Share

Bibit Cemburu

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-01 20:39:17

Wanita itu, berjalan santai menghampiri Angga. Setiap gestur yang–tidak sengaja–dia tunjukkan, seakan memperjelas tahtanya di rumah ini. Jantung Nova nyaris mencelos kala matanya melihat keakraban yang melibatkan wanita itu dengan Angga.

Kedekatan yang nyaris tak berjarak untuk sebuah pertemanan, dan terlalu intim untuk sebuah hubungan lebih dari sekedar teman.

“Hei! Tentu aku merindukan kalian,” jawab Angga. Kata-katanya semakin menohok batang tenggorokan Nova. “Terlebih pada putri kecil ini.”

Di tempatnya, Nova memperhatikan setiap interaksi kecil di antara tiga orang di depannya. Percikan api meletup di matanya. Rasa tidak suka tergambar jelas di sana tapi dia memilih diam.

“Papa, Celva kangen Papa!” celoteh anak perempuan dalam gendongan wanita tadi. Membuyarkan segala perasaan tak nyaman yang sempat hinggap di hatinya.

Gadis kecil itu beralih ke pangkuan Angga. Sepersekian detik mata Nova merekam dengan jelas bagaimana interaksi Angga dengan gadis kecil yang telah ditinggalk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Keyakinan Semu

    Di bawah langit malam yang gelap, Nova berlindung menutupi air matanya yang jatuh satu per satu ke pipi. Tidak peduli seberapa nyeri angin malam.menghunus kulitnya, dia tetap berdiri di sana. Halaman belakang yang dia rindukan sejak lama. Tempat di mana dulu selalu menjadi peraduannya kala gundah. Kedua tangannya saling bertaut memeluk tubuh, matanya menatap lurus pada puluhan tangkai bunga mawar beraneka warna yang bergoyang diterpa angin dan tanpa usaha menyanggah. Kontras dengan ketenangan itu, Nova tengah bergulat dengan kepalanya yang berisik. Suara Celva yang menolak keras dirinya terus berputar, bersama dengan rasa bersalah kembali menghujam dadanya. Sebagai seorang ibu, sesak atas penolakan anak sendiri bukanlah hal yang bisa dielak. Terlebih setelah Nova tahu, dia telah menjadi terlalu egois dengan meninggalkan anak itu bertahun-tahun dalam kebingungan. “Ternyata kamu di sini.” Sebuah suara berat menggeser bola mata Nova ke samping. Tempat di mana bayangan seorang pria be

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Bibit Cemburu

    Wanita itu, berjalan santai menghampiri Angga. Setiap gestur yang–tidak sengaja–dia tunjukkan, seakan memperjelas tahtanya di rumah ini. Jantung Nova nyaris mencelos kala matanya melihat keakraban yang melibatkan wanita itu dengan Angga. Kedekatan yang nyaris tak berjarak untuk sebuah pertemanan, dan terlalu intim untuk sebuah hubungan lebih dari sekedar teman. “Hei! Tentu aku merindukan kalian,” jawab Angga. Kata-katanya semakin menohok batang tenggorokan Nova. “Terlebih pada putri kecil ini.” Di tempatnya, Nova memperhatikan setiap interaksi kecil di antara tiga orang di depannya. Percikan api meletup di matanya. Rasa tidak suka tergambar jelas di sana tapi dia memilih diam. “Papa, Celva kangen Papa!” celoteh anak perempuan dalam gendongan wanita tadi. Membuyarkan segala perasaan tak nyaman yang sempat hinggap di hatinya. Gadis kecil itu beralih ke pangkuan Angga. Sepersekian detik mata Nova merekam dengan jelas bagaimana interaksi Angga dengan gadis kecil yang telah ditinggalk

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   My Heart Landed In Jakarta

    Empat jam sisa penerbangan sebelum mendarat di Jakarta dilalui Angga, Nova, bahkan Chris dalam keheningan. Namun, dibanding Chris yang tidak mendapatkan efek apapun dari tragedi tadi, ada Angga yang kini melangkah di sepanjang lounge bandara dengan segala pikiran berkecamuk. Meski begitu, perhatiannya terhadap Nova dan bayi mungil, Noah, tetap menjadi prioritasnya. Ia memastikan setiap hal berjalan dengan lancar dan dua orang itu selalu berada dalam keadaan nyaman. Mereka sudah mendarat di Jakarta. Lalu lalang orang-orang di sekitar mereka sempat membuat Angga kesulitan untuk mengawasi Nova dan Noah. “Kenapa kau tidak menugaskan pengawal untuk berjaga, huh?” ucap Angga pada Chris di depannya, memimpin langkah mereka keluar dari lounge. Wajah pria itu memucat, “Maaf, Tuan. Aku pikir kita akan pulang dengan jet pribadi milikmu,” sahut Chris. Resiko pekerjaan menjadi tangan kanan Angga, ia harus mengingat dan peka akan segala detail hal tentang bosnya itu. Tidak hanya Angga, ia juga h

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Kenyataan yang Tidak Terduga

    Angga duduk termangu di kursinya. Gelisah di dadanya mulai berubah menjadi pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata. Beberapa kali ia menampar pipinya, hanya demi merasakan sakit di sana. Ini bukan mimpi. Apa yang ia dengar dari Nova tadi nyata adanya. Disaat Angga berperang dengan pikirannya sendiri, seseorang di sampingnya terlelap dalam tidur. Setelah melewati momen menegangkan karena Noah yang rewel, Nova terlelap kelelahan. Sekilas Angga memperhatikan setiap hal yang membuat dunia Angga jungkir balik karenanya. “Permisi, Tuan. Apakah Anda ingin segelas teh atau kopi?” Suara lembut pramugari membyarkan semua lamunan Angga beserta bayangan tentang Nova di kepalanya. Ia menoleh dan mendapati seorang wanita cantik, dengan pakaian serba ketat berwarna biru dan sanggul rabut yang rapi dan lici. Tidak lupa senyum ramah yang merupakan sebuah kewajiban dalam pertunjukan selama penerbangan Seoul ke Jakarta. Angga tersenyum tipis membalas sapaan itu. Kopi bukan

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Selamat Tinggal Korea

    Di lobi bandara, tiga orang berdiri sambil menyibukkan diri menata perasaan masing-masing. Selain tiga orang itu, ada Chris yang sibuk menurunkan koper bersama supir pribadi Mario. Sesekali pria itu mengecek ponsel, memastikan mereka tidak datang terlambat. “Semuanya sudah siap, Tuan. Kita bisa masuk sekarang,” ucap Chris. Di balik jas fit body yang dia kenakan, Chris nampak lebih gagah hari ini. Angga menoleh padanya, “Baiklah kalau begitu kita pergi sekarang.” Ia mendekati Mario dan Nova yang kini sedang berbicara serius. “Nova, sudah waktunya kita berangkat,” kata Angga. Ia juga beralih pada Mario, “Dan Mario, terima kasih karena sudah membantu kami sejauh ini,” ucap Angga kemudian meraih pundak Nova mendekat padanya. Seakan ia benar-benar ingin menunjukkan bahwa Nova adalah miliknya. Mario menelisik setiap gelagat Angga yang terlihat semakin posesif. Sorot matanya menyimpan banyak arti yang tidak bisa diterjemahkan oleh Angga. Lalu, seulas senyum tipis terukir di wajah Mario.

  • Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku   Terjebak Dalam Belenggu Dosa

    Semilir angin menerpa wajah Nova , terasa menyegarkan namun tidak mampu mengangkat sedikit beban berat yang sedang ia pikul saat ini. Ia duduk sendirian di taman yang terhubung langsung dengan kolam renang gedung apartemen Mario seorang diri. Pandangannya mengedar, memperhatikan aktivitas penghuni lain gedung ini yang berlalu lalang di depannya. Di mata Nova, mereka terlihat seperti hidup tanpa beban. bebas tertawa dan bertukar senyum dengan orang-orang yang mereka cintai. “Apakah mereka begitu menikmati hidup mereka?” Nova berkata lirih. Pada angin, pada percikan air kolam yang berterbangan tipis dan mengenai wajahnya. Kini ia berada di tengah-tengah orang-orang individualis. Mereka hanya akan mengurus permasalahan hidup mereka sendiri alih-alih menaruh simpati pada sosok yang duduk sendirian di kursi taman seperti Nova. Di saat sendiri seperti ini, Nova tidak bisa mengendalikan pikirannya. Bayangan masa lalu kelam terus menerus mengisi setiap sudut pikiran Nova tanpa ampun. Seper

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status