Christina Yuan menyela pihak lain dengan tidak sabar, dan berkata dengan marah: "Oh? Jadi kau ingin membujukku untuk tinggal di sini, menikmati dapur yang hancur berantakan di luar jendela, kemudian merasakan bau gas yang tidak enak di udara, begitu ya?!""Tidak... Nyonya, Anda salah paham. Aku hanya khawatir kepergian Anda yang tiba-tiba akan mengganggu pekerjaan Tuan Willis, dan dia tidak akan puas."Saat penjaga itu berbicara, dia menundukkan kepalanya, menunjukkan rasa hormat padanya.Christina Yuan mendengus.Tori Li di sebelahnya berkata pada waktu yang tepat, "Nyonya, Tuan Willis benar-benar tidak suka diganggu di tempat kerja. Bagaimana kalau aku menemani Anda ke pulau-pulau terdekat lainnya untuk mencari udara segar?"Christina Yuan memiliki keengganan tertulis di matanya, tetapi dia terpaksa mengangguk dengan ujung pisau ke rompinya, menginstruksikan penjaga: "Kalau begitu lakukan seperti yang dikatakan pelayanku! Siapkan perahu untukku!""Tapi ..." Penjaga itu ingin mengatak
Pelayan itu berkata, "Tolong izinkan aku menemani Anda. Jika Anda merasa tidak nyaman, aku dapat membantu Anda sesegera mungkin."“Nyonya, Hina benar. Dalam keadaan darurat, keterampilan medisnya dapat memastikan keselamatan Anda dan anak Anda.” Penjaga di belakangnya berkata setuju.Tori Li tidak bisa menahan menyipitkan matanya, pelayan ini sedikit menarik, dia masih memiliki keterampilan medis?Namun, membawa satu orang lagi berarti satu masalah lagi untuk dipecahkan nanti.Tori Li hendak memberi isyarat kepada Christina Yuan, tetapi yang terakhir berkata kepada pelayan di depannya, "Oke, kau bisa ikut dengan kami."Langkah ini membuat Tori Li sedikit tidak puas, mungkinkah Christina Yuan mencoba memainkan trik?Tetapi di depan begitu banyak orang, dia tidak banyak bicara, dan itu hanya pelayan tambahan, dia yakin bahwa dia dapat dengan mudah menyelesaikan pihak lain.Kelompok itu terus berjalan menuju bagian belakang manor.Tori Li mungkin tahu ke mana mereka pergi.Hari-hari ini d
Terjadi pertempuran sengit di antara Tori dan pengawal kekar yang memiliki tinggi sekitar 1,9 meter. Demi melindungi diri sendiri, pelayan memungut pisau belati yang terjatuh di samping dan menyembunyikannya di dalam rok secara diam-diamBeberapa menit kemudian, akhirnya pertempuran pun berakhir. Tori mencekik pengawal itu sampai mati. Adegan ini sangat brutal dan menyeramkan.Tori berkeringat, wajahnya yang cantik terlihat sangat dingin dan menakutkan. Bahkan, Christina yang berdiri di samping pun tercengang.Meskipun sudah lebih tenang, pelayan terlihat sangat gugup dan terkejut. Tanpa sadar, dia hampir berlari dan bersembunyi di belakang Christina.Pelayan ini bergidik saat Tori memandang ke arahnya. Untuk mengalihkan perhatian, pelayan mendorong Christina, lalu bergegas kabur.Untungnya Tori sangat sigap, dia langsung menahan tubuh Christina agar tidak terjatuh. Tori menatap pelayan sambil berbicara dengan dingin, "Masih ingin kabur?"Begitu melihat pelayan yang hendak kabur, sebu
Meskipun mereka berasal dari negara yang sama, pelayan ini bukanlah orang baik. Tori sudah pernah dikhianati oleh orang sebangsanya. Sekarang, dia hanya ingin membawa Christina pulang dan menyelesaikan misi ini. Dia tidak mau terlibat dalam penyelamatan rekan sebangsa.Tori menjawab dengan tegas dan dingin, "Tidak boleh! Kalau kamu tidak tega membunuhnya, aku akan membuangnya ke laut. Intinya, aku tidak bisa membiarkan pelayan ini ikut bersama kita.""Kamu ...." Wallace mengerutkan alis dan wajahnya terlihat masam. Akhirnya, dia menunjukkan sikap sebagai seorang pemimpin, lalu berkata dengan dingin, "Aku telah membantumu. Kamu tidak punya hak untuk memerintahku!""Wal ...." Saat Tori hendak memarahi Wallace, dia baru menyadari bahwa selagi mereka sedang bertengkar, Christina mencoba kabur dengan cara melompat dari jendela.Tori mengernyit, lalu bergegas ke sisi Christina dan menyeretnya sambil berteriak, "Jangan macam-macam! Kamu ingin mati, ya?"Suara Tori terdengar dingin dan kejam.
"Bagaimana kamu ...." Wallace cukup terkejut begitu mendengar ucapan Tori. Apalagi, dia sampai tertegun saat melihat raut wajah Tori yang sangat serius.Seketika, banyak pertanyaan yang muncul di dalam benak Wallace.Siapa sebenarnya Tori? Dia tidak hanya mengetahui identitas Wallace, tapi juga mengetahui niatnya untuk datang mencari Jose ....Begitu menatap mata Wallace, Tori langsung mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.Namun, Tori tidak berniat untuk mengungkap identitasnya sekarang. "Kamu akan mengetahui identitasku setelah kita kembali ke ibu kota. Sekarang, kita harus segera meninggalkan tempat ini. Kalau Willis berhasil mengejar kita, kita tidak akan bisa meloloskan diri."Wallace terdiam sejenak. Dia menggertakkan gigi dan memperingati Tori, "Aku mengizinkanmu untuk memanggil namaku, tapi jangan bersikap semena-mena."Setelah berbicara, Wallace kembali ke kokpit dengan wajah dingin."Dasar pemarah!" Tori tersenyum dan mengikuti Wallace kembali ke kokpit.Daripada menemani
"Kamu ...." Christina ingin bertanya, tapi dia langsung mengurungkan niat tersebut begitu melihat pelayan yang mengamati gelang dengan serius.Beberapa menit telah berlalu. Suasana terasa hening, Christina tidak berani bertanya karena takut akan mengganggu konsentrasi pelayan.Setelah beberapa saat, pelayan menatap Christina dan berkata dengan ragu, "Hmm ... sepertinya gelang ini bukan bom.""Bukan bom?" Christina tertegun sejenak. "Kamu yakin? Ah, aku merasa lega."Christina baru hendak merasa senang, tetapi pelayan malah membunuh harapannya. "Aku tidak yakin, hanya menebak saja."Seketika, wajah Christina langsung berubah menjadi masam. Raut wajahnya terlihat sangat cemas."Tapi aku bisa mencoba untuk melepaskannya," lanjut pelayan."Sungguh? Emm, apakah akan berbahaya?" tanya Christina.Pelayan tidak berani menjawab pertanyaan ini, dia hanya berkata, "Ada dua cara. Yang pertama adalah merusak tombol gelang ini, lalu melepaskannya dari tanganmu. Kalau gelang ini memang bom dan memili
Tori berusaha untuk melepaskan diri, tapi ikatan tali pinggang Wallace sangat kuat sehingga dia tidak bisa melepaskannya dengan mudah.Tori mengamuk dan memelototi Wallace. "Wallace, lepaskan aku!"Namun, Wallace bahkan tidak memalingkan wajah. Dia bersikap seolah tidak mendengar panggilan Tori. Wallace fokus memegang kendali kapal dan menatap lurus ke depan.Sepuluh menit kemudian, sebuah perahu kecil berlayar mendekati kapal mereka."Wallace!" Kedua teman Wallace melambaikan tangan.Wallace mengangguk dan menghentikan kapal pesiar.Awalnya Tori heran melihat kedua orang yang melambaikan tangan, tapi akhirnya dia pun segera mengerti. Ternyata Wallace datang untuk menjemput teman-temannya.Kenapa tidak mengatakannya sejak awal?Tori tersenyum dingin dan berkata, "Temanmu sudah datang. Apakah kamu bisa melepaskanku sekarang? Tanganku kesakitan."Wallace melirik Tori sambil menjawab dengan dingin, "Rasakan!"Tori merasa ada yang janggal, dia terdiam dan merenung sebentar. Apakah Wallace
Seiring desiran ombak, Wallace melihat sehelai pakaian yang mengambang dan terbawa arus.Sembari memandang punggung Wallace, pelayan hendak memanggilnya, "Wal ...."Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pelayan malah melihat Wallace juga melompat ke dalam laut.Pelayan tersentak! Ketika hendak memeriksa kondisi Wallace, dia melihat sebuah kapal besar yang tertancap bendera hitam, sedang berlayar mendekat. Itu adalah armada Willis!Pelayan melangkah mundur, dia sangat ketakutan.Tori dan kedua teman Wallace tercengang saat mendengar suara Wallace yang melompat ke dalam laut.Di saat bersamaan, pelayan berlari menghampiri dan berkata, "Gawat! Armada Willis sudah mendekat. Dalam waktu tiga menit, mereka akan tiba di sini."Tori menatap tali pengikat yang dipotong oleh pelayan ini. Dia merasa curiga, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas hal ini.Meskipun pelayan memperingati mereka, Tori tidak melihat armada Willis.Namun, salah seorang teman Wallace yang berdiri di ujun