Share

Chapter 13

Perlahan Raya membuka mata. Ia mengerjap-ngerjap sebentar, lalu mengamati sekeliling. Ia tengah berada di sebuah kamar yang baru kali ini lihat. Luas dan lebar. Perlahan ia duduk, mengumpulkan semua ingatan di dalam benaknya. Kepalanya sedikit pusing dan berat.

Belum hilang ragunya, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Masuklah sosok Pakde Suroso dengan membawa sebuah cangkir.

“Sudah bangun kamu, Ya?” tanyanya seraya meletakkan cangkir itu di nakas.

Raya mengangguk bingung. “Kenapa saya sampai di kamar ini, Pakde?”

“Kamu tidak ingat yang terjadi?”

Raya menggeleng pelan. Ingatan terakhirnya adalah di dalam mobil setelah Pakde turun di minimarket.

“Tadi kamu itu pingsan di mobil,” jawab Pakde Suroso seraya mengangsurkan cangkir yang ternyata berisi teh hangat pada Raya.

“Pingsan?” tanya Raya seraya menerima cangkir dari tangan Pakde Suroso.

“Entah kamu pingsan atau ketiduran, tapi dibangunin susah,” jawab Pakde Suroso. “Ayo sambil diminum tehnya, biar hangat.”

Raya menyeruput teh itu sedikit.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status