Share

Bab 6

Duduk seraya menikmati pertunjukan renang gaya batu, Fariz tahu jika Nesya tidak bisa berenang, padahal dulu beberapa kali Fariz pernah mengajarinya. Selang beberapa menit kemudian, ia melepas kausnya kemudian menceburkan diri ke kolam. Mengangkat Nesya yang sudah pingsan, lelaki itu menggerutu.

“Menyusahkan saja!” membaringkan Nesya di tepi kolam, Fariz menekan dada Nesya, merasa tak ada pergerakan dari gadis itu, Fariz memberikan nafas buatan kepadanya.

Nesya terbatuk, bersamaan dengan air yang keluar dari mulutnya. Sontak dia memeluk tubuh kekar itu, menangis sejadi-jadinya dengan tubuh yang menggigil. Nesya benar-benar takut, jiwanya terasa tertekan. Fariz mendorong tubuh yang basah kuyup itu, ditariknya tangan Nesya agar dia berdiri, kini Fariz benar-benar tak punya hati.

“Hentikan kak..” pinta Nesya saat Fariz kembali mengguyurnya dengan air dingin di kamar mandi.

“Berapa kali aku bilang hah? Apa telingamu sudah tidak berfungsi? Jangan panggil aku kakak!” tangan kekarnya menarik kuat telinga Nesya.

Nesya terus meronta dengan sisa tenaganya, bibir tipisnya terus memohon ampun, hingga satu kalimat menohok membuat Fariz tersenyum.

“Bunuh aku sekarang kak...” lirih Nesya namun terdengar jelas oleh Fariz.

“Hah! Nggak semudah itu sayang... Aku akan membunuhmu setelah dendamku terbalaskan!” menarik rambut Nesya kemudian membawanya keluar dalam keadaan telanjang.

“Kak.. Aku lapar,” cicit Nesya seraya menundukkan kepalanya, takut jika Fariz akan memukulnya.

“Apa?? Coba katakan sekali lagi! Aku tidak dengar,” mensejajarkan telinganya dengan wajah Nesya, namun Nesya bungkam.

“CEPAT KATAKAN!!” bentak Fariz membuat Nesya tersentak.

“A-aku lapar!” meremas ujung kausnya, Nesya menitikkan air matanya.

“Apa sekarang kamu gagap?” Fariz mengangkat dagu Nesya kemudian tergelak saat mendengar perut Nesya yang terus berbunyi.

“Tunggu sebentar! Aku akan mengambil makanan untukmu,”

Nesya mengerutkan keningnya, namun ia menurut saja. Perutnya sudah sangat-sangat lapar, dia hanya sarapan roti dan sekarang hari sudah menjelang malam.

“Habiskan!”

“T-tapi kak..” Nesya menggeleng samar, melihat hidangan yang ia tidak bisa memakannya, batinnya menjerit, Fariz mengetahui semua tentang Nesya, dan kini dia menjadikan hal itu sebagai senjata untuk menyiksa Nesya.

Fariz mencengkeram rahang Nesya kemudian memasukkan nasi beserta ikan ke mulut gadis itu, menutup mulut Nesya saat ia ingin memuntahkannya.

“Telan atau kamu nggak makan tiga hari!” ancamnya membuat Nesya menurut, menelan makanan itu bersamaan dengan air matanya yang menetes.

Fariz merasa puas dan terus melanjutkan aksinya, dia tidak sabar menunggu reaksi Nesya. Laki-laki itu tahu jika Nesya memiliki alergi terhadap makanan laut, namun kini dia sengaja memberikan menu seperti itu karena ingin menyiksa Nesya.

“Gadis pintar! Sekarang tidurlah, ingat jika besok kita akan menikah,” ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Nesya yang sudah mulai gusar, sesekali ia tampak menggaruk bagian tubuhnya yang terasa gatal.

“Gatal..” tangannya tidak bisa diam, jika Fariz yang dulu pasti akan melarang Nesya untuk menggaruknya, namun kini dia malah diam seraya merekam aksi Nesya.

“Kak Abi...” lirihnya, kulitnya terasa panas, bersamaan dengan bintik-bintik merah yang bermunculan di kulit putihnya.

“Kenapa berhenti? Apa perlu aku bantu?” Fariz menyingkap kaus Nesya, dengan semangat ia menggaruk punggung Nesya. Fariz tahu jika dengan menggaruk bagian yang gatal akan membuat itu semakin parah.

Nesya benar-benar tersiksa, ia berteriak sekuat-kuatnya. Tubuhnya mengejang, ia terlihat seperti cacing kepanasan. Rasanya lebih baik dia menahan rasa lapar ketimbang seperti ini, hingga malam semakin larut, Nesya benar-benar tidak tahan, nafasnya naik turun, melirik Fariz yang sudah tertidur pulas di sebelahnya, mata Nesya mulai terpejam namun rasa gatal itu makin menjadi, kepalanya mendadak pusing, hingga akhirnya Nesya tak sadarkan diri. Fariz yang hanya berpura-pura tidur pun melihat Nesya, ada perasaan iba melihat gadis itu seperti ini, namun sesegera mungkin dia tepis dan memilih untuk tidak peduli. Fariz pun beranjak dari kamar Nesya kemudian mengirimkan video hasil rekamannya pada Abi menggunakan nomor yang berbeda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status