Share

Menikahimu

Author: Lisa PLH
last update Last Updated: 2023-07-07 09:52:26

Setelah mendapatkan suntikan, tubuh gadis itu melemah. Suara gaduh yang dia ciptakan, hening seketika. Perlahan matanya terpejam, pengaruh dari obat bius.

"Maafkan aku!" ucap dokter mengusap kepalanya.

Dokter itu menginformasikan keadaan Melissa kepada Nadir via telepon.

Tidak berselang lama, panggilan diterima.

"Pak, dia sudah sadarkan diri."

"Baik, terima kasih informasinya. Setelah meeting saya akan ke sana" sahut Nadir menutup panggilan tanpa sahutan lagi dari dokter.

Satu jam berlalu. Nadir tiba di rumah sakit, di saat itu Melissa telah bangun dari tidur. Ia menangis pilu sendirian di kamar rawat tanpa ada seorang pun menemani.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Nadir sesaat setelah berdiri di samping brankar Melissa.

Melissa menoleh. Seorang pria yang sama sekali tidak dikenalnya sedang berdiri di sampingnya dengan tatapan sedih.

"Menurutmu, apakah aku baik-baik saja?" tanya balik Melissa tampak matanya sudah membengkak. Biji matapun memerah bagaikan darah.

Harusnya Nadir tidak bertanya, gadis itu kini kembali menangis. "Maafin aku! Malam itu … aku pulang terburu-buru. Aku sadar ini adalah kesalahanku," tutur Nadir menyalahkan dirinya.

Melissa begitu terisaknya, hingga ia tidak terlalu mendengarkan mendengarkan penuturan dari Nadir barusan. Ia begitu berduka atas kehilangan anggota tubuhnya.

"Sekali lagi aku minta maaf!" ujar Nadir.

Melissa menatap mata pria itu, tampak sebuah penyesalan di wajahnya. "Sebenarnya ini bukanlah kesalahanmu, Kak. Aku dikejar penjahat. Semua karena Pamanku," jelas Melissa menggeram kesal.

Tiba-tiba, Melissa meraih tangan Nadir ketika ia mengingat hidupnya bergantung dengan sang paman.

"Tolong bantu aku! Bawa aku pergi jauh dari kota ini! Aku nggak mau kembali ke rumah Pamanku lagi. Aku tidak akan tau bagaimana nasibku setelah ini," ucap Melissa memohon-mohon.

"Aku mohon! Dia akan menghajarku!" pinta Melissa menangis tersedu-sedu.

Nadir melihat wajahnya begitu ketakutan. Sepertinya gadis di depannya itu, mengalami tindakan kekerasan dari pamannya sendiri, hingga dia sangat tidak mau kembali ke rumah bahkan ingin pergi sejauh mungkin dari pamannya.

"Tenanglah! Aku akan membawamu pergi jauh dari pamanmu," sahut Nadir tangannya bergerak sendiri mengusap punggung Melissa. "Tapi untuk sekarang, kamu harus di sini dulu! Masalah keamananmu, bersamaku kamu sudah aman," ujar Nadir meraih tubuh Melissa dan memeluknya. Meskipun tidak kenal, Nadir tidak tega membiarkannya berlarut dalam ketakutan.

"Aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku!" pungkas Nadir, terpikirlah suatu cara di dalam benaknya.

Sebulan berlalu, keadaan Melissa semakin membaik, dokter telah mengijinkannya untuk dibawa pulang ke rumah. Niat bulat yang melekat diucapkannya ke Melissa, Nadir hari ini akan membawanya pulang ke rumah.

"Apakah kamu benar-benar akan menikahiku?" tanya Melissa menoleh ke samping kanan, Nadir tengah fokus mengemudikan mobilnya.

"Iya. Aku ingin bertanggung jawab atas keadaanmu saat ini!" jawab Nadir tersenyum tipis menegaskan niat di dalam hati.

Setibanya di rumah mewah bertingkat dua, Nadir menggendong Melissa keluar dari mobil. Membantunya duduk di kursi roda. Nadir mendorong kursi roda Melissa masuk ke dalam rumah.

Nadir bisa menerima Melissa karena besar tanggung jawabnya, tetapi bagaimana dengan tanggapan orang tua Nadir saat tahu putra mereka hendak menikahi gadis buntung? Melissa tidak yakin tanggapan mereka baik.

"Ibu, Erik, Vallen," panggil Nadir, menghalau keluarganya yang tengah asyik sendiri di tempat masing-masing.

Tidak menunggu lama, mereka berdatangan ke ruang tengah.

Tatapan sinis menyapa ke datangan Nadir dengan gadis asing yang terduduk di kursi roda. Namun diantara ketiga orang tersebut, satu diantaranya pria dengan usia dua tahun lebih muda memberikan sebuah senyuman manis.

"Siapa dia?" tanya Sarah, menunjuk secara langsung gadis yang dibawa putranya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Menyembunyikan Perlakuan Buruk Sarah

    Tidak berselang lama, seorang pria muda mengenakan seragam dokter datang dengan membawa tas tenteng berisi banyak obat dan alat kesehatan.Dokter membuka tas dan mengeluarkan beberapa alat kesehatan dan suntik. Melissa yang mulanya tenang, seketika tegang. Sesungguhnya ia sangat takut jarum suntik."Apakah perlu disuntik dok?" tanya Melissa gelagapan."Sangat perlu," jawab dokter menyiapkan tissue yang telah bercampur alkohol."Aku takut!" rintih Melissa menggenggam erat pergelangan tangan Nadir."Tidak papa, hanya sakit sedikit!" bujuk Nadir mendekap tubuh Melissa menenangkan ketakutan."Kamu mau sembuhkan?" tanya Harris Sahutan Melissa anggukkan kepala."Nah harus di suntik dulu," tambah Akbar. Ketiga pria dewasa itu membujuk Melissa bagaikan seorang anak kecil. Memang usia Melissa masih sangat muda sekali.Begitu jarum suntik menusuk bahunya, Melissa mencekik kuat pergelangan tangan Nadir, membebaskan cekikan. Meski sakit, Nadir sama sekali tidak mengeluh, ia tetap memeluknya erat.

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Perasaan Aneh

    Selesai meeting, Nadir bersama Akbar dan Harris berbincang-bincang di ruang pribadinya. Mereka menyambung topik pembahasan tadi yang sempat terpotong."Sekarang … apakah kamu tidak ingin memperkenalkan istrimu kepada kami?" tanya Harris menatap serius."Tau nih. Kami juga ingin kenalan dengan istrimu. Dia pasti sangat cantik sekali. Sama sepertimu tampan," tambah Akbar menyenggol bahu Nadir.Nadir tersenyum tipis, ada perasaan tidak enak di dalam hati setelah mengingat bagaimana keadaan Melissa. Namun tidak membuat Nadir harus menutupinya."Sebentar lagi waktu kita pulang, marilah ke rumahku. Aku akan memperkenalkan dia kepada kalian," sahut Nadir menepuk pundak kedua sahabatnya.Ketiga pria itu menatap jam di dinding. Tiba saatnya untuk mereka pulang ke rumah."Yuk! Sudah waktunya kita pulang," ajak Akbar tampak tidak sabar.Pada akhirnya mereka keluar dari ruangan luas itu. Tujuan mereka, tentu rumah Nadir.Setibanya di rumah, Nadir langsung membawa Akbar dan Harris ke kamar Melissa

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Memang Nasib Malang

    "Enak banget yah santai di sini." Suara keras wanita berasal dari belakangnya. Seketika Melissa menoleh. Terlihat sosok mertuanya tengah berada di belakangnya dengan tangan melipat di dada, tatapan mata menghina."Ibu," sebut Melissa menundukkan kepala. Ingat wanita paruh baya itu tidak menyukai dirinya, ia takut ibu mertuany akan menyakitinya lagi sama seperti kemarin."Buatlah dirimu berguna di rumah ini. Mungkin Nadir memberikanmu tumpangan gratis dengan dalih menikahimu, tapi aku sampai kapanpun tidak akan pernah menerimamu bagian dari keluargaku." Sarah berkelakar.Melissa masih menundukkan kepala sambil mengangguk pelan. "Baik Ibu," sahutnya."Sekarang bersihkan rumah! Danti sedang cuti. Kamu sebagai orang menumpang tinggal di sini sebaiknya sadar diri dan carilah fungsimu. Setidaknya ada gunanya kamu di sini," tutur Sarah berlalu begitu saja.Pergi Sarah, Melissa menghela nafas panjang. Baru ia senang dapat kembali menghirup udara segar setelah sekian lama terkurung di dalam ka

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Perhatian Seorang Suami

    Sebelum berangkat ke kantor, Nadir terlebih dulu membersihkan tubuh Melissa lalu memberikan dia makanan. Danti yang biasa mengurusnya, sedang pulang kampung. Terpaksa Nadir lah yang harus mengurus istrinya itu.Teringat perlakuan Sarah beberapa hari yang lalu, yang menyebabkan Melissa sakit selama dua hari, Nadir canggung meninggalkannya sendirian di rumah. Akan tetapi Nadir juga tidak bisa berada di rumah sementara dia punya tanggung jawab mengurus perusahaan."Bila ada apa-apa hubungi saja aku! Dalam waktu apapun, aku selalu aktip untukmu." Selepas mengatakannya, Nadir menyerahkan salah satu ponsel miliknya ke Melissa."Aku tidak butuh ini! Aku bisa menjaga diriku sendiri," tolak Melissa enggan mengambil ponsel di tangan Nadir. Namun Nadir memaksa Melissa mengambil ponselnya."Aku tidak suka ditolak. Ambillah! Anggap saja ini teman buatmu di saat aku tidak ada di rumah," ujar Nadir pada akhirnya Melissa mau menerima.Setelah makanan di piring habis, Nadir bangkit dari duduknya di uju

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Mulai Nyaman

    "Kak Nadir!" sebut Melissa wajahnya begitu tegang."Apa yang Ibu lakukan?" tanya Nadir menghempaskan tangan Sarah dengan sedikit kasar.Dari hempasan yang Nadir lakukan, Sarah merasakan rasa sakit dan mengadu kesakitan. "Argghhh … segitunya sama wanita buntung ini. Sampai kamu menyakiti tangan ibu!" rintih Sarah mengusap-usap pergelangan tangannya.Tidak ada niatan menyakiti ibunya. Akan tetapi perbuatan yang ibunya lakukan sangatlah keterlaluan, di luar batas kepri kemanusiaan."Maafkan aku Ibu! Aku tidak bermaksud menyakiti Ibu," jelas Nadir merasa bersalah."Kamu sudah tidak sayang lagi sama Ibu!" kelakar Sarah menghentakkan kaki lalu melenggang pergi dari kamar Melissa dengan perasaan jengkel.Nadir yang benar-benar merasa bersalah, mengejar ibunya. Sementara Melissa membenarkan posisi duduknya, tentu ia menangis diperlakukan kasar oleh mertuanya sendiri."Andaikan Ibu tidak pergi, aku tidak akan berada di sini. Hidupku menderita tanpa Ibu," isak Melissa tanpa terasa air mata memb

  • Pernikahan Kontrak Gadis Buntung   Dipermalukan Tetangga

    "Nya, di luar ada yang jual sayur tuh! Nyonya bilangkan mau beli sayuran buat Non Vallen," ujar Danti mendatangi Sarah yang sedang santai di kursi depan kolam renang di samping rumah."Baiklah," sahut Sarah sembari bangkit dari duduk. Mengambil dompetnya di dalam kamar.Sarah pergi ke halaman rumah tepat dimana penjual sayuran keliling berada. "Pak ada bayam?" tanya Sarah menghampiri.Di sana sudah ada beberapa ibu-ibu tetangga di sebelah rumahnya. Mereka menatap sinis kedatangan Sarah di sana."Kok bisa-bisa sih putra kesayangan nikah sama gadis buntung gitu," sindir salah satu tetangga Sarah."Bukahkan Nadir punya pacar yang begitu cantik dan keluarga yang baik. Lantas mengapa menikah dengan wanita cacat, lagi tidak jelas seluk-beluk keluarganya.""Apalagi kata suamiku yang kebetulan ada di lokasi tabrakan, gadis itu begitu seksi. Dia mengenakan dress mini ketat. Dan paling mencengangkan, ada beberapa pria yang mengejarnya. Mungkin mereka adalah bodyguard dari pria hidung belang yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status