Share

Bab 2 - Di Adopsi?

Author: Rahmani Rima
last update Last Updated: 2024-06-09 18:37:21

Keyla menangis sesenggukan memeluk koper dan beberapa dus berisi barang-barang miliknya didepan sebuah ruko yang sudah tutup. Ia tidak tahu harus pergi kemana tengah malam begini.

"Aku harus pergi kemana lagi Tuhaaaan. Aku gak mungkin balik lagi ke panti." Keyla menangis semakin dalam kala menyebut nama panti.

Tadi begitu mendapat telpon dari nomor asing, Keyla langsung terkejut kala mengetahui kalau uang yang harusnya dibayarkan pada pemilik kos raib diambil oleh teman sesama panti-nya. Ia tidak menyangka teman sesama nasibnya tega melakukan itu.

"Aku gak mungkin tinggal diruang piket, apalagi ada dokter residen. Gimana ya, heu heu heu."

Kepala Keyla terangkat. Ia merogoh ponsel dari saku tas ranselnya. Ia mencari nomor Bu Fatma, ibu panti yang pasti akan membantunya disaat sulit seperti ini.

"Enggak-enggak, aku udah terlalu sering nyusahin ibu. Aku bahkan dapet uang simpanan paling besar karena ibu tambahin."

Keyla mematikan ponselnya. Ia memasukkan ponselnya kembali ke dalam ransel dan bangkit berdiri, "Aku harus cari tempat tidur buat malem ini aja. Pokoknya aku gak boleh nyusahin ibu."

Dibawah temaram lampu jalanan, Keyla berjalan. Entah ia akan pergi kemana. Yang pasti ia harus bisa bermalam ditempat aman guna menjaga dirinya dan barang-barangnya.

Dengan langkah gontai, perut lapar, dan mata bengkak karena tak henti menangis sejak siang, Keyla hanya berharap teman panti asuhannya mau berbaik hati mengembalikan uang tabungan yang sudah ia tabung sedari kecil demi hidup mandiri sesuai janjinya jika ia sudah memasuki masa ko-asisten.

"Ah, capek banget sih." Keyla menyeka air matanya yang kembali mengalir. Ia berjongkok dipinggir jalan tak jauh dari ruko tempatnya bernaung tadi.

"Heu heu heu... Dunia gak adil buat aku. Udah gak punya orang tua, dari kecil selalu gagal di adopsi, sekarang uang tabungan aku diambil temen sendiri. Tuhan... Kenapa engkau jahat sama aku."

Tak-Tik-Tok

Suara langkah sepatu mendekati Keyla yang sedang menangis menunduk.

"Heu heu heu, jangan ganggu aku, jangan sakitin aku. Aku anak yatim piatu dan habis kena tipu."

Tidak ada pergerakkan ataupun suara apapun selain suara tangisan Keyla yang beradu dengan suara ingusnya sendiri.

Keyla bingung, kenapa manusia yang menghampirinya tidak bicara apapun. Karena penasaran ia mengangkat wajahnya dan menatap seorang yang seperti pernah dilihatnya berdiri menatapnya iba.

"Bapak... siapa?" tanyanya lirih. Tenaganya sudah habis untuk menangisi nasib tragisnya hari ini.

Lelaki paruh baya itu tersenyum. Keyla berdiri dengan sisa tenaga yang ada. Ia mundur dan mengamankan koper dan barang-barangnya.

"Pak, tolong jangan ambil barang-barang saya. Saya orang gak punya. Ini cuma... cuma baju-baju jelek dan buku-buku aja."

"Hahaha."

Keyla mengernyit mendengar tawa lelaki itu. Ia pun sedikit menyesali ucapannya barusan. Orang dihadapannya ini begitu rapi dan wangi, mana mungkin membutuhkan baju atau barang-barangnya yang jelek.

Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan saya Prasetyo. Nama kamu siapa?"

Keyla menatap wajah lelaki kisaran usia enam puluh tahunan itu jeli. Tak ada raut jahat atau berniat tidak baik padanya. Ia malah merasa wajahnya begitu hangat dan penuh pengertian.

Tanpa sadar tangannya mengulur, menjabat tangan pak Prasetyo, "Saya Keyla, pak."

"Oh, Keyla." jabatan tangan mereka terlepas, "Kamu lagi ngapain di jalan sepi begini sendirian?"

Keyla menunduk, "Saya ditipu teman panti asuhan yang saya tinggali, pak."

Pak Pras tampak tertarik dengan ucapan Keyla, "Panti asuhan?"

Keyla mengangguk, "Saya selama ini tinggal di panti asuhan. Saya seharusnya keluar panti empat tahun lalu, ketika mulai kuliah. Tapi ibu panti bilang, saya lebih baik disana dulu sampai tabungan saya cukup untuk hidup mandiri."

"Lalu?"

"Begitu tabungan saya cukup, saya minta bantuan teman saya yang sudah lebih dulu keluar dari panti untuk mencarikan kos-kosan murah. Saya transfer uang sewa untuk enam bulan kedepan biar tenang. Saya pikir teman saya jujur. Ternyata dia malah bawa pergi semua uang itu ditambah sisa tabungan yang saya titipkan." Keyla kembali menangis. Ia masih tidak menyangka Tuhan begitu jahat karena selalu memberikannya kesulitan.

Pak Pras membuang nafas pelan. Tangannya mengelus bahu Keyla pelan, “Saya turut prihatin dengan apa yang sudah menimpa kamu. Bagaimana kalau malam ini kamu tidur dirumah saya?”

Keyla melotot. Ia mundur dua langkah dan menatap pak Pras dengan waspada. Jangan sampai ia dipekerjakan menjadi perempuan malam. Bisa saja pak Pras ini adalah boss perdagangan jasa perempuan malam ‘kan?

“Saya bukan orang jahat, Keyla. Saya hanya seorang lelaki tua yang berniat membantu kamu. Saya sama sekali tidak punya niat jahat sama kamu.”

Keyla tak menjawab. Ia sibuk berpikir untuk menyelamatkan diri. Dengan ancang-ancang penuh perhitungan, ia mencengkram erat gagang koper dan tali dus berisi buku-buku kuliahnya.

“Lariiiii!” teriaknya untuk menambah semangat ditengah badannya yang semula terasa lemah.

“Keyla, tunggu! Saya mau adopsi kamu.” teriak pak Pras.

Langkah Keyla terhenti setelah berlari cukup jauh. Ia membalikkan badan dan menatap pak Pras yang berusaha mengejar dirinya.

“Saya tidak berniat jahat, Keyla, saya hanya mau adopsi kamu. Saya hanya punya satu anak laki-laki, dan saya butuh anak lain untuk menemani saya.”

Keyla masih tak menjawab. Dari nada bicaranya, raut wajahnya, Keyla sekarang yakin sekali bahwa pak Pras adalah orang baik. Ia kini menatap pak Pras yang sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan prihatin.

“Bapak... serius mau adopsi saya?”

“Iya. Bagaimana? Kamu mau?”

“Saya....”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 169 - The Ending

    Keyla berjalan cepat dari dalam rumah melewati papa dan tante Puri.“Key, kamu mau kemana?” kejar papa.Keyla berlari keluar gerbang tanpa menggubris panggilan papa. Ia menghampiri Qairo, “Kak, tolong lupain masalah apapun yang lagi kakak hadepin. Anterin aku ke rumah kak Sarah sekarang!”“Sarah? Kamu mau apa kesana?”“Udah, ayo cepet.”Keyla masuk ke dalam mobil Qairo. Papa dan tante Puri menyusul. “Key, ada apa?”Keyla menangis dalam, “Jasmine bilang aku harus kesana untuk tahu sesuatu.”“Jasmine? Key, orang yang posting di web rumah sakit tentang kita udah pasti dia. Kamu ngapain percaya sama dia?”Keyla memutar suara voice note whatsapp dari Jasmine, “Key, gue tahu lo marah sama gue, lo benci sama gue atas semua yang gue lakuin ke elo. Tapi gue mohon sekarang lo ke rumah dokter Sarah untuk tahu kelakuan dokter Arial yang sebenarnya.”“Key, Jasmine paling cuma mau cari masalah baru. Dia gak bener-bener akan buktiin omongannya.”“Udah, kak, ngebut aja. Kita harus sampe k

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 168 - Berita Besar

    Sudah jam sembilan malam tapi Arial tak kunjung pulang. Keyla sudah menanyakan pada kepala suster, apakah Arial ada panggilan darurat, kepala suster mengatakan tidak. Arial katanya sudah pulang setelah ujian anak ko-as selesai. Itu berarti sudah dari sore ‘kan? “Key, mungkin Arial masih di jalan. Atau dia makan dulu sama Rocky.” Papa berusaha menenangkan hati menantunya yang khawatir. “Iya, pa. Mungkin.” Mbok Darmi menghampiri Keyla dan papa yang berdiri di samping kolam renang, “Permisi, pak. Ada bu Puri dan den Qairo di depan. Katanya mau ketemu bapak.” “Qairo?” “Kak Qai? Pa, aku ikut ya?” “Jangan sayang, nanti dulu. Nanti begitu papa sudah bicara dengan Qairo dan tante Puri, mbok akan panggil kamu disini ya. Papa... ada pembicaraan khusus sama tante Puri. Satu minggu ini tante Puri terus bilang ada hal penting yang mau dikasih tahu, tapi dia gak bicara terus.” “Oh, iya, pa.” Papa masuk ke dalam rumah disusul mbok Darmi. “Pur, Qairo?” “Pras.” Papa terkejut meli

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 167 - Berita Baik

    Keyla mengejar Qairo. Ia ingin menjelaskan bahwa kejadian malam itu tidak seperti dugaannya. Syukur-Syukur Qairo sudah melihat postingan klarifikasi Yoga yang menyebutkan jika ia adalah dalang dari semuanya. Ia juga menjelaskan bahwa Qairo dan Keyla tidak melakukan apapun. “Kak Qai kok malah pergi sih?” Keyla balik badan untuk mempersiapkan ujiannya. Ia tidak punya banyak waktu dan harus menunggu gilirannya berhadapan dengan dokter konsulen stase kandungan. Saat berjalan ke arah poli kandungan, Keyla mendadak terdiam. “Key?” “Kak Rocky?” “Kamu ngapain disini? Bukannya hari ini kamu ada ujian?” “Aku... mendadak mual, kak.” “Mual? Kamu masuk angin?” “Kayaknya sih.” “Ya udah ke ruangan aku dulu yuk, aku ada minuman pereda masuk angin.” Keyla mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Rocky. Qairo yang sembunyi di balik meja jaga UGD, mengikuti Keyla. Sepanjang jalan ia berpikir kenapa Keyla mual tiba-tiba, “Apa jangan-jangan Keyla ... hamil?” Qairo semakin frust

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 166 - Kehidupan yang Berbeda

    Bu Fatma menggeleng. Tante Puri diam sejenak, “Sebentar. Sewaktu menyimpan Karenina, saya pakaikan dia kalung Mutiara. Jadi...” beliau menutup mulutnya tak percaya, “Karenina itu... Keyla, bu?” Bu Fatma mengangguk. Tante Puri menangis bahagia begitu mengetahui bahwa Karenina Adriana, anaknya, adik Qairo adalah Keyla, anak panti asuhan yang dulu dibencinya dan sempat diancam akan di akhiri hidupnya. Dunia ternyata begitu sempit untuk berjarak dengan darah dagingnya sendiri. “Saya baru tahu semalam begitu mendapati foto ini di laci. Dibelakang foto itu ada coretan nama Karenina Adriani dan diganti Keyla Natania. Itu adalah tulisan ibu panti sebelumnya.” Tante Puri membalikkan fotonya, beliau mendapati apa yang dimaksud bu Fatma, “Bu, anak saya... Keyla? Ya ampun, saya senang sekali mendengarnya.” Bu Fatma ikut menangis, “Keyla pasti senang sekali jika tahu ibu kandungnya adalah ibu.” Mereka berpelukkan, “Tolong temani saya mengatakan hal ini pada Keyla, bu.” Bu Fatma

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 165 - Karenina Adalah...

    Tante Puri mengedarkan lagi matanya ke arah taman yang tak jauh dari panti asuhan Kasih Ibu berada. Waktu kecil Qairo sering kesini untuk main. Barangkali ia datang kesini. “Qai, kamu kemana sih?” Bu Fatma yang masih merasakan kakinya kaku setelah terkena stroke kemarin, selalu rutin jalan-jalan ke arah sini. Beliau tidak sengaja melihat tante Puri yang ditemani supirnya berdiri di salah satu spot taman. “Kenapa ya bu Puri ada disini? Aku samperin aja ah.” Bu Fatma berjalan bersusah payah menaiki tangga taman, “Bu Puri.” “Bu Fatma?” tante Puri membantu bu Fatma untuk naik tangga, “Saya bantu. Kita duduk di kursi ya, bu, ayo.” Mereka duduk di kursi besi taman. Begitu mereka duduk, supir bu Puri pergi menjauhi untuk memberikan pri “Bu Puri lagi apa disini?” “Saya lagi cari Qairo, bu.” “Loh, memang nak Qairo kemana?” Bu Puri membuang nafas pelan. Bu Fatma tentu tidak akan tahu kasus Keyla dan Qairo yang tersebar luas di web rumah sakit, “Itu... ada foto dan video Qai

  • Pernikahan Kontrak Dokter Muda    Bab 164 - Ingkar Janji

    “Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit. Kamu sama papa makan duluan aja. Kalo sempet aku pasti pulang.” “Ya udah. Nanti pulangnya hati-hati ya, mas.” “I-iya.” “Kok tegang gitu?” “Aku cuma belum biasa. Ya udah aku tutup ya.” “Oke, mas Arial. Love you.” Arial melirik Sarah, “Love you too.” Sarah menunduk begitu Arial membalas ucapan cinta dari Keyla. Ia tak seharusnya ada disini. Ia seharusnya menolak ajakan Arial tadi dan pergi saja ke rumah sakit. Ia akan mengunci diri di ruang pribadinya. “Sar, maaf.” “Buat?” “Aku gak bilang kalo Keyla istri aku.” Sarah tersenyum. “Kok senyum?” “Gak papa.” “Aku bener-bener brengsek.” Sarah tak menjawab. Arial menggeser posisi duduknya jadi menghadap Sarah, “Awalnya pernikahan aku sama Keyla cuma kontrak. Kita gak bener-bener mau menikah. Tapi papa—maksa.” “Om Pras sayang banget sama Keyla. Beliau selalu muji Keyla dibanyak kesempatan. Aku ngerti sekarang, kenapa om Pras ngelakuin itu. Karena Keyla bukan cuma a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status