Share

Pernikahan Kontrak Dokter Muda
Pernikahan Kontrak Dokter Muda
Author: Rahmani Rima

Bab 1 - Jalan Buntu

Author: Rahmani Rima
last update Last Updated: 2024-06-09 18:35:01

“Lihat lebih dekat.” ujar seorang dokter utama obgyn yang sedang memeriksa jaringan dalam rahim pasien yang sedang di operasinya.

Lima dari dokter ko-as mendekati meja operasi. Mereka saling mengangguk saat melihat bersama-sama bagaimana kondisi rahim pasien.

“Bangunin Keyla.” titah Arial tanpa melirik pada kerumunan dokter ko-as, apalagi pada orang yang bernama Keyla.

Semua dokter ko-as serempak mundur. Dua diantaranya menggoyangkan tubuh Keyla.

“Key, bangun.” bisik salah satu dari mereka.

“Hm?” gumam Keyla. Ia yang amat kelelahan sehingga bisa tidur dalam keadaan berdiri diruang operasi.

Ke-lima dokter ko-as yang satu kelompok dengan Keyla memberi kode bahwa ia dipanggil dokter utama operasi hari ini.

“Dokter panggil saya?” tanya Keyla dengan suara pelan.

“Maju kesini.”

Keyla maju dua langkah. Ia kini berdiri disamping Arial dan dokter residen yang sedang melakukan pengangkatan rahim.

“Kamu tahu kondisi apa yang dialami pasien?” tanya Arial. Wajahnya tetap fokus menatap rahim pasien dengan sesekali meminta alat silih berganti pada perawat.

“Hmmm Prolaps Uteri atau Turun Peranakan, dok.”

“Kenapa kita harus sampai mengangkat rahim pasien?”

“Untuk memperbaiki jaringan panggul, dok. Selain itu pasien merasa tidak perlu lagi memiliki anak.”

“Ada berapa derajat yang terjadi pada Prolaps Uteri?”

“Empat, dok.”

Arial tak bertanya lagi. Ia sedang sibuk mengangkat rahim dan memindahkannya pada sebuah wadah yang sudah dipersiapkan perawat. Tak lama ia menoleh, menatap Keyla yang selalu berhasil menjawab pertanyaannya, “Kenapa kamu bisa jawab pertanyaan saya?”

“Saya sudah review materi, dok, sebelumnya.”

Arial berdiri, ia menatap dokter residen tahun ke dua yang sedari tadi membantunya, “Selesaikan. Nanti begitu pasien dipindahkan ke ruang intensif, kabari saya.”

“Baik, dok.”

“Keyla kamu ikut saya.” titahnya sambil membuka baju operasi dan nurse cup.

Keyla melongo. Ia sempat menatap semua teman kelompoknya, “Ta-tapi ‘kan dokter mau bertemu wali pasien.”

“Ya kamu ikut.” Arial menatap semua dokter dan perawat yang terlibat membantu kelancaran operasi kali ini, “Kerja bagus semuanya, terima kasih.”

“Terima kasih kembali, dok.” jawab perawat dan dokter residen serempak.

“Ayo, Keyla.” Arial berjalan sangat cepat meninggalkan Keyla yang masih tidak mengerti kenapa ia harus mengikutinya.

Keyla melepas baju operasi beserta nurse cup dan berlari mengejar Arial, “Dok,”

Arial membalikkan badannya, “Kamu tahu, menjadi seorang dokter tidak hanya cukup mereview materi. Kamu perlu melihat kasus secara langsung.”

Keyla mengangguk, “Maaf, dok, saya kecapean.”

Arial tersenyum sinis, “Memang cuma kamu yang capek?”

“Bukan begitu, dok. Saya... Baru keluar dari panti asuhan.” Keyla mendadak murung kala terpaksa menjelaskan keadaannya.

“Ngapain kamu di panti asuhan? Jadi volunteer? Keyla— kamu tahu, menjadi dokter muda aja udah cukup membuat kamu sibuk, kenapa malah jadi volunteer untuk acara amal di panti asuhan?”

“Saya tinggal dipanti asuhan, dok.” Keyla menjawab cepat. Ia jengah dituduh menjadi volunteer untuk acara amal.

“Hm?”

Keyla memberanikan diri menatap Arial. Dokter utama untuk stase Kandungan yang tengah ia ikuti ternyata sangat tampan dengan garis wajah tegas blasteran Eropa. Ia tidak menyangka telah melewatkan orang yang sudah beberapa minggu belakangan senter digosipkan seluruh dokter ko-as karena wajahnya yang enak dipandang.

“Saya... Tinggal di panti asuhan, dok, bukan buat acara amal disana.”

Air muka Arial berubah. Ia tidak menyangka akan mendengar jawaban menyedihkan itu. Selama ini jika mendengar kata panti asuhan setahunya hanya untuk dijadikan objek tempat amal oleh para donatur dan volunteer.

“Saya—“

“Dokter tidak perlu mengasihani saya. Saya tidak papa kok, dok.”

“Saya mau bilang kita harus segera bertemu wali pasien, bukan malah buka sesi curhat begini.” Arial berjalan cepat menuju depan ruang operasi untuk bertemu wali pasien.

Keyla melotot. Kalau bisa ia ingin sekali menimpuknya dengan sendal operasi. Tapi apa boleh buat, ia harus menahan kekesalannya. Ia tidak mau menjadi dokter ko-as tumbal karena mencari masalah saat baru satu minggu mengikuti stase Kandungan.

“Ayo cepet, jangan malah sibuk meratapi nasib.” teriak Arial ketika menyadari Keyla masih berdiri ditempat meremas kedua tangannya kesal.

“Iyaaaa, dok.” Keyla langsung berlari menghampiri Arial yang menunggunya sebelum membuka pintu operasi.

“Nanti kamu diam aja, biar saya yang menjelaskan pada wali pasien.”

“Saya tahu.” jawab Keyla ketus.

“Hm, bagus kalau udah tahu.”

Arial membuka pintu ruang operasi dan bertemu wali pasien yang sudah menunggu kedatangan dokter untuk dimintai penjelasan operasi. Arial menjelaskan detail operasi dengan baik.

Melihat wali pasien tersenyum senang mendengar kabar operasi istri dan adiknya berhasil, Arial tersenyum. Keyla yang melihatnya juga tersenyum. Baru kali ini rasanya ia melihat Arial tersenyum. Biasanya dokter konsulen ini hanya menatap lawan bicaranya datar.

Setelah menjelaskan kondisi pasien pada wali, mereka lanjut masuk ke dalam ruangan kerja Arial. Kayla dibiarkan berdiri menatapnya yang sedang menulis dimeja.

“Saya harap kamu tidak tidur saat operasi lagi, apalagi itu operasi saya.”

“Baik, dok. Hal seperti tadi tidak akan terulang.”

Arial berdiri, ia menyerahkan secarik kertas pada Keyla, “Ini daftar operasi dengan kasus menarik yang perlu kamu ikuti. Disana kamu amati dan bisa belajar melebihi dari sekedar mereview materi.”

Keyla mengangguk.

“Nanti kalau ada yang mau kamu tanyakan, atau mau ngatur jadwal ulang boleh hubungi saya.”

“Ba—“ saat akan menjawab titah Arial, ponsel yang sedari tadi dipegang Keyla bergetar panjang, “Dok, maaf.”

“Silakan.”

Dengan perasaan tidak enak Keyla mengangkat telpon itu, “Halo? Dengan siapa saya bicara? Dengan Keyla disini.”

Arial ikut menunggu jawaban si penelpon meskipun tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

“A-apa? Tapi saya udah— halo? Halo?” Keyla terus menyentuh kasar layar ponselnya.

“Keyla, ada apa?”

“Dok, saya permisi.” Keyla berlari keluar dari ruangan Arial.

Arial berusaha mengejar Keyla sampai pintu, “Dia kenapa ya? Kayaknya terjadi sesuatu gak beres.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ai Hendayani
Arial ini lucu. peduli ga peduli sm Keyla
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 169 - The Ending

    Keyla berjalan cepat dari dalam rumah melewati papa dan tante Puri.“Key, kamu mau kemana?” kejar papa.Keyla berlari keluar gerbang tanpa menggubris panggilan papa. Ia menghampiri Qairo, “Kak, tolong lupain masalah apapun yang lagi kakak hadepin. Anterin aku ke rumah kak Sarah sekarang!”“Sarah? Kamu mau apa kesana?”“Udah, ayo cepet.”Keyla masuk ke dalam mobil Qairo. Papa dan tante Puri menyusul. “Key, ada apa?”Keyla menangis dalam, “Jasmine bilang aku harus kesana untuk tahu sesuatu.”“Jasmine? Key, orang yang posting di web rumah sakit tentang kita udah pasti dia. Kamu ngapain percaya sama dia?”Keyla memutar suara voice note whatsapp dari Jasmine, “Key, gue tahu lo marah sama gue, lo benci sama gue atas semua yang gue lakuin ke elo. Tapi gue mohon sekarang lo ke rumah dokter Sarah untuk tahu kelakuan dokter Arial yang sebenarnya.”“Key, Jasmine paling cuma mau cari masalah baru. Dia gak bener-bener akan buktiin omongannya.”“Udah, kak, ngebut aja. Kita harus sampe k

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 168 - Berita Besar

    Sudah jam sembilan malam tapi Arial tak kunjung pulang. Keyla sudah menanyakan pada kepala suster, apakah Arial ada panggilan darurat, kepala suster mengatakan tidak. Arial katanya sudah pulang setelah ujian anak ko-as selesai. Itu berarti sudah dari sore ‘kan? “Key, mungkin Arial masih di jalan. Atau dia makan dulu sama Rocky.” Papa berusaha menenangkan hati menantunya yang khawatir. “Iya, pa. Mungkin.” Mbok Darmi menghampiri Keyla dan papa yang berdiri di samping kolam renang, “Permisi, pak. Ada bu Puri dan den Qairo di depan. Katanya mau ketemu bapak.” “Qairo?” “Kak Qai? Pa, aku ikut ya?” “Jangan sayang, nanti dulu. Nanti begitu papa sudah bicara dengan Qairo dan tante Puri, mbok akan panggil kamu disini ya. Papa... ada pembicaraan khusus sama tante Puri. Satu minggu ini tante Puri terus bilang ada hal penting yang mau dikasih tahu, tapi dia gak bicara terus.” “Oh, iya, pa.” Papa masuk ke dalam rumah disusul mbok Darmi. “Pur, Qairo?” “Pras.” Papa terkejut meli

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 167 - Berita Baik

    Keyla mengejar Qairo. Ia ingin menjelaskan bahwa kejadian malam itu tidak seperti dugaannya. Syukur-Syukur Qairo sudah melihat postingan klarifikasi Yoga yang menyebutkan jika ia adalah dalang dari semuanya. Ia juga menjelaskan bahwa Qairo dan Keyla tidak melakukan apapun. “Kak Qai kok malah pergi sih?” Keyla balik badan untuk mempersiapkan ujiannya. Ia tidak punya banyak waktu dan harus menunggu gilirannya berhadapan dengan dokter konsulen stase kandungan. Saat berjalan ke arah poli kandungan, Keyla mendadak terdiam. “Key?” “Kak Rocky?” “Kamu ngapain disini? Bukannya hari ini kamu ada ujian?” “Aku... mendadak mual, kak.” “Mual? Kamu masuk angin?” “Kayaknya sih.” “Ya udah ke ruangan aku dulu yuk, aku ada minuman pereda masuk angin.” Keyla mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Rocky. Qairo yang sembunyi di balik meja jaga UGD, mengikuti Keyla. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Keyla mual tiba-tiba, “Apa jangan-jangan Keyla ... hamil?” Qairo semakin frust

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 166 - Kehidupan yang Berbeda

    Bu Fatma menggeleng. Tante Puri diam sejenak, “Sebentar. Sewaktu menyimpan Karenina, saya pakaikan dia kalung Mutiara. Jadi...” beliau menutup mulutnya tak percaya, “Karenina itu... Keyla, bu?” Bu Fatma mengangguk. Tante Puri menangis bahagia begitu mengetahui bahwa Karenina Adriana, anaknya, adik Qairo adalah Keyla, anak panti asuhan yang dulu dibencinya dan sempat diancam akan di akhiri hidupnya. Dunia ternyata begitu sempit untuk berjarak dengan darah dagingnya sendiri. “Saya baru tahu semalam begitu mendapati foto ini di laci. Dibelakang foto itu ada coretan nama Karenina Adriani dan diganti Keyla Natania. Itu adalah tulisan ibu panti sebelumnya.” Tante Puri membalikkan fotonya, beliau mendapati apa yang dimaksud bu Fatma, “Bu, anak saya... Keyla? Ya ampun, saya senang sekali mendengarnya.” Bu Fatma ikut menangis, “Keyla pasti senang sekali jika tahu ibu kandungnya adalah ibu.” Mereka berpelukkan, “Tolong temani saya mengatakan hal ini pada Keyla, bu.” Bu Fatma

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 165 - Karenina Adalah...

    Tante Puri mengedarkan lagi matanya ke arah taman yang tak jauh dari panti asuhan Kasih Ibu berada. Waktu kecil Qairo sering kesini untuk main. Barangkali ia datang kesini. “Qai, kamu kemana sih?” Bu Fatma yang masih merasakan kakinya kaku setelah terkena stroke kemarin, selalu rutin jalan-jalan ke arah sini. Beliau tidak sengaja melihat tante Puri yang ditemani supirnya berdiri di salah satu spot taman. “Kenapa ya bu Puri ada disini? Aku samperin aja ah.” Bu Fatma berjalan bersusah payah menaiki tangga taman, “Bu Puri.” “Bu Fatma?” tante Puri membantu bu Fatma untuk naik tangga, “Saya bantu. Kita duduk di kursi ya, bu, ayo.” Mereka duduk di kursi besi taman. Begitu mereka duduk, supir bu Puri pergi menjauhi untuk memberikan pri “Bu Puri lagi apa disini?” “Saya lagi cari Qairo, bu.” “Loh, memang nak Qairo kemana?” Bu Puri membuang nafas pelan. Bu Fatma tentu tidak akan tahu kasus Keyla dan Qairo yang tersebar luas di web rumah sakit, “Itu... ada foto dan video Qai

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 164 - Ingkar Janji

    “Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Kamu sama papa makan duluan aja. Kalo sempet aku pasti pulang.” “Ya udah. Nanti pulangnya hati-hati ya, mas.” “I-iya.” “Kok tegang gitu?” “Aku cuma belum biasa. Ya udah aku tutup ya.” “Oke, mas Arial. Love you.” Arial melirik Sarah, “Love you too.” Sarah menunduk begitu Arial membalas ucapan cinta dari Keyla. Ia tak seharusnya ada disini. Ia seharusnya menolak ajakan Arial tadi dan pergi saja ke rumah sakit. Ia akan mengunci diri di ruang pribadinya. “Sar, maaf.” “Buat?” “Aku gak bilang kalo Keyla istri aku.” Sarah tersenyum. “Kok senyum?” “Gak papa.” “Aku bener-bener brengsek.” Sarah tak menjawab. Arial menggeser posisi duduknya jadi menghadap Sarah, “Awalnya pernikahan aku sama Keyla cuma kontrak. Kita gak bener-bener mau menikah. Tapi papa—maksa.” “Om Pras sayang banget sama Keyla. Beliau selalu muji Keyla dibanyak kesempatan. Aku ngerti sekarang, kenapa om Pras ngelakuin itu. Karena Keyla bukan cuma a

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 163 - Memutuskan Sarah

    Malam ini juga, Arial datang ke rumah Sarah untuk memutuskan hubungan mereka. Ia yakin pacarnya itu tahu kalau ia dan Keyla sebenarnya sudah menikah. Ia sudah menyiapkan mental dan jawaban ketika Sarah marah. Ia juga siap minta maaf pada Sarah dan kedua orang tuanya, karena itu memang murni kesalahannya. Sarah hari ini tidak datang ke rumah sakit. Ia cuti dadakan entah dengan keperluan apa. Arial yang tidak ada jadwal jaga malam memanfaatkan waktu ini untuk memenuhi janjinya pada Keyla. Arial baru sampai depan rumah Sarah yang besar. Ketika sampai teras, terdengar suara teriakan. “Itu suara apa?” “Kamu gak perlu repot-repot mikirin Arial yang udah nikah sama si anak panti asuhan itu. Ini bukan urusan kamu.” suara papih menggema sampai keluar. “Papimu bener. Kamu pura-pura gak tahu aja. Kamu lebih berhak menjadi istrinya dari pada si Keyla itu.” suara mami tak kalah menggema. “Tapi mi, pi, aku gak mungkin rebut Arial.” “Kalo perlu, rebut! Papi dan mami gak mau tahu, kamu

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 162 - Pengumuman Pernikahan

    Arial dan Keyla baru saja memposting pernyataan bahwa mereka adalah suami istri yang disebarkan luas ke semua grup chat poli. Semua staf rumah sakit harus tahu agar tidak ada lagi berita aneh yang akan menyudutkan Keyla. Kini mereka baru sampai rumah sakit. Rocky yang menunggu di depan lift hanya menampilkan wajah cemberut. “Ky, lo kok gak masuk? Bentar lagi jam praktek lo ‘kan?” Rocky menatap tangan Arial dan Keyla yang bertaut. Kenapa selama ini ia tidak peka ya, bahwa mereka adalah suami istri? “Udah jangan cemberut terus. Perempuan masih banyak.” Rocky menatap Arial kesal, “Diem lo.” “Biar lo gak cemburu, gue sama Keyla duluan ya. Gue tunggu hadiah pernikahan dari lo.” Arial berjalan melewati Rocky. “Kak, duluan ya.” Rocky hanya mengangguk pelan. Patah hatinya cukup parah setelah tahu kalau perempuan yang ia impikan jadi istrinya adalah istri sahabatnya, “Al, gue mau ngomong sama lo nanti. Harus pokoknya.” “Gampang.” Arial dan Keyla melewati banyak orang di lo

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 161 - Berbaikan dengan Papa

    Arial tak mendapati papa ada di meja makan. Di cari di kamarnya pun tidak ada. “Den Arial cari bapak?” tanya mbok Darmi. “Iya, mbok. Papa mana ya?” “Bapak di depan, den. Bapak katanya mau menginap di rumah ibu Mira di Bogor.” “Kenapa tiba-tiba?” “Semalaman bapak gak tidur dan menangis dipinggir kolam, den, ditemani pak Udin. Menurut mbok memang lebih baik bapak menenangkan diri dulu di rumah bu Mira.” “Papa masih di depan ‘kan, mbok?” “Masih, den.” Arial berjalan cepat menuju depan rumah. Papa sedang memantau pak Udin yang sedang memasukkan beberapa koper ke dalam bagasi. “Pa,” “Rial?” “Pa, aku mau bicara sebentar.” Papa melirik ke dalam rumah, “Keyla mana?” Arial berusaha menahan senyumnya, “Masih tidur.” “Papa mau pergi sebelum Keyla bangun. Papa—butuh waktu untuk menerima semua ini.” “Keyla bangunnya pasti akan telat, pa. Jadi aku mohon kita bicara dulu.” Papa menatap bagasi mobil yang sudah ditutup dan pak Udin yang masuk ke dalam mobil. “Pak Udin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status