Share

Butuh Teman

last update Huling Na-update: 2025-08-12 13:00:51

Saat sore hari.

Ayudhia berada di dalam lift yang baru saja terbuka di basement gedung Atelier. Ayudhia melangkah keluar, tatapannya langsung tertuju pada mobil Arlo yang terparkir tak jauh dari lift. Dia bergegas mengayunkan langkah menghampiri mobil Arlo, lalu masuk di kursi penumpang bagian belakang.

“Maaf agak lama,” katanya ketika sudah duduk di samping Arlo sambil memakai sabuk pengaman.

Arlo memperhatikan Ayudhia yang sedang mengunci sabuk pengaman, begitu Ayudhia menoleh ke arahnya, Arlo mengangguk singkat.

Mobil yang mereka tumpangi melaju meninggalkan basement perusahaan menuju rumah Alina. Di dalam mobil terasa begitu hening, hanya ada suara deru halus dari mesin mobil.

“Bagaimana perkembangan desainnya?” 

Mendengar suara Arlo yang memecah keheningan di kabin, Ayudhia menoleh pada pria itu. “Persiapannya sudah sembilan puluh persen, jadi tinggal merancangnya saja. Nanti, aku akan memantau sendiri

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
wardah
elvano sariawan ya ,,apa dia bingung harus menghibur Ayu dengan cara apa sampe elvano tidak berkata apa "
goodnovel comment avatar
Puji WidyAstuti
Mike nih hrus kerja ekstra pkoknya nemuin dlng di balik ini semua. lama bner g kelar2
goodnovel comment avatar
Wida
lah el.knp km Mlah diem
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Perhatian Kecil

    Ayudhia baru saja tiba di rumah bersama sopir yang menjemputnya. Dia turun dari mobil membawa kardus berukuran sedang.Ayudhia segera masuk ke dalam rumah menuju kamar, begitu sampai di kamar, Ayudhia melihat Arlo yang sudah pulang.Melihat Ayudhia meletakkan kardus di dekat sofa, Arlo mengerutkan keningnya. “Apa yang kamu bawa?” Ayudhia menoleh pada Arlo. Dia menegakkan badan sebelum menjawab, “Ini potongan pola bahan untuk gaun yang siap dijahit.”Ayudhia mengalihkan tatapan ke kardus di lantai, lalu kembali berkata, “Entah kenapa perasaanku tidak enak, jadi aku bawa semua ini pulang, besok akan aku bawa lagi ke perusahaan. Dengan begini, aku agak merasa lega.”Arlo mengerutkan kening. Dia meletakkan ponsel di meja sambil bertanya, “Bukankah ada penyimpanan khusus di gudang ruang produksi, kenapa tidak diletakkan di sana saja?”Kepala Ayudhia menggeleng pelan. “Entahlah, aku tidak yakin. Tidak apa repot membawa barang ini ke sana-kemari, asal barang-barang ini aman.”Melihat senyum

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Firasat Buruk

    Maya meremat gulungan kain di tangannya, lalu meletakkan kasar di atas meja.“Maksudnya apa? Urusan gagal atau tidak, biarkan Atelier yang mengurusnya. Mereka kerja di sini dibayar, bukan untuk malas-malasan dengan spekulasi mereka sendiri. Tugas kita di sini kerja.” Suara Maya begitu lantang, dadanya sampai naik turun tak beraturan menahan ledakan emosi.Melihat emosi Maya yang tak terkendali, Ayudhia langsung menyentuh pundak Maya. Dia menggeleng kepala pelan agar Maya tenang ketika rekan kerjanya itu menoleh padanya.“Mereka tidak bisa berbuat seenaknya begitu, Ayu. Mereka digaji untuk kerja bukan mengkritik masalah staff lain,” gerutu Maya.“Kalau dipaksa, takutnya malah akan mengacaukan pekerjaan kita juga. Jadi biarkan saja,” balas Ayudhia.Melihat tatapan Ayudhia yang begitu menenangkan. Maya menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya pelan untuk meredam emosinya.Saat berhasil mengontrol emosi, Maya menatap rekan-rekan kerjanya yang juga tampak malas. Bahkan tak ada yang s

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Ketidakpercayaan

    Siang hari di Atelier.Pintu lift terbuka di lantai tiga ruang bagian produksi. Ayudhia bersama timnya melangkah keluar dari lift menuju ruang yang sudah disiapkan untuk mulai merancang desain buatan Ayudhia.Saat Ayudhia mencapai di ambang pintu, langkahnya terhenti saat mendengar pembicaraan karyawan yang bertugas di sana. Dia menatap dua karyawan duduk di depan meja memunggungi pintu masuk.“Sampai sekarang aku masih tidak paham, kenapa dia yang menjadi kepala tim untuk project penting seperti ini.”“Tidak tahu juga apa yang membuatnya dipertahankan. Apalagi kalau berita ini terus naik, mau membuat gaun seindah apa pun, tidak akan pernah dilirik investor. Mereka tidak mau rugi kalau bekerjasama dengan perusahaan yang punya skandal.”“Benar juga, buruk sekali nasib kita. Kenapa kita harus diberi tanggung jawab membuat desain staff itu. Kerja keras pun sepertinya akan sia-sia.”“Merepotkan sekali.”Ayudhia diam dengan tatapan datar, satu tangannya mengepal kuat di samping tubuhnya.S

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Sudah Ada Petunjuk

    Di mobil. Arlo duduk diam dengan tatapan datar. Dia melirik pada kaca spion luar, melihat mobil-mobil wartawan mengikutinya. Dia tetap duduk dengan tenang sampai mobilnya tiba di RDJ Group. Saat mobil baru saja berhenti di depan lobby, beberapa wartawan yang ada di depan RDJ langsung mengerumuni mobil Arlo, ditambah wartawan yang tadi mengikuti, membuat security yang akan mengamankan Arlo kewalahan. Mike segera membelah kerumunan, memastikan Arlo mendapatkan jalan untuk masuk ke gedung RDJ, baru setelahnya membuka pintu mobil. Begitu Arlo melangkahkan kaki keluar dari mobil, para wartawan semakin mendesak untuk mendekat meskipun beberapa security sudah menghalangi. “Beri kami jalan!” teriak Mike dengan lantang sambil melindungi Arlo dari kerumunan para wartawan. “Pak Arlo, apa Anda tak mau memberi klarifikasi tentang berita yang beredar dan keterlibatan Atelier di dalamnya?” tanya salah satu wartawan sambil mengacungkan alat perekam ke arah Arlo. Sadar takkan bisa melewati para w

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Ide Elvano

    Kening Elvano berkerut samar. Dia menatap bergantian orang-orang yang ada di ruangan itu, sebelum tatapan Elvano berakhir pada Arlo. “Kenapa tidak boleh terlihat bersamamu?”Melihat kebingungan di ekspresi wajah Elvano, Aksa menjelaskan, “Saat ini masalah Ayudhia sedang disangkutpautkan dengan Atelier, jika Ayudhia ketahuan bersama kakakmu, itu akan menguatkan opini buruk publik pada keduanya. Ayudhia akan terkena imbas lebih dalam.”Melihat Ayudhia yang diam, Alina meraih telapak tangan Ayudhia dan tersenyum saat menantunya ini menoleh padanya. “Tidak memperbolehkan orang melihatmu bersama kami, bukan berarti kami tidak menganggapmu keluarga. Tapi untuk saat ini, menutupi identitasmu sangat penting. Jangan sampai kamu menjadi sasaran keegoisan orang-orang yang tak bertanggung jawab. Kami tidak mau kamu semakin dihujat.”Bola mata Ayudhia sedikit berkaca-kaca. Dia menganggukkan kepalanya, memahami semua sikap yang ditunj

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Suasana Pagi Yang ....

    Keesokan harinya.Ayudhia bangun dengan wajah lebih segar. Dia sudah membersihkan diri dan memakai pakaian yang Alina siapkan. Ayudhia berdiri mematut diri di depan cermin dengan ekspresi lebih ceria, perasaannya begitu tenang setelah bisa bicara dengan keluarga Arlo.Di dekat Ayudhia, Arlo sedang memakai jam tangan, ketika mengalihkan pandangan pada Ayudhia, dia berkata, “Aku akan mengantarmu ke Atelier sebelum ke RDJ.”Ayudhia menoleh pada Arlo sambil mengangguk. “Iya”Saat Arlo ikut menoleh ke arah Ayudhia, dia bisa melihat sorot kelegaan dan ketenangan dari mata istrinya itu. Senyum samar nyaris tak terlihat terbentuk di bibir Arlo.Ayudhia memperhatikan ikatan dasi Arlo yang kurang rapi. Ayudhia melangkah mendekat ke arah Arlo berdiri, begitu sampai di samping suaminya yang sedang mematut diri di kaca, Ayudhia berkata, “Boleh kurapikan ikatan dasimu?”Saat kembali menoleh pada Ayudhia, pandangannya tertuju ke tangan Ayudhia yang siap terangkat. Arlo memutar tubuhnya menghadap Ayud

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status