Share

part 2 berontak

Penulis: Asnafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 09:26:32

Setelah mendengar balasan singkat itu Ana terdiam. Ruang makan seketika terasa bisu, hanya suara bentrokan sendok dan piring saja yang mengisi kekosongan ruangan yang diselimuti awan mendung.

...

Setelah menghabiskan makan malam, Ana bergegas menerobos masuk ruang kamar Aldi.

Bak!

"Kakak, kita harus bicara!" Wajah Ana tampak serius, sementara Aldi masih setia mencoret tablet dengan stylus pen kesayangannya di meja kerja.

Saat Melihat Ana memakai pakaian tidur datang menemuinya, Aldi seketika tersenyum miring. "Kau sedang menyerahkan dirimu sekarang?" Aldi melihat setiap inci pakaian sepupunya yang bercorak boneka.

Ana melihat sekilas pakaiannya, dia tahu betul tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan baju yang dia kenakan. "Memangnya aku ini apa menyerahkan diri pada Kakak, aku sedang menuntut pernikahan yang dibicarakan Tante tadi ya, kenapa Kakak mengajakku menikah itu kan tidak masuk akal!" keluh Ana dengan ekspresi kesal.

Ana lalu duduk di ranjang tanpa permisi seperti biasa, sementara Aldi melanjutkan kembali aktivitas menggambarnya. Melihat itu, Ana benar-benar emosi, stylus pen yang dipegang sepupunya langsung di rebut paksa sampai Aldi berbalik memperhatikannya.

"Bisakah kakak dengarkan aku, aku sedang bicara!" Kedua alis Ana mengkerut kesal sementara Stylus pen telah berada di tangan Ana dijunjung tinggi agar tidak mudah diraih.

Aldi menoleh tenang, dia lihat Ana di sampingnya tengah berdiri dengan ekspresi kesal. "Apapun yang kau lakukan tak akan ada yang berubah Ana, kita tetap akan menikah," jawab Aldi dengan seringai puas.

"Kenapa tidak bisa? Kakak tinggal bilang kakak akan menikahi wanita lain, apa susahnya?"

Aldi menghela nafas, gadis kecil didepannya ini entah mengapa hari ini begitu merepotkan. "Haish...kau ini masih kecil, jadi patuh saja, kenapa harus bersikap begini sih."

"Ya gara-gara Kakak juga, bagaimana kehidupan kuliahku jika teman-temanku tahu aku sudah menikah dengan sepupu sendiri, kakak pernah tidak memikirkan ku sekali saja? aku tidak mau menikah."

"Tck, lagi pula pernikahan ini rahasia, siapa yang akan mengetahuinya jika bukan kau yang menyebarkannya sendiri."

Ana semakin meremas stylus pen dalam genggamannya, amarah yang telah ditahan dalam-dalam kini hampir melampaui batas hingga muncul jejak air mata dipelupuk matanya.

"KAKAK!" Tanpa disangka Ana tiba-tiba berteriak sambil menahan air mata yang hampir berjatuhan.

Melihat itu, Aldi segera berdiri dengan panik lalu menutup mulut gadis itu dengan spontan.

"Eh, kau jangan berisik, bagaimana kalau mama datang kesini." Aldi terus celingukan memastikan Nias tidak ada disekitar mereka.

"Haish...kau ini benar-benar merepotkan." Aldi terus menggerutu sambil menyeka air mata sang sepupu. Hingga tanpa disadari seseorang wanita paruh baya tengah diam mematung di awang pintu yang sedikit terbuka.

"Kalian sedang apa?"

Begitu mendengar suara tersebut Aldi langsung menoleh. "Mama?"

"Aldi, kau sedang apa? Ana kau menangis?" Belum selesai dengan Aldi, Nias langsung mengalihkan perhatian pada Ana dan segera menariknya untuk menjauh dari putranya. Sementara itu Ana terus menangis dalam pelukan Nias tanpa henti.

"Bukan seperti itu Ma, aku tidak melakukan apa-apa padanya."

"Ana sampai menangis, bagaimana bisa mama percaya padamu?"

"Ana kau tidak apa-apa kan?" Nias mengusap Ana memastikan tak ada yang terluka.

Aldi masih terdiam, dia tak bisa memikirkan apapun untuk memberikan pembelaan.

"Aldi, Mama tak menyangkan kau melakukan ini."

"Aku tidak melakukan apa-apa ma! Ayolah Ana bicara pada mamaku aku tidak melakukan apapun."

Ana semakin memeluk Nias berencana menghindari perintah Aldi.

"Besok mama akan menghubungi Rangga, kalian harus segera dinikahkan."

Begitu mendengar ucapan tersebut keduanya tersentak. "Besok?" Bola mata Ana dan Aldi membulat membuat Nias silih berganti memandang kedua calon pengantin tersebut.

Awal rencana meminta belas kasih Nias, Ana pada akhirnya menyeka air mata dengan tenang lalu berbicara dengan santai. "Akh... Tante sebenarnya Kakak tidak melakukan apa-apa padaku." Masih dalam keadaan mengusap pipi yang basah, Ana berbicara.

"Sudah Ana, tidak apa-apa masalah biaya kamu tidak perlu menghawatirkan apapun." Nias menenangkan.

"Tidak Tante, ini terlalu mendadak dan juga..."

Sebelum tuntas berbicara, Nias menyela "stt...sudah, besok kalian menikah ya, kamu harus beristirahat malam ini, jangan sampai matamu terlihat sembab saat akad nanti," ucapnya sembari membelai rambut Ana dengan lembut.

"Pergilah ke kamarmu, disini tidak aman," pinta Nias diiringi senyuman lembut.

Tanpa mampu membantah, Ana kembali menuju kamar dengan lesu "baik Tante."

....

Keesokan hari...

Ana dan Aldi telah siap memakai setelan kebaya putih, menghadap penghulu untuk mengucap akad. Sementara itu Rangga dan Nias tengah menghela nafas berat melihat ekspresi kedua pengantin didekatnya.

"Ingat ini gara-gara kau bukan aku," bisik Aldi.

"Tak ada yang lebih bersalah selain kakak dalam masalah ini."

"Tch, kalau kau tidak menangis aku bisa saja membatalkannya."

"Kalau sejak awal kakak tidak membuat karangan cerita untuk menikah, ini tidak akan terjadi."

"Memang dasarnya kakak tidak laku, jadi maksa menikah begini."

"Heh apa katamu? wanita banyak menganti di belakangku tahu."

"Buktinya mana, tidak ada satupun tuh."

"Baiklah lihat saja nanti."

"Silahkan saya akan menunggunya dengan senang hati."

Disamping itu Nias menghela nafas berat melihat interaksi mereka sejak tadi.

"Disaat seperti inipun bisa-bisanya mereka sempat bertengkar, aku tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan pernikahan mereka nanti."

...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 20 Rayyan

    "Kak? Kak Aldi lihat kak Alif tadi?" tanya laki-laki itu kembali, saat Aldi terhenti dengan jawabannya. Dan disaat itu pula pria yang diduga adik Alif itu tak sengaja bertemu mata dengan gadis yang dirasa diketahuinya. "Eh Ana, kau disini juga," sapa Rayyan terheran melihat kehadiran teman barunya yang dia temui kemarin saat masa orientasi di universitas yang sama. "Umm, apa kalian sedang berkencan?" "ENGGAK!" Jawab Ana spontan dengan suara keras. Kedua pria itu tampak diam, terkejut dengan jawaban Ana "umm itu... Dia saudaraku," lanjut Ana malu-malu sembari meremas sepuluh jarinya. "Oh kalau begitu bolehkah aku ikut bergabung sebentar? Aku gak bertemu orang yang bisa ku ajak bicara dari tadi, kakakku benar-benar membuatku kelelahan setengah mati," kata Rayyan terlihat begitu lelah. "Boleh boleh, sini," dengan cepat Ana mendekatkan salah satu kursi kosong untuk sang teman. Sikap Ana yang malu-malu itu membuat Aldi melipat kedua tangannya di depan dada. "Dih, bisa malu-malu jug

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 19 crush

    Pertanyaan mendadak itu lantas membuat Ana mematung. Dia tatap pelan-pelan wajah Aldi dengan pandangan yang sulit diartikan. "Itu emm...," Ana menyimpan sendok dengan bola mata yang sesekali menghindari tatapan intens dari sang sepupu. "Kau punya pacar ya?" tebak Aldi. "Enggak kok, itu cuma...," "Cuma apa?" Ana lantas melirik pelan pelan mata Aldi yang tampak menusuk dengan getar nada suara yang menunjukan dia tidak bisa menerima jawaban menggantung lagi. "Kakak gak perlu tahu, ini rahasiaku." Telinga yang sudah siap mendengarkan itu kembali dibuat kecewa saat Ana membalas demikian. "Tck rahasia lagi," pekik Aldi sembari membuang muka, namun sialnya Ana seolah tak peduli dan tetap melanjutkan memakan eskrim. Tidak bisa dielakkan, Aldi sepertinya mengenal jaket pria di ponsel gadis itu, rasanya seperti jaket Aldi yang dulu, namun jika memang benar itu adalah dirinya, tak ada kemungkinan gadis itu bisa memotret Aldi secara diam-diam, bahkan jika itu terjadi 10 tahun yang lalu,

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 18 eskrim

    Mendengar bisikan tak mengenakan itu lantas membuat Aldi seketika terbakar emosi. Tangannya spontan mencubit pinggang Alif sekencang mungkin. "Aaaa!" Alif segera mengusap pinggangnya yang terasa sakit sekaligus panas akibat cubitan tanpa perasaan hadiah dari sang teman. "Lain kali, hati-hati kalau bicara, ku dengar kau mengoceh tak jelas lagi, giliran mulutmu yang ku habisi," bisik Aldi namun masih dapat terdengar oleh sang sepupu dari depan sana. "Iya deh, sensitif amat, kau seperti tidak tahu kelakuanku saja," balas Alif dengan tetap mengusap bekas cubitan yang masih terasa panas. Tanpa membalas, Aldi melayangkan tatapan tajam pada sang teman, pria itu hanya diam sembari melipat kedua tangannya, namun karena diamnya itu, Alif semakin tak ingin bertingkah lagi, seolah ada ancaman keras yang terus dikatakan oleh kedua sorot bola mata pria berkepala tiga tersebut. "Hehe, dia benar-benar marah, aku harus segera kabur sekarang," batin Alif takut. "Aduh, aku lupa beli sabun, kalau b

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 17 cek cok

    Dalam sekejap, raut Ben mengerucut, dia tatap wajah Ana lekat-lekat seolah ada rahasia yang sengaja gadis itu sembunyikan darinya. "Tak biasanya kau menjawab cepat begitu, ada yang disembunyikan ya?" tanya Ben dengan mata menyipit curiga. "Haha, mana ada aku berbohong, itu mustahil." Gadis itu tiba-tiba tertawa paksa sembari memukul Ben beberapa kali. "Beneran gak perlu ditunggu nih?" Ben memastikan lagi. "Tentu saja, jangan khawatirkan aku, kau pergi saja duluan, cepat pergi gih," usir Ana dengan bumbu canda. "Yasudah, aku duluan ya, dan kalau tantemu tidak datang, telepon saja aku." Ben memasang helm lalu memutar kunci berniat pergi. "Iya, nanti kalau tanteku tidak datang aku pasti menghubungimu," ucap Ana meyakinkan. "Baiklah aku duluan ya." "Ya, hati-hati." Pada akhirnya Ben pergi tanpa penumpang lagi, ada rasa penasaran yang tak bisa dia sembunyikan, namun apalah daya Ana sepertinya tak mau orang lain tahu tentang rahasianya. Sementara itu dibelahan tempat lain

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 16 tawaran pekerjaan

    Keesokan hari, setelah mengantar Ana pergi menuju kampus. Di ruang kamar pribadi, Aldi tengah mencoret coret tablet, membuat ukiran gambar kartun unik nan lucu disana. "Huh, akhirnya selesai." Begitu hasil desain yang dirancang menggunakan ilusi gambar hidup, Aldi lalu menyalakan laptopnya kembali untuk mengirimkan hasil pada sang klien. Sambil menunggu balasan, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan baru saja masuk. Dibukanya pesan tersebut dan terlihat salah satu temannya mengirim pesan berisi tawaran pekerjaan. 'Aldi, aku punya tawaran pekerjaan nih, lagi sibuk ga?' tulis Alif, teman satu pekerjaannya. 'Ga, pekerjaan apa?' balas Aldi sembari sesekali memainkan kursor pada laptopnya. 'Ada kenalan ku, dia butuh bantuan untuk membuat video penjelasan tentang anatomi tubuh manusia untuk pembelajaran. Kau kan pernah belajar yang seperti itu, jadi kau pasti lebih faham, aku sedang sibuk mengerjakan projek lain.' 'Baiklah, tapi tenggat waktu selesainya kapan?' 'Sep

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 15 setan?

    Dalam dekapan yang menakutkan, Ana terus melantunkan ayat kursi dalam hati, tangannya bahkan telah berubah begitu dingin saking ketakutannya dia saat ini. Sementara itu Aldi masih menelaah. Apa itu perasaan jernih? Dia sama sekali tidak merasakan perasaan itu sama sekali. "Perasaan jernih apa, wanita itu pasti berbohong," batin Aldi. Sebelum sadar sepenuhnya akan tindakan gegabah tersebut, Aldi perlahan meraih tangan sang sepupu, dan di saat itu pula dia baru sadar akan sesuatu. Brugh... Ana didorong secara spontan dan langsung tersungkur ke lantai. "Ugh," rintih gadis itu. Aldi yang hendak meraih sang sepupu yang mungkin kesakitan akibat ulahnya tiba-tiba terhenti dan langsung memegang kening akibat denyutan yang tiba-tiba datang. "Ugh... Kepalaku ini kenapa lagi?" Terlihat di depan sana Ana terjatuh ke lantai. Dan di sana Aldi samar-samar dapat melihat, dibalik kacamata khasnya, genangan air mata menggenang hampir terjatuh dari ujung pelupuk. "Akh Ana maaf, kau tidak apa-a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status