Meskipun mereka berasal dari negara yang sama, pelayan ini bukanlah orang baik. Tori sudah pernah dikhianati oleh orang sebangsanya. Sekarang, dia hanya ingin membawa Christina pulang dan menyelesaikan misi ini. Dia tidak mau terlibat dalam penyelamatan rekan sebangsa.Tori menjawab dengan tegas dan dingin, "Tidak boleh! Kalau kamu tidak tega membunuhnya, aku akan membuangnya ke laut. Intinya, aku tidak bisa membiarkan pelayan ini ikut bersama kita.""Kamu ...." Wallace mengerutkan alis dan wajahnya terlihat masam. Akhirnya, dia menunjukkan sikap sebagai seorang pemimpin, lalu berkata dengan dingin, "Aku telah membantumu. Kamu tidak punya hak untuk memerintahku!""Wal ...." Saat Tori hendak memarahi Wallace, dia baru menyadari bahwa selagi mereka sedang bertengkar, Christina mencoba kabur dengan cara melompat dari jendela.Tori mengernyit, lalu bergegas ke sisi Christina dan menyeretnya sambil berteriak, "Jangan macam-macam! Kamu ingin mati, ya?"Suara Tori terdengar dingin dan kejam.
"Bagaimana kamu ...." Wallace cukup terkejut begitu mendengar ucapan Tori. Apalagi, dia sampai tertegun saat melihat raut wajah Tori yang sangat serius.Seketika, banyak pertanyaan yang muncul di dalam benak Wallace.Siapa sebenarnya Tori? Dia tidak hanya mengetahui identitas Wallace, tapi juga mengetahui niatnya untuk datang mencari Jose ....Begitu menatap mata Wallace, Tori langsung mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.Namun, Tori tidak berniat untuk mengungkap identitasnya sekarang. "Kamu akan mengetahui identitasku setelah kita kembali ke ibu kota. Sekarang, kita harus segera meninggalkan tempat ini. Kalau Willis berhasil mengejar kita, kita tidak akan bisa meloloskan diri."Wallace terdiam sejenak. Dia menggertakkan gigi dan memperingati Tori, "Aku mengizinkanmu untuk memanggil namaku, tapi jangan bersikap semena-mena."Setelah berbicara, Wallace kembali ke kokpit dengan wajah dingin."Dasar pemarah!" Tori tersenyum dan mengikuti Wallace kembali ke kokpit.Daripada menemani
"Kamu ...." Christina ingin bertanya, tapi dia langsung mengurungkan niat tersebut begitu melihat pelayan yang mengamati gelang dengan serius.Beberapa menit telah berlalu. Suasana terasa hening, Christina tidak berani bertanya karena takut akan mengganggu konsentrasi pelayan.Setelah beberapa saat, pelayan menatap Christina dan berkata dengan ragu, "Hmm ... sepertinya gelang ini bukan bom.""Bukan bom?" Christina tertegun sejenak. "Kamu yakin? Ah, aku merasa lega."Christina baru hendak merasa senang, tetapi pelayan malah membunuh harapannya. "Aku tidak yakin, hanya menebak saja."Seketika, wajah Christina langsung berubah menjadi masam. Raut wajahnya terlihat sangat cemas."Tapi aku bisa mencoba untuk melepaskannya," lanjut pelayan."Sungguh? Emm, apakah akan berbahaya?" tanya Christina.Pelayan tidak berani menjawab pertanyaan ini, dia hanya berkata, "Ada dua cara. Yang pertama adalah merusak tombol gelang ini, lalu melepaskannya dari tanganmu. Kalau gelang ini memang bom dan memili
Tori berusaha untuk melepaskan diri, tapi ikatan tali pinggang Wallace sangat kuat sehingga dia tidak bisa melepaskannya dengan mudah.Tori mengamuk dan memelototi Wallace. "Wallace, lepaskan aku!"Namun, Wallace bahkan tidak memalingkan wajah. Dia bersikap seolah tidak mendengar panggilan Tori. Wallace fokus memegang kendali kapal dan menatap lurus ke depan.Sepuluh menit kemudian, sebuah perahu kecil berlayar mendekati kapal mereka."Wallace!" Kedua teman Wallace melambaikan tangan.Wallace mengangguk dan menghentikan kapal pesiar.Awalnya Tori heran melihat kedua orang yang melambaikan tangan, tapi akhirnya dia pun segera mengerti. Ternyata Wallace datang untuk menjemput teman-temannya.Kenapa tidak mengatakannya sejak awal?Tori tersenyum dingin dan berkata, "Temanmu sudah datang. Apakah kamu bisa melepaskanku sekarang? Tanganku kesakitan."Wallace melirik Tori sambil menjawab dengan dingin, "Rasakan!"Tori merasa ada yang janggal, dia terdiam dan merenung sebentar. Apakah Wallace
Seiring desiran ombak, Wallace melihat sehelai pakaian yang mengambang dan terbawa arus.Sembari memandang punggung Wallace, pelayan hendak memanggilnya, "Wal ...."Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pelayan malah melihat Wallace juga melompat ke dalam laut.Pelayan tersentak! Ketika hendak memeriksa kondisi Wallace, dia melihat sebuah kapal besar yang tertancap bendera hitam, sedang berlayar mendekat. Itu adalah armada Willis!Pelayan melangkah mundur, dia sangat ketakutan.Tori dan kedua teman Wallace tercengang saat mendengar suara Wallace yang melompat ke dalam laut.Di saat bersamaan, pelayan berlari menghampiri dan berkata, "Gawat! Armada Willis sudah mendekat. Dalam waktu tiga menit, mereka akan tiba di sini."Tori menatap tali pengikat yang dipotong oleh pelayan ini. Dia merasa curiga, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas hal ini.Meskipun pelayan memperingati mereka, Tori tidak melihat armada Willis.Namun, salah seorang teman Wallace yang berdiri di ujun
Pelayan yang berada di atas perahu masih terus mengamati kapal dari kejauhan.Kenapa kapal masih tak kunjung menyusul? Pelayan terlihat semakin cemas.Akhirnya, pelayan tidak tahan dan berkata, "Apakah pantas kita meninggalkan mereka seperti ini? Apakah kalian tidak ingin kembali dan membantu mereka?"Salah satu teman Wallace menjawab, "Aku memercayai Wallace.""Willis adalah penguasa perairan ini. Mereka arogan dan berjumlah sangat banyak." Suara pelayan terdengar serius dan khawatir."Memangnya, bantuan apa yang bisa kita berikan? Satu-satunya yang bisa kita lakukan hanya ...." Orang yang bertugas mengemudikan perahu menimpali, "Mematuhi perintah Ketua Li dan membawamu kembali."Pelayan terdiam, seolah setuju dengan pernyataan tersebut.Namun, sikap pelayan berhasil menarik perhatian kedua teman Wallace. "Bukankah kamu bekerja untuk Willis? Kenapa kamu begitu mengkhawatirkan Wallace?"Pelayan tersenyum pahit. "Aku dipaksa untuk bekerja kepada Willis. Sebenarnya aku juga ingin melarik
Setelah mereka bertiga sepakat, perahu langsung berlayar ke arah yang ditunjuk oleh Christina.Di sisi lain ....Kapal-kapal besar yang mengibarkan bendera hitam mulai mengepung dari berbagai sisi.Tori tidak dapat melarikan diri lagi. Akhirnya, dia mematikan mesin dan menghentikan kapal.Saat pengawal Willis mulai mendekati kapal, Tori menarik napas dalam-dalam dan melompat ke dalam laut."Nyonya tidak berada di dalam kapal, mereka pasti sudah kabur! Bunuh mereka! Bunuh mereka!" Terdengar raungan yang disusul dengan suara gemeresik.Ternyata pengawal Willis menembakkan peluru ke dalam air. Mereka ingin membunuh Tori.Tiba-tiba, sebuah peluru menembus tubuh Tori. Dia merasa sangat kesakitan.Seketika, air laut berubah menjadi warna merah dan menghalangi pandangan Tori. Tubuh Tori bergetar, gerakan yang awalnya cepat pun melambat. Seluruh tubuhnya terasa tak bertenaga.Perlahan-lahan, air laut menyeret dan menenggelamkan tubuhnya.Di saat bersamaan, sebuah kapal besar berlayar mendekati
Christina tertegun. Jangan-jangan ... orang yang menunggunya adalah ....Hannes menatap Christina dengan tatapan curiga, tapi dia tidak berusaha untuk menyembunyikan apa pun. Sebaliknya, Hannes malah menceritakan semuanya kepada Christina.Setelah mengetahui semuanya, akhirnya Christina bersedia naik ke kapal Hannes dan pergi bersamanya.Di sisi lain.Pengawal Willis telah mencari sedalam beberapa ratus meter, tapi mereka tak kunjung menemukan jasad Tori. Mereka kembali mencari sekali lagi dan masih tidak menemukan apa-apa. Akhirnya, mereka pun pergi dan terpaksa menyerah.Sesaat armada Willis pergi, sebuah kapal militer berlogo Angkatan Laut Negara Sanggola berlayar mendekat. Kedua teman Wallace berdiri di atas sambil menatap laut yang luas. Ekspresi mereka terlihat sangat cemas. "Di mana mereka? Apakah Wallace tertangkap oleh pengawal Willis?""Kita datang terlambat ...." Mereka berdua saling bertatapan dan merasa bersalah.Seharusnya mereka bergerak lebih cepat dan tidak membuang-bu