Share

Bab 51. Gelisah

Author: Cahaya Asa
last update Last Updated: 2025-07-24 12:00:15

Arga menatap pintu lab yang tertutup, gema kata-kata Keisha masih menusuk benaknya. "Bapak harus mulai terbiasa sendiri lagi." Sebuah janji atau sebuah ancaman? Ia tahu ia harus memberitahu Naya. Tapi bagaimana? Bagaimana ia akan menjelaskan semua ini? Dan apakah Naya akan percaya? Kecemburuan, keraguan, dan manipulasi Keisha telah menciptakan labirin emosi yang menyesakkan.

Ia segera mengeluarkan ponselnya, mencari kontak Naya. Jemarinya ragu, melayang di atas ikon panggilan. Apa yang akan ia katakan? "Sayang, ada mahasiswi di sini yang mirip kamu, mencoba mendekatiku, dan dia mengirimiku video kamu dengan pria lain?" Tidak. Itu akan terdengar konyol, histeris. Ia butuh bukti yang lebih kuat, strategi yang lebih baik.

Malam itu, Arga tak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, wajah Keisha muncul, senyum manisnya bercampur dengan tatapan dingin yang tak terbaca. Ia membayangkan Naya, ribuan kilometer jauhnya, hidup dengan bebas, menikmati mimpinya, tanpa menyadari bayan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 60. Bayangan di Balik Meja Akademik

    Kampus Universitas Cendekia Raya kembali ramai setelah libur panjang. Pohon-pohon flamboyan bermekaran di sepanjang jalan masuk, memberikan semburat merah di tengah langit biru. Mahasiswa lalu-lalang dengan tas penuh buku dan wajah bersemangat. Namun di tengah keramaian itu, ada aura yang berbeda. Sesuatu yang tak terlihat, tapi terasa menekan, seperti hawa lembap sebelum hujan deras turun.Arga berjalan berdampingan dengan Naya di koridor fakultas. Hari pertama Naya sebagai mahasiswa S2 di kampus ini, dan entah kenapa, sorotan mata dari beberapa mahasiswa terasa terlalu tajam. Seolah kehadirannya membawa riak yang mengganggu permukaan air yang tenang."Apa aku terlalu mencolok?" bisik Naya, mengeratkan tas selempangnya. Matanya menyapu sekeliling, mencoba mencari tahu dari mana sumber rasa tidak nyaman itu."Bukan kamu. Mereka cuma penasaran," jawab Arga pelan. Tapi hatinya tidak sepenuhnya tenang. Sejak seminggu lalu, beberapa dosen mulai bertanya padanya, secara tersirat maupun lan

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 59. Kembali ke Rumah

    Tiga bulan berlalu bagai embusan napas panjang. Tiga bulan yang diisi dengan percakapan telepon panjang antara Arga dan Naya, bukan lagi tentang keraguan, melainkan tentang perencanaan masa depan. Naya telah mengurus kepindahannya dari universitas di luar negeri, sebuah proses yang rumit namun ia jalani dengan tekad baja. Setiap dokumen yang ia tanda tangani terasa seperti langkah maju, semakin mendekatkannya pada Arga, semakin menjauhkan dirinya dari bayangan yang sempat menghantuinya.Hari itu, bandara Soekarno-Hatta tampak lebih ramai dari biasanya. Naya melangkah keluar dari gerbang kedatangan internasional, jantungnya berdegup kencang. Udara Jakarta yang hangat membelai kulitnya, terasa akrab sekaligus asing setelah sekian lama. Ia mencari sosok Arga di antara kerumunan. Ada rasa gugup yang bercampur dengan kebahagiaan murni. Apakah setelah semua yang terjadi, mereka akan benar-benar baik-baik saja?Lalu ia melihatnya. Arga berdiri di sana, di balik barisan penjemput, memegang se

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 58. Kembalinya Cinta

    Hujan masih mengguyur kota, namun di apartemen Naya, badai yang lebih dahsyat berkecamuk di dalam benaknya. Bisikan-bisikan itu, yang semula hanya samar, kini semakin jelas, memutarbalikkan kenyataan. "Dia tidak pernah mencintaimu," desis sebuah suara. "Dia hanya berpura-pura. Kamu tahu dia menipumu. Pergi saja. Menjauh darinya."Naya mencengkeram kepalanya. Ini bukan pikirannya. Ia tahu itu. Kekacauan emosi yang ia rasakan terasa asing, seperti gaun yang terlalu besar dan tak nyaman di tubuhnya. Ia teringat kembali percakapannya dengan Arga, nada suara Arga yang terlalu yakin bahwa Naya "hanya merindukannya." Kebohongan yang terlalu jelas. Tapi kenapa Arga berbohong? Dan mengapa ia merasa begitu dicurigai, seolah ia adalah biang keladi dari semua masalah ini?Mata Naya tertuju pada foto lama di atas meja: Arga dan dirinya tertawa lepas di sebuah festival musik, dengan latar belakang langit senja yang memukau. Senyum mereka berdua tampak begitu murni, begitu nyata. Sebuah kilasan memo

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 57. Cengkeraman yang Menakutkan

    Arga merasakan darahnya mengalir dingin. Ikatan emosional yang intens. Dirinya dan Naya. Ini menjelaskan segalanya. Mengapa Keisha menargetkan mereka. Mengapa keraguan itu terasa begitu kuat, begitu nyata, namun sekaligus terasa asing. Itu bukan keraguan mereka. Itu adalah racun yang ditanamkan oleh ORION-03, fragmen jiwa Nindya.Rekaman video tiba-tiba mati. Layar kembali gelap. Arga mencoba menyalakannya lagi, namun tidak ada respons. Mesin itu kembali sunyi, hanya cahaya kebiruan yang berdenyut samar.Arga membalikkan badannya, menatap kegelapan di belakangnya. Jadi ini bukan sekadar cemburu. Ini adalah serangan. Serangan dari entitas tak terlihat yang menggunakan Keisha sebagai boneka, sebagai sarana untuk mencapai tujuannya. Tapi apa tujuannya? Kehilangan? Kehampaan? Seperti yang Keisha katakan?"Aku takdirmu, Arga. Aku adalah apa yang tersisa dari ORION-03. Dan aku akan memastikan kau merasakan kesepian yang sama seperti aku merasakan kehampaan."Suara itu berg

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 56. Bayangan yang Merayap

    Arga tiba di kampus dalam keadaan basah kuyup, napasnya memburu, namun adrenalin memompa tubuhnya. Lampu-lampu koridor yang sempat berkedip-kedip saat ia berhadapan dengan Keisha kini stabil, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, bagi Arga, jejak getaran itu masih terasa di udara, di setiap bulu kuduknya yang berdiri. Ia melangkah perlahan, matanya menyapu setiap sudut, mencari anomali, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.Lorong itu tampak normal, buku-buku yang sempat berjatuhan kini tertata rapi kembali di rak-rak. Seolah-olah ada tangan tak terlihat yang mengembalikan semuanya ke tempat semula. Sebuah pikiran dingin menusuk benaknya: apakah ini ilusi? Apakah yang ia alami tadi hanyalah manipulasi yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan pikirannya? Tapi rasa sakit di kepalanya, getaran di lantai, dan tatapan mata Keisha yang berubah itu terlalu nyata untuk disebut ilusi.Ia berjalan menuju titik di mana Keisha berdiri, di mana suara entitas itu bergema. Ia menunduk, tang

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 55. Jarak yang Merenggut

    Naya berdiri di ambang jendela apartemennya yang berembun, menatap hujan yang tak kunjung reda di luar. Setiap tetes yang membasahi kaca terasa seperti air mata yang tak sanggup lagi ia bendung. Malam itu, ponselnya kembali sunyi. Tak ada panggilan dari Arga. Hanya keheningan yang menyesakkan, menekan ulu hatinya. Jeda yang ia minta, kini terasa bagai jurang yang tak terarungi.Ia menutup mata, mencoba mengusir bayangan Arga dan Keisha. Namun, gambaran itu begitu nyata: Arga yang terpukau oleh Keisha, tatapan ragu di matanya saat Naya bertanya. Panas menusuk dadanya. Ia benci perasaan ini, perasaan cemburu yang menggerogoti, perasaan dikhianati oleh orang yang ia percayai sepenuh hati."Aku tidak percaya padamu, Arga," bisiknya pada keheningan. "Bahkan setelah semua yang kita lalui."Kilat menyambar di kejauhan, menerangi sekilas langit kelabu. Naya berbalik, pandangannya jatuh pada sebuah kotak kayu kecil di meja samping tempat tidur. Di dalamnya, tersimpan surat-surat lama, foto-fot

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status