Pernikahan Paksa Dengan Sang Penguasa

Pernikahan Paksa Dengan Sang Penguasa

last updateLast Updated : 2025-03-23
By:  KimrOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
16Chapters
194views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Melihat adiknya dan kekasihnya tidur bersama membuat Alaia harus berpisah dengan Alvano, rasa sesak yang mendalam di dalam dada membawa Alaia ke sebuah bar yang ada di pusat kota dan menghabiskan malam panas bersama dengan seorang Penguasa. Pernikahan paksa pun tak bisa di hindari, tapi sayangnya pernikahan yang dilandaskan dengan keterpaksaan tak selalu berakhir baik dan menjadikan rumah tangganya bagai Neraka. "Kapan kau akan mencintaiku, Ken?" Alaia Ergita Devannya. "Sampai mati pun aku tidak akan pernah mencintai gadis licik sepertimu!" Kenandra Adyatma Raharja.

View More

Chapter 1

Desahan di Kamar Adikku

"Ma, aku pulang!" Ujar Alaia, setelah empat tahun merantau di kota besar membuat Alaia harus berpisah dengan keluarga dan juga kekasih yang sudah bersamanya selama lima tahun. Gadis itu melangkahkan kakinya perlahan masuk ke dalam rumah, meletakkan tas yang ada di tangannya kemudian berjalan menuju ke kamarnya. Dia ingin istirahat sebentar sebelum kembali bersiap siap untuk memberikan kejutakan kepada kekasihnya dengan kepulangannya yang tiba tiba.

"Kok sepi sih? Apa mama sama papa lagi pergi ya?" Gumam Alaia, dia kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar hingga sebuah suara dari kamar adiknya mengalihkan perhatiannya.

"Lanjutin, mas! Udah nggak tahan." Terdengar jelas suara Kania dari balik pintu yang tak tertutup rapat itu. Pelan pelan, Alaia melangkahkan kakinya mendekat ke arah kamar adiknya. Suara desahan dan juga lenguhan terdengar menyeruak dari kamar itu, membuat Alaia harus menahan nafasnya pasalnya adik semata wayangnya itu masih belum menikah dan ini tentu saja perbuatan tak senonoh yang seharusnya tidak di lakukan oleh Kania, apalagi di rumah.

"Enak sayang?" Terdengar suara pria yang membuat Alaia terpaku di tempatnya.

Deg!

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, senyuman yang tadinya mekar karna sudah tidak sabar bertemu dengan adik dan juga kekasihnya tiba tiba saja sirna, Hubungan yang sudah dia jaga selama tiga tahun kini benar benar hancur karna Alaia tahu dengan jelas, jika pria yang sedang bersama dengan adiknya itu adalah Alvano, kekasihnya.

"Lagi yang." Terdengar sahutan dari Kania, Alaia meremas dadanya sesak. Rasa jijik seketika menyelimutinya, dia kemudian tanpa takut langsung menggebrak pintu kamar Kania. Membuat sepasang pria dan wanita itu langsung menghentikan aktivitasnya.

"Tega kamu ya dek! Pacar kakak kamu embat juga!" Ujar Alaia, dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan kedua manusia yang terlihat sedang sibuk menutupi diri mereka masing masing.

"Alaia, kamu kapan pulang?" Tanya Alvano, terkejut dengan kedatangan kekasihnya yang tiba tiba.

"Nggak usah banyak tanya, mulai sekarang kita putus! Nggak sudi sama bekas adek sendiri." Ujar Alaia, setelahnya dengan tangan bergetar dia berbalik arah dan meninggalkan Kania dan juga Alvano yang terlihat masih terkejut dengan kedatangannya.

"Alaia! Alaia!" Panggil Alvano, pria itu terlihat hendak mengejar Alaia dan memakai pakaiannya.

"Kalo mas pergi, kita udah nggak ada hubungan apa apa lagi!" Ancam Kania, membuat Alvano harus menghentikan aktivitasnya dan membiarkan Alaia pergi begitu saja dan meninggalkan mereka.

Alaia melangkahkan kakinya dengan gontai, dia benar benar tidak habis pikir dengan apa yang ada di dalam pikiran Kania dan juga Alvano. Air mata akhirnya jatuh begitu saja dari mata Alaia, selama ini dia sangat mencintai Alvano dan selalu memberikan apa pun yang dia inginkan. Tapi ternyata pria itu malah menyelingkuhhinya dengan adiknya sendiri.

Alaia mengambil kembali barang yang tadi dia letakkan, kemudian dengan tangan yang masih gemetar dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota tempat dia bekerja. Persetan dengan apa yang dia lihat barusan, Alaia tidak akan bersedih lagi, air matanya terlalu berharga untuk menangisi sepasang manusia bejat itu.

"Cheers!"

Terdengar dentingan gelas yang menggema di ruangan penuh bising, Alaia terlihat menenggak minuman yang ada di gelasnya dalam sekali tenggakan. Setelah mengemudi hampir dua jam dari rumahnya ke kota tempat dia bekerja, Alaia akhirnya memutuskan untuk mengikuti teman temannya menghabiskan malam di bar. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, dia memutuskan untuk masuk ke salah satu tempat terlarang yanh selama ini menjadi tabu baginya. Putus dengan Alvano bukan hal paling buruk yang harus dia hadapi hari ini, tapi kesalahan salah satu teman kerjanya juga membuat Alaia harus kehilangan pekerjaan. Itu alasan kenapa dia pulang tadi, tapi sayangnya kepulangannya terjadi malah menambah masalah bagi pikirannya karna dia melihat sendiri dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pria yang sangat dia cintai sedang memadu kasih dengan adiknya.

"Alaia, kamu baik baik saja?" Tanya seorang pria kepada Alaia, dia adalah Rey teman dekat Alaia di sini. Dia yang selalu membantu Alaia bahkan saat Alaia sedih, dia akan menuruti semua keinginan Alaia bahkan untuk masuk ke tempat ini sekali pun.

"Aku baik, ayo Naina! Kita lanjut minum lagi!" Ujar Alaia, dia kembali mengangkat gelasnya dan meminta temannya yang sudah familiar dengan dunia ini kembali menuangkan minuman untuknya.

"Wow wow! Welcome to new Alaia!" Ujar Naina, gadis itu terlihat sangat senang karna perubahan yang terjadi pada Alaia hari ini. Alaia kembali menenggak minuman itu sekali lagi dan menghabiskannya hingga tandas, membuat Rey yang ada di sebelahnya merasa sedikit khawatir dengan keadaan Alaia.

Drrt drrt!

Sebuah panggilan dari nomor Alvano membuat Alaia melirik ke arah ponselnya, sebenarnya dia ingin mengabaikan panggilan itu. Tapi dia merasa jika menghindar hanya akan membuatnya terlihat menyedihkan, akhirnya setelah berpikir panjang Alaia akhirnya pamit kepada Rey dan juga Naina untuk mengangkat panggilan itu.

"Aku keluar sebentar." Bisik Alaia kepada kedua temannya.

"Kemana?" Tanya Rey Naina penasaran.

"Mau angkat telpon." Balas Alaia.

"Mau di temenin?" Tanya Rey, pria itu terlihat sudah mulai mabuk sama halnya dengan Alaia dan juga Naina.

"Nggak usah, lanjutin aja!" Ujar Alaia, setelah itu dia pun segera melangkahkan kakinya ke salah satu lorong yang terlihat cukup sepi dan hening.

Alaia melangkahkan kakinya dengan gontai, kepalanya sudah mulai sakit. Dia terus melangkahkan kakinya ke arah lorong yang terlihat remang dengan beberapa pintu yang berjejer rapi. Alaia menghentikan langkahnya di kamar nomor delapan, dia duduk di depan pintu itu lalu mengangkat panggilan dari Alvano.

"Ada apa?" Tanyanya, Alaia menyenderkan kepalanya pada pintu kamar itu. Dia benar benar sudah sangat mabuk hingga kepalanya terasa sangat sakit.

"Aku hanya tidur dengan Kania tapi yang aku cintai cuma kamu, sayang." terdengar suara dari seberang sana, anehnya kali ini suara yang biasanya sangat di sukai oleh Alaia berubah menjadi suara yang sangat dia benci bahkan hingga membuat dirinya merasa jijik.

"Kamu nggak pernah mau aku ajak tidur, jadi aku nidurin Kania." Imbuh Alvano.

"Jadi kamu selingkuhin aku karna aku nggak mau di ajak tidur? Bukannya emang dari dulu kita udah sepakat buat jaga diri masing masing sampe nikah?"Tanya Alaia yang tak mengerti dengan jalan pikiran mantan kekasihnya itu.

"Aku berubah pikiran! Lagian zaman sekarang mana ada orang pacaran yang nggak tidur? Kamunya aja yang kolot." Jawab Alvano, kali ini jawaban pria itu berhasil memancing amarah yang ada di dalam diri Alaia.

"Oh gitu, yaudah pacaran aja sama Kania!" Ujar Alaia dengan nada kesal, dia kemudian langsung mematikan panggilan itu secara sepihak. Alaia kembali menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya, menangis karna apa yang baru saja di katakan oleh Alvano tentang dirinya.

Setelah menghabiskan sekitar lima menit menangisi hubungannya, Alaia akhirnya memutuskan untuk bangkit dari posisinya dan hendak kembali kepada Rey dan juga Naina yang mungkin sudah mencari dirinya. Alaia baru saja berdiri sebelum akhirnya pintu kamar delapan yang ada di belakangnya terbuka dan menampilkan seorang pria yang terlihat sudah acak acakan. Pria itu terlihat kacau dengan mata yang sudah sendu, dia kemudian tanpa aba aba langsung menarik tangan Alaia.

"Kiriman kakek kan? Baiklah aku akan menikmatimu, jalang!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
16 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status