Share

Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati
Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati
Author: Elyssa

Bab 1

Author: Elyssa
Pernikahan mereka sudah berjalan tiga tahun dan malam ini adalah pertama kalinya Darlene Indraswari membuka komputer di ruang kerja Kenward Bramantyo.

Kalau saja bukan karena ada dokumen penting yang harus segera dikirimkan, mungkin seumur hidup Darlene tak akan pernah melihat tabel di depan matanya sekarang.

Semua folder di komputer Kenward diberi nama dalam bahasa Veradia. Sekali lihat saja sudah tahu isinya adalah proyek-proyek perusahaan. Namun, ada satu yang berbeda, yang hanya ada dua huruf, yaitu "GY".

Rasa penasaran mendorong Darlene untuk mengklik dua kali folder itu. Di dalamnya hanya ada satu file Excel berjudul "Balas Dendam".

Darlene berasal dari keluarga tunggal. Ibunya sedang dirawat di rumah sakit. Kalau dibandingkan kondisi sosial mereka, bisa menikah dengan pewaris Keluarga Bramantyo, pemilik perusahaan publik Grup Bramantyo, adalah keberuntungan besar baginya.

Pertemuan Darlene dan Kenward seperti cerita di drama romantis dan kelanjutannya pun sama.

Waktu itu, Kenward mengalami kecelakaan mobil. Pengemudi yang menabraknya kabur. Darlene yang kebetulan lewat, yang memanggulnya ke rumah sakit hingga akhirnya menyelamatkan nyawanya.

Beberapa waktu kemudian, Kenward tiba-tiba muncul di depan gerbang kampus tempat Darlene kuliah. Hari itu adalah Hari Valentine. Kenward membawa 999 tangkai mawar merah muda dan menyatakan cinta padanya.

Tahun itu, harga bunga sedang naik tinggi. Ditambah momen Hari Valentine, satu buket bunga seperti itu harganya puluhan juta. Hal ini sontak menggemparkan seluruh kampus.

Darlene menaruh buket itu di samping tempat tidurnya dengan penuh kasih, meskipun akhirnya harus dirawat di rumah sakit karenanya. Dia alergi serbuk sari bunga.

Namun, dia tak pernah memberi tahu Kenward. Jadi setiap kali kencan, Kenward selalu memberinya buket mawar merah muda.

Sebelum lulus kuliah, Darlene sudah menikah dengan Kenward, lalu menjadi ibu rumah tangga. Kenward sibuk bekerja. Dia butuh seorang istri yang sepenuhnya bisa mengurus rumah.

Ibu mertuanya juga pernah bilang, Kenward punya sakit maag, jadi lebih baik makan masakan rumah. Lagi pula, pembantu tetaplah orang luar, tidak bisa menggantikan istri. Tugas istri adalah mengurus rumah, mendampingi suami, mendidik anak, dan sebagainya.

Darlene menghabiskan siang hari untuk memasak, mencuci, dan mengurus rumah, lalu malamnya menemani Kenward sebagai istri. Hubungan mereka tidak banyak interaksi.

Tabel di layar seolah-olah menjadi jendela yang memperlihatkan sisi lain Kenward. Darlene membuka file itu. Satu per satu foto bermunculan.

Tabel itu hanya terdiri dari dua kolom. Tidak banyak tulisan, hanya foto-foto. Kolom kiri bertuliskan nama foldernya, yaitu "GY".

Darlene menatapnya berulang kali, tetap tidak bisa menebak dua huruf itu singkatan dari apa. Untungnya, kolom kanan cukup mudah ditebak, yaitu "DI", namanya sendiri.

Tangan yang memegang mouse sedikit bergetar. Kedua kolom mencatat waktu dan berisi foto-foto. Di kolom "GY", semua foto menunjukkan gadis yang sama.

Foto pertama, gadis itu berdiri di samping buket besar mawar merah muda, setidaknya 999 tangkai. Foto kedua, dia sedang memamerkan kalung berlian berkilau di lehernya, di pelukannya masih ada buket mawar merah muda. Foto ketiga, dia tersenyum cerah sambil memegang tas Hermes. Di meja makan di depannya ada buket mawar merah muda.

Di bawah cahaya bunga-bunga merah muda yang memenuhi pandangan, Darlene menoleh ke kolom kanan. Isinya adalah foto-foto dirinya sendiri.

Foto pertama, Darlene duduk di depan buket besar mawar merah muda, identik dengan foto gadis di sebelah kiri. Foto kedua, kalung berlian yang sama dan bunga yang sama. Foto ketiga, tas Hermes yang sama dan mawar merah muda yang sama. Foto keempat, kelima, keenam ....

Hingga akhirnya, di foto terakhir kolom kiri, gadis itu memeluk mawar merah muda, dengan cincin berlian merah muda di jari manis kirinya. Di kolom kanan, di hari yang sama, Darlene dilamar oleh Kenward dengan cincin berlian merah muda itu. Tabel berakhir di situ.

Darlene mematikan komputer dengan tenang. Dia seperti baru memahami sesuatu. Selama ini, dia selalu mengira Kenward menyukai mawar merah muda. Karena itulah, dia selalu diberi bunga itu.

Walaupun Kenward tak pernah memakai atau menyentuh apa pun yang berwarna merah muda, Darlene dulu sempat berpikir itu rahasia kecil suaminya yang lucu dan merasa bahagia karena mengetahuinya.

Ternyata ... yang menyukai mawar merah muda adalah gadis di dalam tabel itu.

Malam itu, Darlene tidak bisa tidur. Kenward pun tidak pulang, katanya harus begadang membahas proyek dengan mitra di Negara Mikara. Namun, dia berjanji besok tetap akan menemaninya ke rumah sakit.

Beberapa hari ini, perut bagian bawah Darlene sering terasa nyeri. Kenward sudah membuat janji dengan dokter spesialis untuk pemeriksaan besok pukul 9 pagi.

Sebenarnya, apa yang dia temukan malam ini belum tentu berarti apa-apa. Kalaupun dulu Kenward mendekatinya hanya untuk membalas dendam pada wanita lain, itu sudah terjadi sebelum mereka menikah.

Setelah menikah, meskipun Kenward tidak terlalu memperhatikannya, dia juga tidak pernah bersikap buruk. Setiap bulan uang belanja dan uang pribadi juga selalu dikirim tepat waktu.

Setiap ulang tahun atau hari raya, Kenward juga selalu memberinya hadiah. Tahun ini, dia mendapat setelan Burberry berwarna merah muda, meskipun warna itu justru yang paling dia benci.

Sebagai presdir Grup Bramantyo, tentu banyak wanita yang mendekatinya. Namun, selama tiga tahun menikah, Kenward tak pernah sekali pun dikabarkan berselingkuh.

Hanya sekali, akun gosip mengunggah foto Kenward bersama aktris muda yang sedang naik daun, tetapi segera diklarifikasi oleh tim PR perusahaan dan akun gosip itu langsung dihapus malam itu juga.

Darlene berguling ke sana sini di ranjang, berusaha menenangkan pikirannya. Kenward bukan berselingkuh, mungkin hanya tidak mencintainya sedalam yang dia harapkan.

Ibunya dulu sering berkata, "Pernikahan itu sebenarnya cuma kompromi. Kalau kamu beruntung menikah dengan orang yang kamu cintai, hargailah baik-baik."

Darlene memang selalu menghargai pernikahannya. Dia mencintai Kenward. Sejak usia 13 tahun, selama sepuluh tahun penuh. Namun, Kenward tidak tahu, bahkan sampai sekarang.

Darlene mengambil ponsel, membuka album pribadi dengan kode sandi. Album itu tidak pernah dia sentuh sejak menikah. Di dalamnya hanya ada satu foto.

Foto itu diambil di kantin. Pencahayaan redup dan suasananya suram, membuat orang langsung teringat pada ruang tahanan.

Tokoh utama foto itu adalah seorang gadis remaja dengan kawat gigi dan rambut berombak besar berwarna abu-abu. Siapa pun yang melihatnya mungkin tak akan mengenali bahwa gadis itu adalah Darlene.

Namun, semua pasti bisa mengenali remaja laki-laki di sudut belakang yang tampak penuh percaya diri itu. Kenward.

Itulah satu-satunya "foto bersama" mereka, kalau itu bisa disebut bersama.

Menjelang subuh, Darlene baru tertidur. Belum tiga jam, alarm sudah berbunyi.

Dengan mata panda, Darlene berdiri di depan gerbang Rumah Sakit Pusat menunggu Kenward. Udara pagi di awal musim semi masih dingin. Angin dingin membuat hidungnya meler.

Pukul 8.59 pagi, Darlene menerima pesan dari Kenward di WhatsApp.

[ Ada proyek darurat di kantor. Aku harus ke Negara Mikara, jadi nggak bisa menemanimu. Kamu masuk sendiri saja, aku sudah hubungi dokter spesialisnya. Aku akan pulang malam nanti. ]

Darlene merapatkan mantelnya dan melangkah masuk ke rumah sakit. Saat keluar, tangannya menggenggam hasil USG.

Tertulis bahwa dia sudah hamil dua bulan, tetapi mengalami tanda-tanda keguguran dini. Itu adalah kehamilan pertamanya, anak pertama mereka berdua.

Darlene menyentuh perutnya, senyumannya mengembang penuh kebahagiaan. Meskipun dokter bilang kondisinya belum parah, dia tetap harus berhati-hati menjaga kandungannya.

Darlene segera mengeluarkan ponsel, ingin memberi tahu Kenward kabar bahagia itu. Nada sambung terdengar berkali-kali. Hati Darlene berdebar antara gugup dan gembira.

Kenward ... seharusnya akan senang, 'kan? Sebelum kemarin malam, pertanyaan semacam itu tak akan pernah terlintas di benaknya.

Akhirnya, telepon diangkat.

"Halo, Sayang. Aku ...."

"Aku lagi rapat. Jangan ganggu kalau nggak penting."

Sambungan langsung terputus. Hanya nada sibuk yang bergema di telinganya.

Angin dingin berembus, membuat hatinya terasa hampa. Saat Darlene menurunkan ponselnya, sebuah notifikasi berita muncul di layar ....
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 100

    Belum sempat dia minum, gelas anggur itu sudah direbut oleh Kenward."Dia cuma karyawan kecil. Kalau Pak Devan harus berurusan dengan dia, itu sama saja dengan merendahkan diri." Kenward meneguk habis isi gelas itu."Ah, iya, iya, Pak Kenward benar. Kalau begitu, aku minum satu gelas lagi sebagai hukumannya." Devan juga menenggak segelas.Keduanya terus minum, sementara Darlene yang duduk di samping merasa sangat bosan. Setiap kali Devan mencari kesempatan untuk menjejalkan minuman ke Darlene, Kenward selalu menghentikannya.Darlene tidak pernah membayangkan akan ada hari di mana Kenward mau membantunya menolak minuman. Meskipun begitu, kemungkinan besar alasannya hanya karena tidak mau repot mengurus dirinya kalau sampai mabuk.Saat itu, pelayan mengetuk pintu ruang privat, membawa satu hidangan baru."Ini khusus aku pesan untuk Bu Darlene, pepaya rebus snow jelly. Bagus untuk kecantikan. Ayo, cepat dicoba."Selesai berbicara dan melihat Darlene tidak bergerak, Devan langsung mendesak

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 99

    Saka memarkir mobil, lalu ikut menyusul. Dia berjalan di belakang Kenward dan Darlene dengan tangan membawa tas dokumen.Darlene menyadari sesuatu, lalu menoleh dan bertanya kepada Kenward, "Kamu membawaku untuk membicarakan urusan bisnis?""Kalau bukan itu, apa lagi?" Kenward juga menoleh, beradu pandang dengan Darlene. "Masa kamu berharap aku membawamu untuk berkencan?"Darlene melihat jelas godaan dalam mata Kenward. Dia buru-buru memalingkan wajah. Senyuman Kenward yang menawan sedikit terangkat di sudut bibir.Tiga orang berjalan masuk ke hotel besar itu. Mereka menuju ruang privat yang sudah ditentukan.Hotel ini berbeda dari kebanyakan hotel mewah lainnya. Gaya dekorasinya sangat kental dengan nuansa kuno.Darlene mengikuti Kenward masuk ke ruang privat. Ruang ini berbentuk suite. Bagian luarnya seperti ruang makan besar di restoran kuno, dengan meja makan bundar berputar dari kaca yang sangat besar. Sedangkan bagian dalam suite lebih mirip kamar hotel, lengkap dengan lemari dan

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 98

    Darlene akhirnya mencari sebuah klinik kecil dan mendapatkan obat untuk mengurangi bengkak dan meredakan nyeri. Di sisi lain, Kenward memberinya cuti sakit bergaji selama lima hari. Tidak ada pemotongan gaji.Meskipun demikian, Darlene tidak akan menganggap itu karena Kenward peduli padanya.Walaupun wajahnya tidak perlu lima hari untuk kempes kembali, memberinya lebih banyak hari libur memang lebih mudah untuk meredakan gosip di perusahaan.Saat Darlene kembali bekerja, orang-orang yang membicarakannya memang jauh berkurang. Awalnya dia masih bingung, kemudian baru tahu ternyata Freddy sudah dipecat.Dengan latar belakang pendidikannya dan masa kerjanya di perusahaan, sebenarnya yang seharusnya dipecat adalah dirinya.Namun, surat pemecatan Freddy ditulis langsung oleh Kenward sehingga tidak ada satu pun di perusahaan yang berani banyak bicara.Mereka semua penasaran apa sebenarnya hubungan antara Kenward dan Darlene, tetapi karena takut terseret, mereka hanya bisa menahan diri di kan

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 97

    "Gianna!" Evelyn sangat bersemangat, tetapi langsung ditahan oleh Gianna."Pelankan suaramu.""Hari ini si Darlene pasti akan dipecat oleh Pak Kenward, benar-benar memuaskan sekali!"Gianna tidak memberi komentar. Semalam, dia mengirim foto yang diam-diam dia ambil, foto Freddy dan Darlene yang sedang saling tarik-menarik, kepada Evelyn.Namun, dia tetap pura-pura bertanya kepada Evelyn, "Bukankah Freddy punya istri? Apa hubungannya dengan Darlene?"Semua sesuai dugaannya. Keesokan harinya istri Freddy datang ke perusahaan mencari Darlene dan membuat keributan.Reputasi Darlene di perusahaan sekarang semakin buruk. Jika karena masalah ini dia dipecat oleh Kenward dan keluar dari Grup Bramantyo, itu akan sempurna sekali.Namun ....Gianna melihat arah yang dituju Kenward saat membawa Darlene pergi bukan menuju ruang rapat, melainkan menuju lift.Di dalam lift, Darlene juga mengira Kenward akan memecatnya. Namun, ternyata Kenward membawanya ke area parkir B2."Kita mau ke mana?" Darlene

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 96

    Sekarang sudah lewat tengah malam. Mungkin masih ada orang di bar, tetapi di dek sudah tidak ada siapa pun. Kecuali Darlene.Darlene datang sesuai janji dan melihat Freddy, staf penjualan itu. Katanya saat mereka berjalan-jalan di tempat wisata siang tadi, dia membantu Darlene memotret beberapa foto dan ingin mengirimkannya.Namun, Darlene merasa itu hanya alasan untuk menambah kontaknya. Keduanya mengobrol, lalu Freddy mengajaknya melihat pemandangan laut di dek. Darlene menolak tiga kali. Freddy sampai melakukan panggilan video dan akhirnya dia terpaksa setuju."Kamu ngotot banget minta aku keluar, ada urusan apa?" tanya Darlene langsung.Freddy kelihatan polos. Senyumannya pun tampak jujur. "Darlene, sebenarnya aku sudah lama memperhatikanmu di kantor."Kalimat pembuka itu membuat Darlene mengira Freddy ingin menyatakan cinta."Aku tahu aku nggak bisa dibandingkan dengan Pak Kenward ...."Freddy yang tiba-tiba menyebut Kenward, membuat ekspresi Darlene berubah."Tapi bulan depan aku

  • Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati   Bab 95

    Entah kenapa, Darlene tiba-tiba muncul rasa ingin bersaing. Dia mulai mempercepat gerakan. Orang itu sepertinya juga memahami maksud Darlene dan juga mulai mempercepat gerakan.Keduanya pun saling berlomba dan akhirnya Darlene terlambat selangkah.Ketika muncul kembali ke permukaan, Darlene melepas kacamata renangnya dan melihat ke jalur renang sebelah. Orang di jalur sebelah itu juga melepas kacamata renang dan memperlihatkan wajahnya."Kok kamu di sini?" Melihat Kenward, Darlene membelalakkan mata. "Kamu nggak pergi ke pesta dansa?""Pesta dansanya sudah lama selesai."Mendengar ucapan Kenward, barulah Darlene sadar kalau ternyata dia sudah berenang selama itu.Kenward yang berada di dalam air berbeda dengan saat siang hari di taman air. Dia tidak mengenakan atasan, hanya mengenakan celana renang. Bagian atas tubuhnya yang terekspos, terlihat berotot dan proporsional. Di kolam renang biru jernih, dia terlihat seperti pahatan marmer yang halus.Darlene tak menyangka dirinya berlomba d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status