Keluarga Santoso tidak tahu kalau pasangan itu akan datang untuk makan siang hari ini. Oleh karena itu, Grace yang merupakan ibu dari Junia merasa heran setelah mendengar bunyi klakson mobil dari depan rumahnya. “Apa aku salah dengar? Sepertinya suara klakson itu mengarah ke rumah kita,” ujar Grace bingung.Mereka berdua sedang makan siang bersama. Mereka tahu kalau anak muda zaman sekarang pastinya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di siang hari. Jadi, klakson mobil itu pastinya bukan klakson mobil anak mereka. Lagi pula, mereka berdua juga baru pergi mengunjungi kerabat dekat mereka dua hari kemarin. Jadi, siapa lagi yang akan mengunjungi mereka siang bolong seperti ini? “Anjing kita nggak menggong-gong, kan? Itu artinya mobil itu bukan datang ke rumah kita. Mungkin saja, putra tetangga kita yang datang sambil membawa pacarnya,” ujar Firdaus yang merupakan ayah dari Junia. “Kira-kira kapan ya putra kita akan membawa pacarnya ke sini?” tanya Grace sambil menghela napas. Anak pe
Junia biasanya hanya memakan bagian paha dan sayap ketika keluarganya menyantap ayam. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa menghabiskan ayam satu ekor dalam satu hari sendirian?“Anak zaman sekarang seperti kalian pastinya nggak akan kekurangan gizi, sekalipun kalian terus berada di dalam rumah setelah melahirkan. Mama dulu, cuma bisa makan beberapa ekor ayam dalam satu bulan berada di rumah. Hidup Mama dulu nggak seberuntung kalian ini. Oh iya, kalian ini kenapa sih selalu saja bawa banyak barang setiap kali kalian datang ke sini. Kami kan sudah bilang kalau kalian nggak perlu beli apa-apa kalau mau datang. Papa dan Mama nggak akan mungkin bisa menghabiskan ini semua,” ujar Grace panjang lebar sambil memarahi putrinya karena membeli banyak barang untuk mereka. Namun, dia tetap mengulurkan tangannya untuk mengambil barang-barang itu dari tangan Junia. Karena dia takut putrinya kesulitan untuk membawa barang sebanyak itu.Firdaus bergegas masuk ke dalam dapur ketika masuk ke dalam rumah un
Selesai makan, Reiki mengobrol dengan ayah mertuanya. Sedangkan Junia membantu ibunya membereskan piring kotor dan membawanya ke dapur untuk dicuci. Keduanya juga bisa sambilan mengobrol.“Ma, Oliv hamil.”Junia tidak lupa menyampaikan kabar baik tersebut kepada ibunya. Dia sudah lama berteman dengan Olivia. Di mata ibunya, Olivia juga sudah seperti anaknya sendiri. Olivia tak kunjung hamil walau sudah lama menikah. Ibunya Junia juga ikut khawatir.“Serius?” seru Grace.Grace sangat gembira mendengar kabar tersebut. Kemudian, dia berkata dengan perasaan bersyukur, “Syukurlah, akhirnya Junia hamil juga. Sekarang kita semua bisa tenang. Junia, kamu masih punya kami yang bisa diandalkan. Sedangkan Olivia hanya punya kakaknya. Meskipun bibinya nyonya keluarga Sanjaya, bagaimanapun juga dia hanyalah bibi Olivia. Mama selalu khawatirkan hal ini. Baguslah sekarang dia sudah hamil, Mama juga senang dengarnya. Selama dia bisa punya anak, nggak perlu takut bakal diusir keluarga Adhitama.”“Mama
Kini, Albert telah kembali dari kantor cabang dan masuk kembali ke kantor pusat Pratama Group. Dengan bantuan ibunya, dia juga berkenalan dengan seorang putri dari keluarga terpandang. Keduanya pun mulai berpacaran. Albert tahu betul hanya jika dia berpacaran dan menikah, Stefan baru benar-benar menurunkan kewaspadaan dan tidak memusuhinya lagi.“Terakhir kali Oliv temani suaminya ke pesta, dia lihat Albert. Mereka sempat saling sapa dengan sungkan, begitu saja sudah buat Stefan kesal. Ma, lain kali kalau Albert datang ke rumah kita, Mama diam-diam kasih tahu dia kalau Oliv sudah hamil, jadi dia nggak perlu khawatir lagi. Bilang ke dia langgeng-langgeng sama pacarnya, kita semua tunggu undangannya.”Sejak awal, Junia menentang perasaan adik sepupunya terhadap Olivia. Karena dia tahu Albert memiliki perasaan terhadap Olivia ketika Olivia sudah menikah dengan Stefan. Selain itu, Olivia juga hanya menganggap Albert sebagai adiknya sendiri. Olivia sama sekali tidak memiliki perasaan lebih
Kali ini giliran Junia yang terdiam. Dia hanya bisa mengatakan kalau dia dan Reiki memang berjodoh. Reiki bilang Junia sangat lucu. Pria itu juga terkesan dengan tindakannya baring di tengah pesta ulang tahun orang lain. Oleh karena itu, saat Stefan memperkenalkan Junia padanya, Reiki dengan senang hati pergi kencan buta dengan Junia.“Oliv jauh lebih baik dari aku. Keluarga suaminya sangat berpikiran terbuka. Selain itu, Stefan juga orang yang tegas di rumah. Ada dia dan Nenek Sarah yang melindungi Oliv, hidupnya nggak akan banyak berubah karena kehamilannya. Dia masih bisa melakukan apa pun yang dia mau. Beda denganku, aku mau jaga toko buku saja harus Reiki bantu aku hadapi kekesalan mama mertuaku. Aku bilang ingin ikut Oliv dan Amelia pergi lihat ladang sayur yang kami sewa, malah bilang jauhlah, nanti aku capek, ujung-ujungnya nggak bolehkan aku pergi.”Sebenarnya perjalanan ke sana hanya memakan waktu satu jam lebih. Kalau jalan tidak macet, bisa sampai di sana dalam waktu satu
“Kamu juga jangan banding-bandingkan dirimu dengan Olivia. Olivia bisa ilmu bela diri, kondisi fisiknya lebih baik dari kamu. Dia dan kakaknya juga sudah mengalami banyak penderitaan. Dia bisa lakukan banyak hal tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Junia, manusia harus bisa berpuas diri dan bersyukur baru bisa hidup bahagia. Jangan selalu bandingkan diri dengan orang lain. Kalau terus banding-bandingkan dengan orang lain, yang kesal juga kamu sendiri.”Setelah mendengar perkataan ibunya, rasa kesal di hati Junia seketika menghilang. Dia mengangguk dan berkata, “Aku mengerti, Ma. Aku nggak akan bandingkan diri dengan Oliv lagi. Seperti yang Reiki bilang, dia bisa berikan kehidupan yang nyaman bagiku. Aku nggak perlu kerja keras dengan perut buncit seperti orang lain.”“Benar, kebaikan Reiki padamu sudah nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Mertuamu juga sangat baik padamu. Mereka perlakukan kamu seperti anak kandung mereka sendiri. Hamil sepuluh bulan, suasana hatimu harus tetap t
Karena bajunya kotor dan tali tas sekolahnya putus karena kelahi dengan teman-temannya, makanya Olivia tidak berani pulang ke rumah kontrakan. Dia takut kakaknya akan merasa sedih kalau tahu soal itu.Saat itu, Odelina sedang duduk di bangku SMA. Jadwal belajar yang padat sudah memberinya banyak tekanan. Mereka juga tidak punya banyak uang di rumah. Setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan, uang santunan yang mereka terima dibagi-bagi oleh kakek dan nenek mereka. Hanya tersisa sedikit untuk mereka berdua.Sang kakak bilang mereka harus hidup hemat, agar uang yang sedikit itu cukup untuk mereka menyelesaikan pendidikan mereka sampai kuliah. Oleh karena itu, Olivia merasa kakaknya harus mengeluarkan uang untuk membelikan tas sekolah baru lagi jika tahu tasnya yang sekarang rusak. Olivia tidak berani pulang karena harus mengeluarkan uang lagi. Untung saja, Junia, teman sekelas yang selalu baik pada Olivia membawa Olivia pulang ke rumahnya.Grace terkejut ketika mendengar penjel
“Ma, Mama mau antar ke Oliv sekarang?” tanya Junia sambil mengunyah apel.“Tentu saja antar ke sana sekarang. Kamu mau makan malam di rumah? Aku antar barang dulu ke tempat Olivia, nanti pulang waktunya pas untuk siapkan makan malam.” Grace membuka pintu dan masuk ke dalam mobil sambil bertanya pada putrinya.“Firdaus, kamu temani aku sebentar. Nanti kamu bantu aku bawa barang ke atas.” Grace mengajak suaminya.Firdaus terkekeh dan berkata, “Kamu nggak ajak aku, aku juga bakal ikut kamu.”Firdaus membuka pintu kursi samping pengemudi lalu masuk ke dalam mobil. Dia mengucapkan beberapa kata pada putri dan menantunya. Kemudian, keduanya langsung pergi.Reiki berdiri di tangga depan pintu rumah. Dia melihat mertuanya menyiapkan begitu banyak barang untuk Olivia, bahkan langsung mengantarkannya ke tempat Olivia. Reiki pun berkata pada istrinya yang kembali setelah menutup pintu pagar, “Barang yang Mama kasih ke Olivia nggak kurang dari barang yang kasih ke kita.”“Aku sudah berteman dengan