Home / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan / Putri Pengganti Yang Dibuang

Share

Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan
Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan
Author: Aililea (din din)

Putri Pengganti Yang Dibuang

last update Last Updated: 2025-06-26 15:30:33

“Jangan bakar itu! Itu milikku, Fiona!”

Teriakan Ayudhia pecah di halaman belakang rumah keluarga Ardhana. Dia berlari, lututnya tergores tanah saat terjatuh untuk menyelamatkan kertas-kertas sketsanya yang terbakar. Tetapi, api sudah lebih dulu menelannya. Ujung-ujung lembaran itu berubah abu dalam hitungan detik.

Di hadapannya, Fiona berdiri anggun dengan wajah datar dan senyum kecil di sudut bibir. “Maaf, aku pikir itu cuma kertas bekas. Tapi, kamu bisa gambar ulang, ‘kan? Kalau kamu memang benar yang buat.”

Suara Fiona terdengar ringan, seolah dia sedang bercanda. Tetapi, Ayudhia tahu betul bahwa gadis di hadapannya ini tahu persis apa yang dia lakukan.

Lima tahun lalu, Fiona tiba-tiba datang ke rumah ini.

Gadis itu berdiri di depan gerbang besar dengan wajah yang mirip Sonia, nyonya Ardhana, dan membawa bukti serta hasil tes DNA yang menunjukkan bahwa dia adalah putri kandung keluarga Ardhana yang selama ini hilang sejak masih bayi.

Awalnya semua terkejut. Bahkan tidak percaya. Namun, setelah semua ‘bukti’ itu dibentangkan, reaksi Sonia dan Dimas, suaminya, tidak bisa disangkal. Sonia dan Dimas langsung memeluk Fiona dengan air mata dan tawa. Euforia yang hanya terjadi saat seseorang ‘pulang ke rumahnya.’

Sementara Ayudhia hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan. Bingung dan tidak mengerti.

Karena di hari itu juga dia baru tahu bahwa dirinya yang selama ini dipanggil ‘putri’, ternyata bukan siapa-siapa. Justru Ayudhia lah si anak adopsi yang diambil untuk menggantikan posisi Fiona yang menghilang.

Saat itu, mungkin karena merasa kasihan pada Ayudhia, mereka bilang tidak akan berubah. Bagaimana pun juga Ayudhia telah bersama mereka sejak 26 tahun yang lalu.

Sonia memeluk Ayudhia dan berkata, “Kamu tetap anak mama.” Samuel, kakak laki-laki, ikut tersenyum sambil mengusap kepalanya. Dimas juga sempat mengangguk.

Dan Fiona bersikap baik, menyebut Ayudhia ‘saudara’ dengan suara manis. Tetapi lambat laun Ayudhia tahu, itu semua hanya topeng. Fiona perlahan-lahan mengikis posisi Ayudhia di rumah ini.

Membuat perlakuan keluarga Ardhana seiring waktu berubah terhadap Ayudhia.

Puncaknya terjadi saat Fiona secara diam-diam mengambil salah satu desain Ayudhia dan menyimpannya di kamarnya sendiri. Ketika Ayudhia menuduh, Fiona menangis. Dan kemudian Ayudhia yang ditampar.

Seperti hari ini.

“Kamu tahu sketsa itu milikku ....” Suara Ayudhia gemetar, matanya memerah. “Itu sketsa lomba. Aku sudah bekerja keras berhari-hari dan kamu bakar semuanya!”

“Cukup, Ayudhia!”

Suara Samuel meledak dari belakang Ayudhia. Wajahnya merah padam. Dalam satu langkah cepat, dia menghampiri dan menampar wajah Ayudhia keras-keras hingga kepala gadis itu terpelanting ke samping.

Ayudhia terhuyung, darah mulai merembes dari sudut bibirnya.

“Kamu pikir kami percaya omonganmu?! Fiona adik kandungku. Dia yang pasti berkata jujur. Sementara, kamu itu cuma—” Samuel tak melanjutkan untuk beberapa saat, seperti ada sesuatu yang menahan Samuel untuk melanjutkan ucapannya. Tapi Ayudhia tahu sisa kalimat itu.

“Kamu itu cuma anak angkat.”

Fiona menunduk pelan, berpura-pura sedih. “Kak, jangan terlalu kasar. Ayudhia cuma bingung. Dia belum bisa terima kenyataan dan menerima fakta bahwa karya itu milikku.”

Ayudhia menatapnya tajam, tetapi tersirat kemarahan dan luka di dalamnya.

Sedang Fiona, saat mata Samuel tak memandang, menoleh dan tersenyum pada Ayudhia. Senyum penuh kemenangan.

Kali ini, Ayudhia sudah tidak menahan apa pun lagi. Sudah cukup penderitaan yang dialami Ayudhia sejak Fiona datang ke rumah ini. “Yang sebenarnya belum bisa menerima kenyataan ini aku atau kalian?” Ayudhia mendengus, tertawa mengejek. “Jelas-jelas adik kesayangan ini tidak bisa membuat sketsa sama sekali, tapi kalian—”

Plak!

Sekali lagi, Samuel menampar Ayudhia. Kini, kedua pipi Ayudhia merah.

“Jangan menghina Fiona! Kamu harus ingat, dia baru kembali, sedangkan kamu hidup nyaman di keluarga ini. Itu tidak sebanding dengan penderitaan yang Fiona alami.”

‘Tidak sebanding,’ katanya.

Mendengar kata-kata Samuel, Ayudhia kini tertawa keras. Begitu keras hingga ujung matanya menitikkan air mata.

Tawa keras Ayudhia yang tidak berhenti membuat Samuel tertegun.

Tidak lama, Sonia dan Dimas datang menghampiri mereka. “Ayudhia, cukup kamu membuat onar di rumah ini!” teriak Sonia. Sedang Dimas hanya diam.

Ayudhia berhenti tertawa melihat Sonia dan Dimas. Hatinya sakit dan giginya gemeletuk menahan emosi di dada. Dimas sebenarnya tahu bahwa Ayudhia lah yang membuat sketsa-sketsa ini, tetapi pria itu hanya diam. Tidak membela Ayudhia, tapi tidak juga menyalahkan Fiona.

Dan itu yang paling menyakiti hati Ayudhia.

Ayudhia mengusap bibirnya yang berdarah. Suaranya rendah, tapi tajam. “Kalau aku yang membuat onar kenapa kalian tidak mengusirku?”

Samuel mengerutkan dahi. “Kalau begitu keluar dari rumah ini sekarang! Kamu memang tidak tahu terima kasih!”

Fiona yang menyaksikan pemandangan itu di tempatnya tersenyum tipis. Namun, ia masih belum puas jika Ayudhia masih bisa berdiri. 

Fiona berlari ke arah Samuel memeluk kakaknya cepat, berpura-pura ingin menenangkan Samuel. “Kak, tidak boleh mengusir Ayudhia. Bagaimana pun juga Ayudhia telah bersama kalian lebih lama daripada aku.”

Fiona dengan wajah sendu dan mengiba kemudian menatap Sonia dan Dimas.

Begitu mendengar ucapan Fiona, Ayudhia dapat melihat sedikit perubahan di raut wajah Dimas.

Dimas menghela napas, dan akhirnya dia mengeluarkan suaranya. “Ayudhia, selama ini kami sudah cukup sabar dengan kelakuan dan sikapmu. Kami membesarkanmu tapi ini balasannya.” Dimas menatap Ayudhia dalam, ada sebersit kekelaman juga kekecewaan yang melintasi mata Dimas, tetapi kalimat Dimas berikutnya menusuk hati Ayudhia lebih dalam. 

“Kami menyesal pernah menyayangimu dan telah mengangkatmu jadi bagian keluarga Ardhana.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Kaila Raisha
orang tua plinplan ga punya pendirian....
goodnovel comment avatar
Viva Oke
bab awal yang menyakitkan dan menyesakkan dada.. sungguh miris ya orang tua seperti Dimas menutup mata walaupun tahu semua fakta. pergilah Ayudia.
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
astaga..... baru bab pertama loo... udah bikin shack shick shock...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Pertengkaran di Pagi Hari

    Andreas memakai setelan kemejanya. Dia mematut dirinya di depan cermin, tatapannya lurus tertuju pada bayangannya yang terpantul dari cermin, sedangkan tangannya sibuk memasukkan manik kancing satu persatu.Saat itu, Cassandra masuk ke dalam walk in closet. Dia menatap Andreas yang tak menoleh sama sekali padanya.Sambil melangkah menghampiri Andreas, Cassandra menatap suaminya sambil berkata, “Apa kamu mau menjenguk Papa lagi?”Andreas tak menjawab pertanyaan Cassandra. Dia menarik laci lalu mengambil jam tangan mewahnya dari dalam sana. Sambil memakai jam tangan, Andreas berkata, “Aku masih ada urusan bisnis di luar negeri. Penerbangan siang ini.”Cassandra membulatkan bola mata lebar, sebelum dia memprotes keputusan Andreas, suaminya sudah lebih dulu berkata, “Tidak ada urusan yang penting, tidak perlu menghubungiku jika bukan aku yang menghubungimu.”Setelah mengatakan itu, Andreas mengambil jasnya dari lemari.Cassandra tersentak mendengar ucapan Andreas. Dia menatap suaminya den

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Mempertimbangkan Lagi

    Setelah rapat selesai.Ayudhia bangkit dari duduknya, lantas melangkahkan kaki menuju tempat duduk suaminya. Dia menatap Arlo yang sedang berdiri dari kursi, sehingga Ayudhia bergegas menghampiri.Melihat kedatangan istrinya, Arlo langsung berkata, “Setelah ini langsung pulang.”Ayudhia tersentak mendengar ucapan suaminya padahal dia belum berucap sepatah kata pun. Namun, Ayudhia tetap berusaha tenang, dia tersenyum ke suaminya sebelum bicara.“Tapi aku mau membahas soal strategi pemasaran dengan yang lain, satu jam lagi, ya. Aku janji, setelah satu jam, aku akan pulang.” Ayudhia lalu menunjukkan telunjuk di depan wajahnya, tatapannya penuh memohon agar Arlo mengizinkan sekali itu saja.Arlo menatap datar sejenak pada Ayudhia yang sedang membujuknya. Dia menekuk lengan kirinya di udara untuk melihat jarum di arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.Setelahnya, Arlo kembali menatap pada Ayudhia yang masih menunggu izin darinya. “Baiklah, hanya satu jam. Setelahnya pulang bersama

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Kembali Bekerja

    Satu minggu berlalu.Pagi itu, Arlo melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah. Tatapannya tertuju ke ranjang, tetapi dia tak melihat keberadaan Ayudhia di sana.Mengalihkan pandangan ke pintu walk in closet yang terbuka, Arlo lantas melangkahkan kaki ke sana.Begitu masuk ke dalam ruangan itu, kedua kaki Arlo berhenti melangkah, lalu tatapannya tertuju pada Ayudhia yang sedang menyiapkan pakaiannya.“Sudah selesai,” kata Ayudhia.Arlo mengangguk. Dia kembali mengayunkan langkah mendekat pada Ayudhia.“Aku sudah siapkan pakaianmu,” kata Ayudhia dengan senyum merekah di wajahnya.Arlo berhenti tepat di depan Ayudhia, lalu dia memandang pakaian yang tergeletak di sofa sebelum menatap istrinya lagi.“Hari ini, apa kamu jadi berangkat ke Atelier?” tanya Arlo.Semalam Ayudhia membujuk Arlo agar mengizinkan pergi ke Atelier karena hari ini ada presentasi untuk sampel gaun yang akan diproduksi massal oleh Atelier.Mendengar pertanyaan Arlo, senyum Ayudhia merekah l

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Mulai Dari Awal

    Henry urung menemui Andreas. Dia berbalik arah menemui Cassandra yang berada di balkon atas.Menatap sang mama di sana. Henry melangkah menghampiri Cassandra, lalu berdiri di samping sang mama yang sedang memandang ke halaman samping mansion mereka.Kedua telapak tangan Henry berpegangan di pembatas balkon, tatapannya tertuju lurus ke depan ke arah sang mama memandang, lalu berkata, “Papa selalu tak bisa ditemui jika baru saja kembali dari luar negeri.”Cassandra masih diam. Kecemasannya akan hal-hal yang mungkin dilakukan Andreas, membuatnya tak bisa tenang.Namun, anak buahnya melaporkan kalau Andreas hanya tinggal di hotel seharian saat sampai di negara yang baru dikunjungi, sebelum akhirnya kembali pulang karena panggilan dari Cassandra.“Kakek menginginkan anak kandung dari Papa, apa masih ada kemungkinan aku mewarisi semuanya?”Pertanyaan dari Henry membuat Cassandra menolehkan kepala ke samping. Dia menatap Henry yang memasang wajah putus asa.Cassandra menyentuh lengan Henry,

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Foto Bayi

    Di Mansion Andreas.Pria paruh baya itu duduk di ruang kerjanya bersama dengan Steven yang berdiri di depan mejanya.Steven tak berani bicara, dia hanya berdiri dengan kepala tertunduk. Diam, sampai Andreas yang bicara karena majikannya sedang dalam mood yang sangat buruk.“Sudah selama ini dan anak buahmu belum bisa menemukannya?”Suara tegas dan dalam itu begitu menusuk telinga. Andreas menggerakkan kepala, mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Steven berdiri.Belum juga Steven membalas perkataannya, Andreas kembali berkata, “Atau jangan-jangan kamu memang tidak serius mencarinya, Stev? Apa kamu berkhianat dariku?”Mendengar ucapan Andreas, Steve langsung mengangkat pandangannya mengarah pada Andreas, kepalanya menggeleng kuat, menyanggah apa yang Andreas tuduhkan.“Itu tidak benar, Tuan. Saya sudah ikut Anda puluhan tahun, saya tidak mungkin mengkhianati Anda. Anda yang paling memahami saya, Tuan.”Andreas mendengkus kasar. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu mengus

  • Menjadi Istri Kesayangan Presdir Tampan   Kedatangan Sahabat

    Sore hari, di rumah sakit Ayudhia dirawat.Dokter baru saja melakukan pengecekan pada kondisi Ayudhia.“Secara keseluruhan kondisi Bu Ayudhia sudah sangat baik, mungkin memar akibat benturan akan memudar lama, tapi itu tak masalah,” ucap dokter menjelaskan.Ayudhia mengangguk kecil.“Besok saya akan melakukan USG lagi untuk memastikan rahimnya sudah bersih dari sisa gumpalan darah akibat keguguran kemarin,” ucap dokter lagi.Mendengar kata ‘keguguran’, dada Ayudhia terasa nyeri lagi. Ekspresi wajahnya berubah sendu, walau detik berikutnya dia tersenyum saat dokter pamit meninggalkan ruang inapnya.Arlo menunggu sampai dokter dan perawat pergi, setelahnya dia menatap Ayudhia yang hanya diam.“Apa luka memarnya masih sangat sakit?” tanya Arlo.Ayudhia tersentak. Tatapannya beralih ke suaminya yang berdiri di samping ranjangnya. Sambil memulas senyumnya untuk menenangkan perasaan suaminya, Ayudhia lantas membalas, “Hanya sakit kalau tak sengaja tersentuh atau tersenggol saja, jika tidak,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status