Share

Bab 3. Aku Setuju

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2023-07-21 21:23:11

Darren bisa melihat sosok Audi berjalan ke arahnya dengan langkah gontai. Ada sesuatu yang penting, yang sepertinya sudah dokter sampaikan kepada mantan istrinya itu.

"Bagaimana, Mbak?" tanya Bagas yang menunggu informasi selanjutnya mengenai kondisi sang mama.

Audi masih tetap diam. Ia hanya menatap adiknya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Mbak?" Kembali Bagas memanggil.

Di sisi lain, Darren justru masih terlihat santai dengan posisi duduk yang belum berubah. Ia masih memilih diam hingga perempuan itu berjalan dan berdiri di depannya.

Dengan kedua tangan disilangkan di depan dada, Darren menatap Audi. Ia masih menunggu hal apakah yang akan mantan istrinya itu katakan.

"Aku setuju!" ucap Audi sembari menatap Darren dengan mata berkaca-kaca.

Tak perlu menanyakan keyakinan pada diri Audi sebab Darren seperti khawatir perempuan di depannya berubah pikiran, ia segera berdiri lalu menarik tangan Audi meninggalkan tempat tersebut.

Melihat apa yang terjadi di depannya, Bagas hanya bisa melongo. Ia bingung dan tak tahu apa yang terjadi. Kakaknya malah pergi dan ia ditinggalkan sendiri —berdua dengan Zain, asisten pribadi Darren yang kini terlihat menerima panggilan telepon.

"Ya, Pak!"

'Urus semua keperluan Mama Marissa. Aku serahkan padamu sampai semuanya selesai!'

"Baik, Pak. Saya mengerti!"

Setelah itu Zain menutup panggilannya.

Menatap Bagas yang tampak kebingungan, Zain memilih untuk mengajak lelaki itu menemui dokter yang tadi Audi temui.

"Menemui dokter?" tanya Bagas yang pastinya kebingungan.

"Ya."

***

Sebuah kamar di salah satu hotel yang letaknya tak jauh dari rumah sakit tempat di mana Marissa berada, Darren membawa Audi ke sana.

Lelaki itu tidak tahu jika saat ini mantan istrinya terlihat panik dan ketakutan.

"Darren, kenapa kamu bawa aku ke sini?" tanya Audi yang akhirnya bisa bersuara setelah mereka tiba di dalam kamar tersebut.

Audi tampak spontan mengangkat kedua tangan dan mencoba menutupi bagian depan tubuhnya. Ia seperti takut jika Darren akan berbuat macam-macam padanya, dan ternyata itu terbukti sekarang.

Darren langsung mendorong tubuh Audi ke dinding. Tanpa permisi, lelaki itu langsung mendaratkan ciumannya di bibir sang mantan istri.

"Ah, Darr!" desah Audi yang seketika terhenti sebab aksi bungkaman yang Darren lakukan di bibirnya.

Sekian detik Darren berhasil mereguk kenikmatan atas bibir Audi yang menurutnya terasa berbeda dari yang pernah ia rasakan saat masih menjadi pasangan suami istri dulu. Lebih manis dan candu sekarang.

"Hentikan, Darren!" teriak Audi setelah Darren melepas ciumannya.

Terdengar napas yang tersengal sebab ciuman memabukkan yang tanpa sadar Darren lakukan. Audi yang sudah lama tidak pernah melakukan hal itu, tampak kepayahan.

Plak!

Sebuah tamparan Audi layangkan di pipi Darren setelah ia tersadar. Hal itu malah membuat Darren tersenyum sinis, kemudian mengulangi aksi serupa seperti sebelumnya.

Menyadari ada tetesan air mata yang jatuh di pipi Audi, Darren tetap melanjutkan seolah tak memiliki rasa. Bahkan, ia juga mendapatkan perlawanan sekarang. Perempuan itu tidak menyerah dan mencoba supaya ia menghentikan aksinya tersebut.

Namun, tenaga Audi jelas kalah jauh bila dibandingkan dengan tenaga Darren. Lelaki itu -sejak dulu memang memiliki tenaga luar biasa, seolah tak terkalahkan. Hasil dari olah raga, gym yang ia lakukan rutin, juga berenang yang membuatnya selalu tampak keren di mata perempuan mana pun yang pernah melihatnya, kini terbukti mampu membuat sang mantan istri menyerah atas aksinya.

Perlahan Audi menyudahi aksi pemukulannya di dada Darren. Situasi yang menguntungkan lelaki itu yang kini mengangkat kedua tangan mantan istrinya ke atas kepala.

'Darren,' lirih Audi di tengah aksi ciuman itu yang masih berlangsung.

Suara yang hanya terdengar seperti gumaman di dalam mulut jelas Darren sadari dan itu malah membuatnya semakin semangat. Respon Audi menurutnya sudah hanyut juga terlena.

Feeling Darren benar. Aksi yang berlangsung lama itu membuat kedua kaki Audi akhirnya tak kuat menopang lama. Ciuman itu membuat jiwa Audi seketika kosong karena Darren melakukannya seperti rasa ingin memiliki yang begitu kuat. Ia tak tahu kenapa Darren begitu. Hanya saja ia merasa harus menghentikan aksi tersebut sebab dirinya yang belum siap menghadapi aksi selanjutnya.

Namun, posisinya saat ini yang mana didorong oleh Darren sampai menempel ke tembok, lalu tak adanya pertahanan diri sebab kedua tangan yang terkunci di atas kepala, membuat keinginan Audi hanya mimpi belaka. Seketika ia hanya bisa pasrah sampai Darren puas dengan apa yang dilakukannya sekarang.

"Ah!" pekik Darren di saat Audi menjalankan ide di detik terakhir pikirannya yang sudah buntu. Ia menggigit bibir mantan suaminya itu supaya menghentikan aksi yang hampir membuatnya mati kehabisan napas.

"Kamu lupa untuk bernapas?" sindir Darren yang sama sekali tidak marah sebab Audi sudah melukainya.

Darah di bibir bawah Darren dengan luka lecet akibat gigitan, bisa Audi lihat dengan jelas.

"Aku tidak lupa. Tapi, aksi kamu barusan membuat semua yang aku bisa hilang seketika." Audi menatap Darren tajam. Napas masih tersengal dengan wajah memerah sebab ciuman laki-laki di depannya itu.

"Kalau begitu kamu menikmatinya bukan? Sampai-sampai kamu lupa segalanya."

Audi memalingkan wajahnya. Kalimat penuh percaya diri yang Darren ucapkan membuatnya muak dan enggan menatap.

"Tatap mataku kalau aku sedang bicara!"

'Huh! Ternyata masih sama seperti Darren yang aku kenal. Penuh intimidasi dan sangat angkuh!' batin Audi mengejek seraya kembali menatap mantan suaminya tersebut.

Di saat Darren akan melakukan aksi seperti sebelumnya untuk ke sekian kali, Audi mencoba menghentikan.

"Stop! Darren tunggu!" pinta Audi dengan kepanikan yang kembali terlihat.

Darren berhenti di saat hidungnya sudah menempel di pipi Audi. Ia diam dan ingin tahu apa yang hendak sang mantan katakan.

"Ki-kita belum sepakat."

"Apanya yang belum sepakat? Bukankah kamu sudah setuju?"

"I-iya. Tapi, kamu belum memberikan apa yang aku minta."

Darren seketika paham apa yang Audi maksud. Ia lantas menjauhkan tubuhnya dan melepas kuncian di tangan Audi sebelumnya.

Ponsel yang berada di saku jas sudah berpindah ke tangan. Darren lalu memencet sebuah nomor kontak yang ada di riwayat panggilan keluar. Nomor Zain.

'Iya, Pak Darren!' sapa asisten itu lebih dulu.

Di depan Audi yang masih menatapnya dalam diam, Darren memberikan perintah pada anak buahnya itu untuk menunaikan permintaan sang mantan istri.

"Sepuluh milyar kamu kirim ke nomor rekening mantan istriku. Satu milyar kamu kirim ke rekening Bagas. Selain itu seperti perintahku sebelumnya, selesaikan semua hal yang harus kamu urus. Semua harus sudah selesai saat aku kembali nanti."

'Baik, Pak Darren. Saya mengerti. Akan segera saya kerjakan.'

Panggilan itu pun berakhir. Darren kembali memasukkan ponsel ke saku jasnya. Kedua matanya tetap menatap ke arah Audi yang di sepanjang pembicaraannya dengan sang asisten tadi, perempuan itu terus memandang wajahnya tanpa berpaling ke arah lain.

"Permintaan kamu sudah aku lakukan. Sekarang, tinggal kamu yang harus menunaikan kewajibanmu padaku bukan?"

Audi tahu hal itu akan terjadi. Darren yang tak pernah ingkar, benar-benar memberikan apa yang ia minta. Sekarang, waktunya ia melakukan kewajiban seperti yang lelaki itu inginkan sebagai syarat kesepakatan, yakni tinggal dan tidur dengannya selama setahun ke depan.

"Aku mau kita menikah lagi sebelum kita kembali tinggal dan tidur bersama!" ucap Audi seketika membuat seringai di bibir Darren muncul.

Apakah arti dari senyum jahat itu? Apakah permintaan Audi membuat Darren senang, atau justru dianggap sebuah candaan yang menurutnya lucu dan tidak masuk akal?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 101. Akhir Kisah

    Audi sudah selesai dengan lima tusuk sate Padang yang suaminya siapkan. Sekarang ia telah berpindah memandang buah-buahan yang semakin membuatnya ngiler. "Dari mana kamu dapatkan rujak ini, Darren?" tanya Audi sembari mencomot buah mangga yang terlihat mengkal. "Di depan kantor.""Hah! Benarkah? Kok aku tidak tahu ada tukang rujak di depan kantor?" ucap Audi dengan mulut yang kini penuh dengan buah dan sambelnya. "Ya, aku juga baru tahu setelah sekian kali lewat. Mungkin ini efek karena istriku sedang ngidam.""Apa? Bukannya kamu yang ngidam. Sejak awal mula aku hamil, aku ini cuma mabuk. Tidak sampai ngidam seperti ibu-ibu hamil pada umumnya. Justru kamu yang beberapa hari terakhir banyak permintaan. Semua makanan yang pelayan buat, tiba-tiba tidak kamu sukai. Kamu malah nyuruh aku yang masak, padahal dulu hal itu kamu larang." Audi manyun membela diri. "Ya, maksud aku itu karena kamu hamil, aku jadi banyak maunya.""Ih, enggak ada hubungannya, Darren. Bagaimana bisa aku yang ham

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 100. Pertarungan dan Maaf

    Siapa yang menyangka, satu kalimat yang Audi ucapkan berujung pada 'pertarungan' sengit yang terjadi antara pasangan suami istri tersebut. "Pelan-pelan, Honey. Aku tak mau menyakiti calon bayi kita," ucap Darren saat menyadari aksi Audi yang saat itu lain dari pada biasanya. "Aku tahu, Darren. Ini masih biasa menurutku. Bahkan, kamu bisa melakukan lebih dari yang aku lakukan sekarang.""Ya, aku tahu. Tapi, ini menurutku berlebihan. Aku bisa kehilangan kendali kalau kamu terus bergerak dan memancingku seperti ini."Darren masih bertahan dengan tidak membalas sikap agresif Audi. Lelaki itu yang kini memilih berada di bawah dan mempersilakan sang istri melakukan aksinya sesuai insting-nya sebagai seorang perempuan, berkali-kali harus menahan napas dan menenangkan otaknya dari kemesuman yang kerap ia lakukan. "Aku tidak berniat memancingmu, Darren. Ini spontan saja aku lakukan. Jadi, jangan menyalahkan aku atas pertahanan yang kamu lakukan saat ini."Darren menggeram kesal. Ini sudah d

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 99. Ada yang Marah

    Audi mencoba menghubungi Darren setelah lelaki itu memutuskan panggilannya sepihak. Namun, pengusaha itu sepertinya benar-benar marah karena beberapa panggilan dari wanita itu diabaikan bahkan yang terakhir ditolak. 'Ah, dia benar-benar marah. Aku harus melakukan sesuatu.' Audi membatin. Hingga kemudian ia menghentikan permainan bersama para pelayan, dan meminta supir untuk menyiapkan mobil. "Ibu mau ke mana?" Salah seorang pelayan bertanya. Sembari berjalan ke kamar, Audi menjawab santai. "Mau ke kantor. Saya mau menemui tuan.""Ta-tapi, Ibu tidak diizinkan pergi kemana-mana sama tuan." Pelayan yang masih ada di dekat Audi tampak panik begitu mendengar jawaban yang terlontar. "Kalo ke kantor gak mungkin gak diizinin." Audi tersenyum menatap para pelayan yang berbondong-bondong mengikutinya di belakang. "Nanti kalau Tuan Darren marah gimana?""Makanya supaya dia gak marah, saya mau ke sana nyamperin."Jawaban Audi memang masuk akal. Darren memang kadung bucin pada Audi, tentu ke

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 98. Ngidam

    Masa kehamilan yang Audi alami nyatanya malah menimpa Darren. Lelaki itu —entah bagaimana bisa sekarang malah menyukai makanan yang asam-asam yang kerap disukai oleh para ibu hamil. Seperti siang itu, setelah jam makan siang usai, tiba-tiba saja Darren meminta Zain —yang telah kembali dari liburannya, untuk membelikan buah-buahan yang memiliki rasa asam. "Jangan lupa minta sambalnya kalau ada," ucap Darren ketika Zain sudah akan keluar ruangan sang tuan. "Pakai sambal? Apa maksud Tuan rujak?""Apakah itu namanya rujak? Bukan salad buah?""Kalau macam-macam buah yang asam dan ada sambelnya, ya memang rujak, Tuan."Darren berpikir sejenak. Sebelumnya ia sama sekali tidak minat melihat makanan yang dijual di pinggiran jalan tersebut. Tapi, tiba-tiba tadi ketika ia pulang dari sebuah meeting dengan klien, mendadak ia tergiur saat melihat aneka warna buah yang terdapat pada sebuah kotak kaca, yang dijual di pinggir jalan dekat dengan gedung perusahaannya. "Ya, apapun itu namanya, tolon

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 97. Menjaga Calon Buah Hati

    Dokter memeriksa perut Audi beberapa waktu kemudian. Ditemani Darren yang juga turut mengamati jalannya USG, Audi masih belum bisa menghilangkan keterangannya atas hasil medis yang akan dokter sampaikan. "Janinnya memang masih sangat kecil, tapi tampak jelas terlihat. Memang kami belum bisa memastikan ada kelainan yang terjadi sekarang sampai kita melihat perkembangan janin di bulan-bulan berikutnya." Dokter bicara sembari masih memainkan sebuah alat di atas perut Audi. "Jadi, apakah kami masih bisa berpikir tenang untuk sekarang ini, Dok?" Darren bertanya meyakinkan. "Tentu. Hanya saja karena ada kecerobohan yang pernah Bu Audi lakukan, hal itu yang akan menjadi pengawasan dokter.""Kecerobohan?" tanya Darren tak mengerti. Apa yang sudah istrinya lakukan sehingga membuat dokter mengkhawatirkan calon anaknya. "Anda belum tahu?"Darren melirik pada Audi seraya menggeleng. Tampak ekspresi panik yang istrinya tampilkan saat ini, yang mau tak mau membuat Darren penasaran. "A-aku suda

  • Pernikahan Kedua dengan sang Mantan   Bab 96. Hasil Kehamilan

    Audi mendongak ketika Darren mengatainya bodoh. "Aku bodoh?""Ya! Kamu bodoh. Apa yang kamu pikirkan tentang perjanjian itu, hingga harus membuatmu melakukan tindakan ini?"Audi diam, malu untuk menjelaskan alasannya. "Apa karena kamu takut jika perjanjian itu akan membuatmu menderita sehingga ketika memiliki anak hanya akan membuat hidupmu semakin susah begitu?"Kali ini Audi mengangguk. "Apakah kamu berpikir perjanjian itu akan membuat kita berpisah dan aku tak akan bertanggung jawab bila kamu hamil?"Lagi, Audi mengangguk. "Berarti benar, kamu bodoh!""Darren! Apakah tidak cukup mengatakan aku bodoh sebanyak dua kali? Jelaskan padaku tindakan bodoh apa yang aku lakukan hanya karena khawatir akan nasib calon anak kita nanti. Ah, bahkan aku tidak tahu apakah pantas aku menyebutnya 'anak kita'."Tiba-tiba saja Darren mengetuk dahi Audi pelan. "Darren, apa-apaan!" Perempuan itu tampak tak suka. Bukannya menjawab dan menjelaskan, sang suami malah melakukan 'kekerasan fisik' padanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status