Share

Bab 50. Hati yang Retak

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-24 06:00:35

Cuplikan itu menampilkan Naya, berdiri di samping seorang pria asing, tertawa lepas, dan tangan pria itu melingkar di pinggang Naya. Video itu buram, sulit dikenali wajah pria itu, tapi keintiman gestur itu tidak bisa disangkal. Detak jantung Arga berpacu. Ia tahu itu hanya sekilas, mungkin tidak berarti apa-apa, tapi kecemburuan merayap, menusuknya.

"Video ini dikirim dari kampus Naya," gumam Arga, pikirannya bekerja cepat. Seseorang di sana pasti sengaja merekamnya.

Lalu, sebuah pesan teks muncul di layar ponselnya, dari nomor tak dikenal yang sama: Bagaimana rasanya, Arga? Merasakan apa yang dia rasakan?

Arga tahu siapa pengirimnya. Keisha. Ia menatap layar ponselnya, marah, bingung, dan terluka. Ini adalah perang yang tak terduga. Sebuah perang emosional yang jauh lebih berbahaya daripada pertarungan fisik dengan ORION.

Ia menelepon Naya. Naya mengangkat dengan suara ceria. "Halo, Arga! Aku baru selesai wawancara! Lancar sekali!"

"Naya," Arga mencoba menstabi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yeyeh Masriah
Dita kah yg op mengubah wajah mirip Naya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 61. Pelindung Tanpa Nama

    Langit mulai berganti warna saat matahari perlahan tenggelam di balik gedung-gedung kampus. Cahaya jingga menembus jendela kaca ruang klinik, menggambarkan siluet tenang dari Arga yang masih duduk di sisi ranjang Naya. Ia belum beranjak sejak siang. Tangannya tetap menggenggam tangan Naya seolah jika ia melepaskannya, sesuatu yang gelap akan menyelinap masuk.Naya menggeliat pelan. “Jam berapa sekarang?” suaranya serak, tapi sadar.“Sore. Kamu sempat tidur sebentar,” jawab Arga, mengusap lembut rambutnya yang sedikit berantakan. “Raka sudah datang tadi, tapi kamu belum bangun. Dia lagi koordinasi sama Karina. Kita nggak akan tinggal diam, Na.”Naya menarik napas dalam. Pikirannya masih dipenuhi gema suara-suara asing—frekuensi yang tak bisa dijelaskan oleh sains biasa. Tapi di antara semua itu, ada satu hal yang ia tahu pasti: ia tidak sendiri. Dan Arga adalah jangkar yang terus menahannya agar tidak tenggelam.“Aku nggak mau cuma jadi objek, Ga. Kalau ORION mau masuk lewat aku, aku j

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 60. Bayangan di Balik Meja Akademik

    Kampus Universitas Cendekia Raya kembali ramai setelah libur panjang. Pohon-pohon flamboyan bermekaran di sepanjang jalan masuk, memberikan semburat merah di tengah langit biru. Mahasiswa lalu-lalang dengan tas penuh buku dan wajah bersemangat. Namun di tengah keramaian itu, ada aura yang berbeda. Sesuatu yang tak terlihat, tapi terasa menekan, seperti hawa lembap sebelum hujan deras turun.Arga berjalan berdampingan dengan Naya di koridor fakultas. Hari pertama Naya sebagai mahasiswa S2 di kampus ini, dan entah kenapa, sorotan mata dari beberapa mahasiswa terasa terlalu tajam. Seolah kehadirannya membawa riak yang mengganggu permukaan air yang tenang."Apa aku terlalu mencolok?" bisik Naya, mengeratkan tas selempangnya. Matanya menyapu sekeliling, mencoba mencari tahu dari mana sumber rasa tidak nyaman itu."Bukan kamu. Mereka cuma penasaran," jawab Arga pelan. Tapi hatinya tidak sepenuhnya tenang. Sejak seminggu lalu, beberapa dosen mulai bertanya padanya, secara tersirat maupun lan

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 59. Kembali ke Rumah

    Tiga bulan berlalu bagai embusan napas panjang. Tiga bulan yang diisi dengan percakapan telepon panjang antara Arga dan Naya, bukan lagi tentang keraguan, melainkan tentang perencanaan masa depan. Naya telah mengurus kepindahannya dari universitas di luar negeri, sebuah proses yang rumit namun ia jalani dengan tekad baja. Setiap dokumen yang ia tanda tangani terasa seperti langkah maju, semakin mendekatkannya pada Arga, semakin menjauhkan dirinya dari bayangan yang sempat menghantuinya.Hari itu, bandara Soekarno-Hatta tampak lebih ramai dari biasanya. Naya melangkah keluar dari gerbang kedatangan internasional, jantungnya berdegup kencang. Udara Jakarta yang hangat membelai kulitnya, terasa akrab sekaligus asing setelah sekian lama. Ia mencari sosok Arga di antara kerumunan. Ada rasa gugup yang bercampur dengan kebahagiaan murni. Apakah setelah semua yang terjadi, mereka akan benar-benar baik-baik saja?Lalu ia melihatnya. Arga berdiri di sana, di balik barisan penjemput, memegang se

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 58. Kembalinya Cinta

    Hujan masih mengguyur kota, namun di apartemen Naya, badai yang lebih dahsyat berkecamuk di dalam benaknya. Bisikan-bisikan itu, yang semula hanya samar, kini semakin jelas, memutarbalikkan kenyataan. "Dia tidak pernah mencintaimu," desis sebuah suara. "Dia hanya berpura-pura. Kamu tahu dia menipumu. Pergi saja. Menjauh darinya."Naya mencengkeram kepalanya. Ini bukan pikirannya. Ia tahu itu. Kekacauan emosi yang ia rasakan terasa asing, seperti gaun yang terlalu besar dan tak nyaman di tubuhnya. Ia teringat kembali percakapannya dengan Arga, nada suara Arga yang terlalu yakin bahwa Naya "hanya merindukannya." Kebohongan yang terlalu jelas. Tapi kenapa Arga berbohong? Dan mengapa ia merasa begitu dicurigai, seolah ia adalah biang keladi dari semua masalah ini?Mata Naya tertuju pada foto lama di atas meja: Arga dan dirinya tertawa lepas di sebuah festival musik, dengan latar belakang langit senja yang memukau. Senyum mereka berdua tampak begitu murni, begitu nyata. Sebuah kilasan memo

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 57. Cengkeraman yang Menakutkan

    Arga merasakan darahnya mengalir dingin. Ikatan emosional yang intens. Dirinya dan Naya. Ini menjelaskan segalanya. Mengapa Keisha menargetkan mereka. Mengapa keraguan itu terasa begitu kuat, begitu nyata, namun sekaligus terasa asing. Itu bukan keraguan mereka. Itu adalah racun yang ditanamkan oleh ORION-03, fragmen jiwa Nindya.Rekaman video tiba-tiba mati. Layar kembali gelap. Arga mencoba menyalakannya lagi, namun tidak ada respons. Mesin itu kembali sunyi, hanya cahaya kebiruan yang berdenyut samar.Arga membalikkan badannya, menatap kegelapan di belakangnya. Jadi ini bukan sekadar cemburu. Ini adalah serangan. Serangan dari entitas tak terlihat yang menggunakan Keisha sebagai boneka, sebagai sarana untuk mencapai tujuannya. Tapi apa tujuannya? Kehilangan? Kehampaan? Seperti yang Keisha katakan?"Aku takdirmu, Arga. Aku adalah apa yang tersisa dari ORION-03. Dan aku akan memastikan kau merasakan kesepian yang sama seperti aku merasakan kehampaan."Suara itu berg

  • Pernikahan Kilat Dosen Killer   Bab 56. Bayangan yang Merayap

    Arga tiba di kampus dalam keadaan basah kuyup, napasnya memburu, namun adrenalin memompa tubuhnya. Lampu-lampu koridor yang sempat berkedip-kedip saat ia berhadapan dengan Keisha kini stabil, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, bagi Arga, jejak getaran itu masih terasa di udara, di setiap bulu kuduknya yang berdiri. Ia melangkah perlahan, matanya menyapu setiap sudut, mencari anomali, mencari petunjuk yang mungkin terlewat.Lorong itu tampak normal, buku-buku yang sempat berjatuhan kini tertata rapi kembali di rak-rak. Seolah-olah ada tangan tak terlihat yang mengembalikan semuanya ke tempat semula. Sebuah pikiran dingin menusuk benaknya: apakah ini ilusi? Apakah yang ia alami tadi hanyalah manipulasi yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan pikirannya? Tapi rasa sakit di kepalanya, getaran di lantai, dan tatapan mata Keisha yang berubah itu terlalu nyata untuk disebut ilusi.Ia berjalan menuju titik di mana Keisha berdiri, di mana suara entitas itu bergema. Ia menunduk, tang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status