Beranda / Romansa / Pernikahan Paksa Sang Mafia / Menangislah, Dokter Clara

Share

Menangislah, Dokter Clara

Penulis: Anidania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-07 20:25:51

Damian menatap mereka sesaat, lalu mengalihkan pandangan, menyamarkan genangan air di matanya. “Rosa akan selamat. Aku berjanji,” ujarnya penuh keyakinan.

Tak lama setelah itu, layar monitor menampilkan sebuah notifikasi dari alat komunikasi yang dibawa oleh Dokter Clara. Carden bergegas menekan sebuah panel dan monitor tersebut menampilkan Dokter Clara yang masih menunggu Rosa di ruang UGD setelah Rosa diberikan pertolongan pertama.

“Carden? Damian? Kalian mendengarku,” suara Clara terdengar bergetar.

“Kami mendengar, bagaimana kondisi Rosa?” jawab Carden cepat.

Dokter Clara menatap luka tembak di bahu Rosa yang kini sudah terbalut dengan perban setelah pengecekan saturasi pernafasan, pemasangat tabung oksigen, dan juga transfusi darah. Ia tahu betuh prosedur yang bisa ia lakukan pada titik-titik vital ketika seorang pasien terkena peluru tembak. Tapi kali ini ... dadanya sesak, jantungnya berdebar lebih cepat, dan pikirannya tak bisa fokus.

“Dokter tengah menunggu keadaan Rosa menja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Aku Akan Selalu Bersamamu

    “Jangan menangis, Nona,” pinta Rosa tertatih. “Saya di sini ... untuk Nona,” lanjutnya, lalu tersenyum.Damian menundukkan kepalanya dalam, seakan memberi ruang pada Alea untuk meluapkan perasaannya. Tak jauh berbeda dengan Elisse yang sudah membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri, tangis bahagia tak bisa ia sembunyikan lagi..Rosa mengangguk, “Saya mendengarnya ... saya mendengar doa kalian,” lirihnya kembali.Alea menggenggam ujung bajunya, tubuhnya sedikit gemetar dan Damain yang melihatnya bergegas meraih tangan Alea dan membawanya pada genggamannya. “Rosa ... aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah mampu bertahan selama ini. Kau sudah menyelamatkan Elisse dan mengorbankan keselamatanmu sendiri ... dan kau juga ...,” ujar Alea dengan suara tercekat.“Sudah, Nona tak perlu melanjutkan,” potong Rosa dengan lembut.Sementara Alea mengatupkan bibirnya.“Saya melakukannya karena itu kewajiban saya sebagai orang tua yang harus melindungi gadis yang sud

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Terima Kasih, Tuhan

    Damian menatap Alea lama, sementara gadis itu semakin menunduk malu dengan wajah yang memerah. Badannya berhasil ia mundurkan jika Damian tidak bergerak cepat menahan pergelangan tangannya.“Jangan minta maaf,” ujar Damian mengangkat dagu Alea dengan jari telunjuknya. Ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Alea dan menatap mata gadis itu dengan lekat, “Kalau kau menyesal telah menciumku ... maka, aku juga akan menyesal karena telah membiarkan ciumanmu terlepas begitu saja.”Alea mencoba menahan napasnya yang semakin menipis, dadanya semakin berdegup kencang, sementara bibirnya tetap terkatup.“Tapi, jika kau melakukannya karena keinginan darimu ... karena kau membutuhkan tempat untuk bersandar, atau karena kau merasakan hal yang sama seperti apa yang kurasakan, maka ... kau tidak perlu meminta maaf.” Jemari Damian berpindah ke sisi wajah Alea dan menyentuh pipinya lembut, hati-hati, dan penuh kasih sayang.Alea membuka mulutnya sejenak, lalu kembali menutupnya tanpa mengeluarkan

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Ciuman ... Pertama?

    Pengawal itu masih berdiri dengan kaku, wajahnya menegang seolah tengah menahan sesuatu yang belum bisa ia sampaikan. Damian mengangkat sebelah alisnya, menatapnya dengan penuh tanya.“Kau belum selesai bicara?” tukas Damian dingin.Pengawal itu menunduk lebih dalam, “Benar, Tuan. Ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan.”Alea ikut menatapnya, sorot matanya penuh tanda tanya.“Bicara,” perintah Damian dingin.Pengawal itu menelan ludahnya dengan susa payah, “Kata Tuan Lagrand ... jika Anda tetap pada keputusan Anda untuk memutus hubungan kerja dengannya. Maka, permainan sesungguhnya ... akan dimulai,” ujarnya diakhiri dengan sebuah bisikan.Tubu Alea menegang, tangannya sontak mencengkeram lengan Damian erat. Kalimat ‘Permainan sesungguhnya akan dimulai’ langsung bergaung dalam pikirannya seolah menghantam sisi terlemahnya yang baru saja terbebas dan bisa sedikit bernapas dalam pelukan Damian.Damian mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, rahangnya kembali mengeras, sementara mat

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Hidupmu, Harapan Mereka

    Alea menatap mata Damian dalam, lalu menghamburkan badannya pada Damian, memeluknya dengan erat dan menumpahkan tangisannya di dada bidang pria itu. Alea tampaknya tak memiliki kekuatan lebih untuk sekedar bertahan dalam tangisnya.“Rosa ...,” lirihnya terdengar pilu.Damian menarik napasnya panjang, lalu menghembuskan dengan perlahan. Tangannya terangkat dan memeluk tubuh Alea, mengusapnya penuh kelembutan, seolah ingin memberikan kekuatan sekaligus tak menimbulkan rasa sakit bagi gadisnya itu.“Rosa akan baik-baik saja,” bisik Damian tepat di telinga Alea.Alea menggelengkan kepalanya, seolah kalimat penenang itu tak berarti apapun baginya. Hatinya pilu, pikirannya penuh. Semua mendesak dan menyalahkan dirinya sebagai penyebab kekacauan bagi orang-orang di sekelilingnya.“Ro-rosa tertembak ka-karena ia melindungi Elisse. Dan ... dan Elisse trauma karena melindungiku,” ujarnya tertatih. “Seandainya ... aku tak egois memintamu untuk bermain hujan ... mereka tak mungkin terluka.”Tangi

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Suara Terakhir

    Carden mengangguk dan berjalan mendekat ke arah Dokter Clara, “Nona Alea ingin berbicara denganmu,” ujarnya berdiri tepat di samping Dokter Clara.Dokter Clara menoleh, lalu berjalan menuju sofa dengan mengenakan earpeace. Ia menatap layar kecil yang tengah menampilkan wajah Damian dan Alea, “Tentu, Alea,” ujarnya dengan lembut. Sementara Carden duduk di sebelahnya dan mulai mengamati interaksi di antara kdeua wanita itu.Alea mengangguk kecil, “Terima kasih, Dokter. Karena kau telah berjuang merawat kami berdua ... dan mengorbankan nyawamu sendiri,” ucap Alea dengan tulus, matanya memandang lurus pada Rosa yang kini masih berbaring di belakang Dokter Clara..Dokter Clara menghela napasnya ejenak, “Iu sudah menjadi tugasku sebagai seorang dokter,” ujarnya lembut. “Tapi ... aku ingin mengatakan satu hal padamu, Alea,” ujarnya dengan tatapan serius.Alea mengernyitkan alisnya, “Apa itu, Dok?”“Aku tahu, kau pasti ingin datang ke seini untuk melihat keadaan Rosa. Tapi, aku lebih menyaran

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Suapan Penuh Cinta

    “Nona tidak apa?” tanya Elisse memastikan.Kening Alea berkerut mendengar pertanyaan itu, “Maksud kau, Elisse?”Elisse mengusap lengannya sendiri, “Nona datang ke sini atas izin Tuan, bukan?” tanyanya lagi.Alea mengangguk singkat, “Iya. Damian menunggu di taman,” jawab Alea yang membuat Elisse bisa bernapas lega.“Aku pikir Nona pergi ke sini secara diam-diam.”Alea tersenyum samar, lalu menggelengkan kepalanya, “Kau jangan khawatir denganku,” jawabnya lembut. “Kalau begitu, aku pergi dulu, ya. Kau jangan lupa makan agar lekas sembuh,” pamit Alea berangsur pergi meninggalkan kamar pelayannya tersebut.Setelah menutup pintu dengan rapat, matanya mencari sosok Damian dan menangkap pria itu tengah berdiri dengan mata yang terfokus pada ponsel di tangannya.“Damian, ada apa?” tanya Alea yang membuat pria itu sedikit tersentak, lalu segera merubah raut wajahnya dan menyimpan kembali ponsel ke dalam sakunya.“Makan siang sudah siap,” jawabnya singkat.Alea mendengus kesal, “Kupikir ada hal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status