebagai pewaris dan kepala keluarga di Kota Cianter. Kepala keluarga sebelumnya dari keluarga itu dibunuh oleh adik perempuannya. Bahkan semua anggota keluarganya meninggal dalam keadaan tragis yang dianggap sebagai sebuah kecelakaan.”“Saat itu, kepala keluarga itu memiliki 2 orang anak perempuan. Namun, kedua anak itu hilang puluhan tahun yang lalu. Sampai sekarang, keberadaan mereka tidak pernah diketahui. Nama keluarga itu adalah keluarga Gatara dan nama keluarga asli ibuku adalah Gatara. Stefan curiga kalau keluarga itu memiliki hubungan dengan ibuku.”“Ya ampun, masalah ini sungguh berbelit-belit,” ujar Junia sambil membelalakkan matanya. Dia menganggap nasib dari ibu sahabatnya ini sungguh tragis. Kala
“Junia juga mengatakan hal yang sama,” ujar Olivia bijak sambil tersenyum. “Oh iya, apa Tante Yuna ada di rumah?” tanya Olivia mengubah topik pembicaraan mereka lalu masuk ke dalam rumah sambil membawa tas oleh-oleh bersama Amelia. “Mama ada di rumah, kok.” Jawab Amelia. Kemudian Amelia mendekat ke arah Olivia lalu berbisik, ”Mamaku sudah agak tenang sekarang, tapi dia masih sulit menerima kalau aku sudah bersama dengan Jonas. Olivia, kamu tolong bantu aku untuk mengatakan hal-hal bagus tentang Jonas di depan Mama, ya.”“Mama tuh nggak pernah mau mendengarkanku bagaimana pun aku memuji Jonas di depannya. Tapi, berbeda sama kamu dan Kak Odelina. Mama masih akan mendengarkan apa pun yang kamu dan Kak Odelina katakan.”Olivia langsung mengangguk setuju lalu bertanya, “Oh iya, tadi kamu bilang Tante Yuna sudah mulai tenang, kan? Memangnya apa yang terjadi?” “Nanti akan aku ceritakan semuanya sama kamu empat mata saja. Tapi, kamu harus janji untuk merahasiakannya. Bahkan, Junia juga ngg
Russel sangat mirip dengan Odelina yang juga sangat mirip dengan Reni adik dari Yuna. Yuna selalu teringat akan adik kecilnya setiap kali melihat Russel dan Odelina. “Dia nggak menangis sama sekali. Dia justru terlihat sangat antusias. Dia bangun pagi, memakai seragam dan tas kecilnya lalu pergi ke sekolah dengan penuh kegembiraan. Aku dan Kak Odelina yang justru terlihat nggak biasa dengan perilaku Russel yang seperti ini,” jawab Olivia. Pada hari pertama masuk sekolah, anak-anak seringkali sudah terbiasa dengan suasana sekolahnya. Namun, justru orang tualah yang belum terbiasa meninggalkan anak-anaknya. Mereka selalu memikirkan keadaan anak-anak di sekolah dan menantikan waktu pulang sekolah tiba agar mereka bisa segera bertemu dengan anak-anak mereka. Yuna langsung tersenyum setelah mendengar jawaban Olivia lalu berkata, “Anak-anak masih belum mengerti di hari pertama sekolah kalau mereka harus tinggal di sekolah sepanjang hari. Ada banyak anak yang baru menangis setelah hari ked
“Keluarga Gatara di Cianter? Tante pernah mendengarnya, tapi Tante nggak punya kontak dengan mereka. Memangnya ada apa?” tanya Yuna sedikit tertegun setelah mendengar pertanyaan Olivia. “Tante, nggak banyak orang yang punya nama keluarga Gatara di negara ini. Selain itu, keluarga Gatara juga sangat berbeda dengan keluarga pada umumnya. Mereka lebih menghormati anak perempuan daripada laki-laki. Bahkan mereka mewariskan semuanya kepada pihak perempuan, termasuk posisi kepala keluarga,” jawab Olivia. Yuna menatap keponakannya itu dengan wajah bingung lalu kembali bertanya, “Apa menurutmu Tante punya hubungan dengan keluarga Gatara dari Cianter itu?”Olivia langsung mengangguk lalu berkata, “Aku curiganya sih begitu. Bahkan, Stefan juga memiliki pemikiran yang sama denganku. Stefan juga yang memberitahuku tentang hal ini, makanya aku datang ke sini untuk menanyakan masalah ini sama Tante. Apa Tante ingat di mana rumah Tante ketika Tante masih kecil?”Yuna tidak bisa langsung menjawab pe
Kepala keluarga Gatara saat ini berusia 70 tahun. Dia baru berusia 18 tahun ketika kepala keluarga sebelumnya melahirkan anak pertama. Tante Yuna seharusnya berusia 52 tahun saat ini kalau memang dia adalah keponakan tertua kepala keluarga Gatara saat ini. Namun, Olivia ingat kalau tantenya saat ini berusia lebih dari 52 tahun. Tante Yuna mendapat dukungan dari keluarga Sanjaya dan kekaguman dari suaminya ketika dia bekerja di Sanjaya Group. Setelah itu, dia menikah dan melahirkan anak pertamanya yang sekarang sudah berusia 32 tahun. Itu artinya, Tante Yuna melahirkan anak pertamanya ketika berusia 20 tahun kalau memang dia adalah putri pertama dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Walaupun 50 tahun yang lalu menikah di usia 20 tahun adalah hal yang biasa, bagi Olivia usia itu masih sangat muda untuk melahirkan seorang anak. “Tante, putri tertua kepala keluarga Gatara sebelumnya seharusnya saat ini berusia 52 tahun. Tapi sepertinya usia Tante nggak cocok sama usianya,” ujar Olivia.
Olivia sadar kalau masalah ini sangatlah penting bagi Yuna dan akan mempengaruhi suasana hatinya. Jadi, dia pun berkata dengan penuh kasih sayang kepada tantenya, “Tante tenang, ya. Aku sama Amelia mau keluar jalan-jalan dulu sebentar.”Yuna mengangguk lalu berkata, “Amelia, kamu keluar saja sama Olivia. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan Mama. Mama nggak apa-apa, kok. Lagi pula, badai seperti apa sih yang belum pernah Mama lewati sebelumnya?” Dia adalah anggota keluarga Gatara sekaligus anak tertua dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Kedua orang tuanya dibunuh oleh tante keduanya. Sekarang, dia perlu mencari bukti untuk menyeret tante keduanya ke pengadilan guna menuntut keadilan bagi kedua orang tuanya dan para kerabatnya yang tewas. Namun, kejadian itu sudah berlalu puluhan tahun yang lalu. Apa mungkin Yuna masih bisa mengumpulkan bukti-bukti itu?Yuna berusaha untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Dia harus menunggu sampai penyelidikan selesai sebelum bertindak dan membuat
“Kemungkinan besar, Mama berasal dari keluarga Gatara di Cianter. Orang tua Mama kemungkinan dibunuh oleh tantenya Mama. Itu artinya tantenya Mama sekarang adalah kepala keluarga Gatara saat ini kalau memang Mama benar-benar berasal dari keluarga Gatara,” jelas Amelia secara singkat. Rudy langsung merasa masalah ini adalah masalah besar ketika mendengar penjelasan Amelia. Jadi dia buru-buru berkata, “Oke, Papa akan segera pulang. Sebenarnya, bukan Papa yang mau pergi memancing, tapi mamamu yang bilang kalau ikan di sungai akan terasa lebih enak kalau dipanggang. Makanya, Papa setiap hari berada di sungai untuk memancing.”Istrinya adalah sosok yang paling dicintainya di dunia ini. Jadi, bagaimana mungkin dia lebih peduli pada kesenangannya daripada istrinya? Lagi pula, dia sering pergi memancing akhir-akhir ini karena permintaan istrinya. “Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, ya,” ujar Amelia. “Oke,” pungkas Rudy lalu menutup teleponnya dan bersiap untuk pergi menemui istri tercintany
Air mata tanpa sadar jatuh menetes dari sudut mata Olivia setelah mendengar perkataan Amelia. Dia merasa sangat bersyukur memiliki sepupu sebaik Amelia. “Tante Reni di surga pastinya merasa sangat bahagia karena anak-anak perempuannya sudah berhasil menjalani hidup dengan baik,” ujar Amelia yang dibalas dengan anggukan Olivia yang penuh semangat. Kedua orang tuanya pasti bisa beristirahat dengan tenang di akhirat setelah mengetahui kedua anak perempuannya sudah hidup dengan bahagia. Begitu pun, kedua anak perempuannya yang merasa senang dengan kehidupannya dan berhasil membuat orang tuanya tenang di sana. “Ting tong ….”Bel pintu tiba-tiba berbunyi ketika Olivia dan Amelia sedang berjalan di halaman. Mereka langsung menoleh ke arah pintu masuk dan menemukan ada seseorang di depan pintu gerbang. Amelia langsung menghampiri pintu gerbang dan membuka pintu itu tanpa menunggu pelayan untuk membuka pintunya karena dia tahu siapa orang yang ada di balik pintu. Ternyata orang itu adalah pe
“Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu
Yohanna tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung keluar dari dapur dan duduk kembali ke sofanya semula. Risa tetap memberikan beberapa camilan yang ada dan berkata, “Yohanna, kalau sudah lapar banget, makan saja sedikit. Yang ini nggak terlalu manis. Koki yang biasa tahu kamu nggak suka manis, jadi gulanya dikurangi.” “Selama aku nggak di rumah, dia pasti bikin sesuai sama selera kalian. Aku nggak bisa makan,” balas yohanna. “Nggak terlalu manis pun aku tetap nggak suka.” Bukan hanya perkara tingkat kemanisan saja, tetapi Yohanna memang tidak suka segala jenis dessert yang dibuat oleh kokinya. “Gimana kalau makan biskuit saja?” tanya Risa khawatir seraya menyodorkan bungkusan biskuit kepadanya. “Atau makan buah juga boleh. Di rumah ada buah yang kamu bisa makan. Dijamin masih segar.” “Nggak usah, Ma. Mama duduk saja, nggak perlu kasih aku ini itu. Setengah jam lagi sup yang Ronny buat sudah jadi. Aku tunggu saja.” Yohanna tidak suka makan buah di saat perut kosong. Biasanya di
Ada sih ada saja, tetapi Yohanna tidak tertarik kepada mereka. Yohanna merasa dia punya selera yang cukup tinggi. “Ma, sudahlah, nggak usah bahas beginian lagi. Aku lapar, aku mau lihat apa ada camilan untuk ganjal perut.” Yohanna pun beranjak dari tempat duduknya karena sudah tidak ingin lagi membicarakan topik tentang pernikahan dengan ibunya. “Selama kamu dan Ronny pergi, dessert yang ada di rumah dibuat sama koki yang satu lagi. Dessert buatan dia terlalu manis buat kamu. Kamu pasti nggak bakal suka,” kata Risa. Walau begitu, anggota keluarga lainnya semua pada suka. Hanya Yohanna saja yang tidak suka. Yohanna masih bisa makan dessert buatan Ronny walaupun tidak terlalu banyak. Ronny mengaku dia tidak begitu pandai dalam membuat makanan manis. Risa pernah mencoba dessert buatan Ronny,dan memang tingkat kemanisannya tidak setinggi koki yang biasa, dan tingkat kelembutannya juga sedikit lebih baik. Mungkin karena itu, Yohanna masih bisa menikmati dessert buatan Ronny. Yohanna pu
Risa sedikit banyak juga sudah mendengar tentang asal-usul keluarga Brata. Dia pun berkata, “Keluarga konglomerat kebanyakan cuma kelihatan damai di luar saja, padahal di dalamnya banyak ribut dan saling bermusuhan. Paling cuma sebagian kecil saja keluarga konglomerat yang nggak punya konflik internal. Bahkan keluarga dekat saja bisa jadi musuh cuma demi mendapat keuntungan pribadi.” “Waktu aku pergi untuk perjalanan bisnis, aku dengar keluarga Gatara yang ada di Cianter juga akhir-akhir ini lagi ribut parah. Ada perebutan kekuasaan antara keturunan kepala keluarga yang sebelumnya dengan kepala keluarga yang lagi menjabat sekarang. Bahkan ada rumor yang bilang kalau kepala keluarga yang sekarang itu membunuh pendahulunya. Nggak ada yang tahu kebenarannya, tapi yang jelas konfliknya dalam banget dan terjadi banyak pertikaian,” Yohanna menambahi. “Nggak usahlah urusin keluarga orang lani. Yang penting keluarga kita sendiri aman sentosa, nggak perlu ribut sampai berselisih kayak keluarg
“Aku sudah kenyang makan. Sekarang aku mau tidur sebentar, nanti sebelum jam tiga sore aku harus balik ke kantor. Jam setengah empat sore ada rapat, minta Dira untuk cepat pulang malam ini, biar Tante Afika nggak marah-marah lagi.” “Tante kamu itu dari dulu memang suka mengomel, kayak hidupku sendiri sudah sempurna saja. Sebagai yang tertua, aku juga punya banyak tanggung jawab,” ujar Risa cemberut. “Kita yang tinggal di satu atap rumah saja juga jarang ketemu. Kalau begitu, aku harus ngomel ke siapa?” Pagi-pagi saat Risa baru bangun tidur, Yohanna sudah berangkat ke kantor. Ketika Yohanna baru pulang ke rumah larut malam, Risa sudah tertidur lelap. Makanya Yohanna dan Risa juga sebenarnya jarang bertemu meski tinggal di satu rumah yang sama. Dengan kondisi seperti itu, Risa mau mengadu ke siapa? Risa menikah ke keluarga Pangestu, tetapi suaminya tidak begitu bisa diandalkan. Untung saja putri sulungnya memiliki masa depan yang cukup cerah, jadi sebagai ibu, dia harus lebih banyak b
“Nggak gemuk, kok. Tapi cuma agak berisi sedikit saja, nggak kayak dulu yang kurus banget. Justru sekarang kamu lebih berisi jadi kelihatan lebih menarik. Terlalu kurus malah jelek,” ucap Risa tersenyum. “... aku nggak makan sembarangan. Sehari-hari juga rutin latihan dan sibuk sama kerjaan, tapi masih saja gemukan.” “Itu artinya masakannya Ronny enak. Asal sehari makan tiga kali seperti biasa dan nutrisinya seimbang, badan kamu pasti bisa menyerap dengan baik dan bikin warna muka kamu kelihatan lebih segar.” Ronny adalah sosok koki pribadi idaman yang terbaik di antara semua koki pribadi yang pernah bekerja untuk keluarga Pangestu. Tidak hanya masakannya yang enak untuk disantap, tetapi penampilan luarnya juga sangat enak untuk dilihat, dan sifatnya juga sangat baik. Ronny sama sekali tidak terlihat seperti koki, dia lebih terlihat seperti seorang tuan muda dari keluarga kaya raya yang terampil dalam segala hal. Tutur katanya sopan dan hangat, dan ketika dia menanggalkan seragam ke
“Iya, Ma,” jawab Tommy. Dua anak nakal itu memang tidak bisa diam. Baru sebentar saja, mereka langsung berdiri dan berkata kepada Yohanna, “Kak Yohanna, aku dan Christian tadi habis bikin boneka salju berbentuk kura-kura. Christian bisa bikin bentuknya mirip banget. Aku mau bisa bikin yang lebih bagus dari dia punya.” “Ya sudah, main saja sana. Tapi kalau kamu merasa kedinginan, langsung pulang, ya,” kata Yohanna dengan lembut. Tommy dan Christian mendengar itu pun langsung berlarian ke luar sambil tertawa riang. Begitu sudah asyik bermain, mereka tidak akan merasa kedinginan. Sesaat Tommy baru saja menginjakkan kakinya di luar, dia kembali sebentar ke dapur untuk menyampaikan apa yang dia inginkan untuk makan siang nanti kepada Ronny. Setelah mendapatkan balasan yang memuaskan dari Ronny, barulah dia keluar lagi dengan gembira. Christian tidak seperti Tommy yang menyampaikan apa yang mereka inginkan untuk makan siang. Dia sadar sepenuhnya bahwa Ronny adalah koki pribadinya Yohanna
Andaikan bisnis keluarga Pangestu selalu dipegang oleh generasi sebelumnya dan tidak terbantu oleh kehebatan Yohanna, mungkin perusahaan itu sudah gulung tidak sejak lama. Kakeknya Yohanna sudah menyadari bahwa anak-anaknya tidak bisa diandalkan, maka dari itu dia sudah dari awal mendidik cucu-cucunya agar kelak bisa mengambil alih bisnis keluarga sedini mungkin, dan anak-anaknya bisa segera pensiun. Meski ini adalah tanggung jawab yang sangat berat, dia percaya cucu-cucunya pasti bisa berdiri dengan kedua kaki mereka sendiri. Apa boleh buat, keluarga Pangestu memang didominasi oleh perempuan, bukan laki-laki. Risa merasa beban berat yang dia tanggung langsung terangkat ketika akhirnya dia melahirkan Tommy. “Mama bukannya suka melukis, coba melukis saja. Kalau tahun baru sudah lewat dan udara mulai makin hangat, nanti aku bantu Mama buka pameran seni,” kata Yohanna. Sorot mata Risa langsung bercahaya mendengar saran dari anaknya. Dia hobi melukis dan memiliki prestasi yang cukup gemi
“Kamu juga sering bantu kakak iparmu jagain keponakannya?” tanya Yohanna terkejut. Meski Ronny saat ini bekerja sebagai koki pribadinya Yohanna, dia juga memiliki usahanya sendiri di Mambera. Yohanna kira setiap hari Ronny sibuk dengan usahanya, tetapi siapa sangka di tengah kesibukannya itu, dia masih meluangkan waktu untuk mengajak anak-anak bermain. Kalau keponakan yang dimaksud itu adalah keponakannya sendiri, wajah. Tetapi yang Ronny bicarakan ini adalah keponakan kakak iparnya. “Nggak sering juga. Di keluargaku kan banyak orang. Kalau Russel lagi datang main, pasti yang lebih tua pada berebut mau main sama dia. Aku cuma kadang-kadang saja ngajak dia main. Seperti yang pernah aku ceritakan. Aku punya banyak saudara kandung. Saudaranya papaku juga tinggalnya pisah-pisah, tapi rumah mereka nggak jauh, jadi mereka sering kumpul bareng untuk makan-makan atau cuma sekadar meramaikan suasana. Kurang lebih sama seperti keluarga kamu.” Suasana di keluarga Pangestu juga cukup meriah. Ke