Damian, dengan langkah mantap berjalan masuk tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. “Ini rumahku. Kamar ini juga milikku. Kamu yang menumpang kalau kamu lupa,” sahutnya dengan suara datar namun tegas, menatap Alea dengan tatapan yang tidak terbaca.Dalam suaranya terkandung otoritas dan sedikit ketidakpedulian, membuat Alea merasa kecil dan tidak berdaya di hadapan pemilik rumah tersebut. Alea berdiri dengan begitu berani. “Kalau begitu usir aku sekarang!”Damian menatapnya sejenak, lalu berkata pelan, “Jika aku membiarkanmu pergi, mereka akan menculikmu malam ini juga. Musuh ayahmu tidak buta dengan keberadaanmu di tempat ini. Dan aku … belum mengizinkanmu untuk mati.”“Lalu, kamu menyiksaku di sini! apa bedanya kau dengan musuh ayahku? kalian sama-sama pembunuh!” bentak Alea dengan menudingkan jarinya.“Kapan aku menyiksa ISTERIKU sendiri? Aku menyiapkan tempat tinggal untukmu, aku juga memberimu perlindungan, bahkan aku tak sedikitpun melukai tubuhmu, darimana aku menyiksamu?” tanyany
Last Updated : 2025-06-04 Read more