Share

Pernikahan Paksa Pewaris Arogan
Pernikahan Paksa Pewaris Arogan
Author: Runayanti

1. Malam Naas

Dalam redupnya cahaya koridor hotel yang hening di malam hari, Adelia Putri Asmarini, seorang gadis berumur 22 tahun, menggandeng seuntai kunci kamar dan sebuah jas pakaian yang sudah dicuci bersih dan digosok dengan rapi.

Jas itu milik tamu VIP di kamar nomor 1808, Hotel Mutiara Internasional- tempat dia bekerja selama dua tahun ini sebagai Hotelier.

"Aku harus menggantikan shift malam Melinda lagi. Betapa menyebalkan harus mengantar jas malam-malam," ujar Adelia dengan langkah kesal.

"Mudah-mudahan tidak bertemu dengan pria hidung belang," gumam Adelia sambil berjalan menuju ke lorong kamar hotel yang sunyi dengan perasaan tidak enak, tetapi dia harus professional dalam menjalankan tugasnya.

Adelia mengambil shift malam menggantikan Melinda, meski merasa lelah dan terus menerus bekerja sejak pagi, Adelia tidak berani mengeluh. Dia membutuhkan bonus tambahan dalam gajinya.

Ayahnya memiliki hutang judi yang sangat banyak, karena itu dia harus bekerja sekuat tenaga untuk bisa melunasinya. Bila tidak menerima shift malam, maka dia harus mencari pekerjaan sampingan yang lain di malam hari.

Pada saat malam tiba, kebanyakan tamu hotel telah larut dalam mimpi mereka yang damai, tetapi pekerja hotel harus tetap waspada.

Adelia, dengan senyuman ramahnya hendak mengetuk pelan pintu kamar VIP dengan nomor 1808. Adelia merasa sedikit aneh karena daun pintu dalam kondisi sedikit terbuka.

Adelia mengetuk dan memanggil tapi tidak ada jawaban.

"House Keeping," katanya agak keras, mencoba memanggil lagi.

Dia berpikir sejenak, karena permintaan tamu sesuai pesan yang dia terima dari Melinda, tentu tamu ini benar-benar membutuhkan jas ini, bukan? pikir Adelia dengan cepat. Tanpa ragu ia mendorong pelan daun pintu, sedikit kaget karena lampu kamar yang gelap gempita.

Adelia berusaha meraba dinding samping pintu dan mencari saklar lampu dan menemukannya, tetapi lampu tidak berfungsi sama sekali sehingga ruangan itu tetap dalam keadaan gelap.

"Permisi? Saya mengantarkan jas, ...," kata Adelia berjalan masuk ke dalam kamar dengan cahaya minim dari luar pintu, lalu meletakkan jas tersebut ke atas ranjang.

Bam!

Terdengar pintu tertutup. Ruangan menjadi gelap dan tanpa pencahayaan apa pun.

Adelia terkejut dan memutar tubuhnya dengan segera. Tiba-tiba sebuah tangan kekar menariknya ke atas ranjang dan menindihnya.

"Akh!" pekiknya dengan panik.

Bau alkohol tercium dari tubuh pria tersebut. Adelia merasa detak jantungnya berdegup kencang  dan mencoba melawan sekuat tenaga.

Adelia sadar dia adalah seorang pria dan dia mencengkeram lengan Adelia dengan kuat, menghalangi setiap upayanya untuk melarikan diri.

Ketakutan mencengkeram Adelia. Dia mencoba memanggil bantuan, tetapi suaranya terdengar lemah dan getir di dalam ruangan yang sunyi.

"To-tolong, Tuan. Saya hanya pekerja hotel biasa. Bukan wanita bayaran. Lepaskan saya! tolong!"

Dalam keadaan linglung dan panik Adelia hanya bisa berteriak dan mencoba melepaskan cengkraman dan himpitan pria yang menciumi seluruh tubuhnya!

Mata pria itu bersinar penuh nafsu dalam gelapnya kamar, dan Adelia merasa seperti dia berada di hadapan kejahatan yang tidak bisa dia lawan sendiri.

Bau alkohol tercium dari mulut pria yang menciumnya, menandakan bahwa pria itu dalam kondisi mabuk. Saat pangutan terlepas, Adelia segera berteriak, "Tidak, jangan! Kumohon! Lepaskan saya!" Jeritan Adelia sama sekali tidak ditanggapi oleh pria yang sedang mencumbunya.

"Jangan, Tuan. Saya mohon jangan lakukan!" seru Adelia sambil berusaha untuk melepaskan diri dan mendorong tubuh pria itu dari atas tubuhnya.

Hancur sudah duniaku! Rintihnya dalam tangis. Besok aku akan menikah dan sekarang kehormatanku akan direnggut pria ini, isak Adelia dalam hati.

"Hentikan, saya mohon... "

Tapi pria itu tidak berhenti menyalurkan hasratnya. Perih, kesakitan menguasai dirinya. Adelia berusaha menolak, tetapi pria itu tidak berhenti dan menuntunnya dengan cara yang aneh.

Sesaat kemudian ada perasaan yang membuat Adelia menginginkan lebih. Cumbuan dari pria itu mengundang gairah terpendam dirinya yang dia sendiri juga tidak mengerti. Sentuhan penuh kelembutan di beberapa titik senditif pada tubuhnya terasa seperti sengatan listrik kecil yang menimbulkan sensasi aneh dalam diri Adelia.

Detik-detik berlalu dengan cepat dan Adelia menikmati cumbuan yang diberikan, malah dia membalas cumbuan dari pria asing tersebut. Adelia memeluk tubuh pria tersebut dan membalas ciumannya. Mereka terbuai dalam lautan asmara yang tidak mereka sadari.

Adelia menutup matanya dan merasakan sentuhan dari tangan kekar milik pria tersebut.  Gelora kenikmatan yang luar biasa. Adelia tidak mampu mengontrol dirinya sendiri dan seolah-olah hanyut dalam ilusi yang diperankan pria tersebut.

Desah napas dari pria tersebut begitu mengairahkan dan Adelia tidak berdaya menolak sama sekali.

"Ini gila! Ada apa denganku!?" tanya Adelia dalam hati sambil mengerang dan ingin pria itu bergerak lebih.

Adelia menuntut lebih!

Adelia terkesiap saat pria itu berhasil merenggut kehormatannya tanpa perasaan berdosa.

... Ugh!

Dalam kegelapan kamar VIP tersebut, Adelia masih tidak dapat melihat dengan jelas. "Aku harus menunggu dia tidur, nyawaku bisa terancam,"  gumam Adelia sambil menahan air mata yang sudah hampir penuh tertampung di kedua matanya.

Adelia berusaha bertahan dan tidak bergerak sama sekali dari pria yang memeluknya sampai terdengar dengkuran halus dari pria di sampingnya.

Namun, sial sekali. Semua tidak berjalan sesuai dengan rencana Adelia. Tubuhnya yang sudah kecapekan  malah merasa nyaman dalam pelukan pria tersebut dan akhirnya terlelap sampai pagi.

...

Keesokkan paginya, Adelia terbangun dengan pikiran linglung dan sangat panik setelah menyadari apa yang telah terjadi kepadanya!

Adelia membuka mata dan mulai gelisah. Ruangan masih gelap, tetapi sinar matahari mulai mengintip di balik tirai jendela kamar.  "Aku menikah hari ini!" jerit Adelia dalam hati.

Adelia segera bergerak turun dari ranjang secara perlahan dan mengumpulkan semua pakaian yang berserakkan di lantai, lalu bergerak dengan buru-buru memakai semua pakaian tersebut.

"Sial! Kemejaku robek semua! Dasar pria biadab!" geram Adelia sambil melihat ke arah pria yang masih tertidur tersebut.

Pandangannya terhalang karena pria itu sedang terlelap dengan keadaan telengkup dan memeluk bantal, samar-samar Adelia melihat bagian belakang punggung pria tersebut.

"Lukanya besar sekali, sepertinya dia seseorang yang mengerikan," gumam Adelia sambil bergidik ngeri lalu mempercepat langkahnya dan segera bergerak keluar dari kamar yang sudah membawa kesialan baginya sambil menangis.

Dia berjalan sedikit tertatih-tatih menyusuri koridor hotel dengan rasa was-was bila ada yang melihatnya sambil berusaha menghindari letak kamera CCTV agar tidak terekam.

Adelia berjalan sambil merutuk kesialan yang dia alami.

"Apa jadinya nanti kalau calon suamiku mengetahui dosa yang sudah kulakukan? Apakah aku akan diremehkan dan tidak dianggap olehnya? ... Ahh, aku harus buru-buru," jeritan Adelia dalam hati dengan panik, memegang kemejanya yang tidak beraturan dan melangkah dengan gelisah sambil menghapus air mata yang mengalir turun membasahi kedua pipi dengan punggung tangannya.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Vivi Wibowo
baru baca soalnya,moga berlanjut,msh penasaran lanjut baca dulu ya min
goodnovel comment avatar
Baiq Putri Son
ceritanya bagus dan sangat menarik bikin penasaran ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status