Share

Bab 14

Author: Cintya
Wanda menyahut, "Aduh. Kenapa Nyonya begitu pintar? Nyonya bisa langsung menebaknya."

Ternyata Wanda benar-benar melakukan sesuatu. Dia menunjuk sup yang sedang diminum Kezia dan menjelaskan, "Ini resep bagus yang kucari. Sup ini bagus untuk menutrisi organ reproduksi wanita dan menambah stamina pria. Semalam Tuan Landon minum 2 mangkuk. Jadi ...."

Wanda berdeham, lalu menambahkan, "Ini resep yang bagus. Nyonya harus minum lebih banyak biar bisa melahirkan anak laki-laki."

Kezia menyemburkan sup yang diminumnya dan buru-buru melempar mangkuk di tangannya. Wanda benar-benar keterlaluan! Mana mungkin Kezia melahirkan anak pria itu?

Kezia tidak berniat hidup bersama Landon selamanya. Apalagi melahirkan anak. Akhirnya, Kezia ketakutan hingga tidak berani makan lagi. Dia segera mencari alasan untuk pergi dengan berkata, "Bi Wanda aku pergi dulu. Aku hampir terlambat pergi ke kampus."

Kezia sampai di halte bus dengan napas tersengal-sengal. Dia baru mengembuskan napas lega setelah naik ke bus.

Begitu teringat ucapan Wanda, perasaan Kezia menjadi kalut. Pokoknya dia harus segera mencari pekerjaan dan mulai menghasilkan uang. Setelah mendapatkan gaji, Kezia baru berhak bernegosiasi dengan Landon.

Sekarang Kezia hidup bergantung pada Landon. Biaya pengobatan ayah Kezia juga harus mengandalkan Landon. Di depan Landon, Kezia bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk menolak sesuatu.

Kezia ingin mendapatkan hak bicara, jadi dia harus mempunyai modal. Sebelum pergi ke kampus, Kezia datang ke rumah sakit dan menemui Kenneth untuk menanyakan masalah biaya pengobatan. Kenneth menyuruh Kezia tidak perlu khawatir karena sudah ada yang membayar biaya pengobatannya.

Kezia merasa pria itu cukup bisa dipercaya. Landon mengatakan akan membereskannya hari ini dan dia benar-benar menepati janjinya. Bahkan Landon membereskannya dengan sempurna.

Sebelum pergi, Kezia meminta bukti pembayaran kepada Kenneth. Sementara itu, Kenneth yang penasaran bertanya, "Kamu selalu meminta bukti pembayaran setiap biaya pengobatan dilunasi. Untuk apa kamu mengambil bukti-bukti pembayaran ini?"

Kezia hanya tersenyum, lalu menjelaskan dengan asal. Dia langsung pergi setelah mengambil bukti pembayaran.

Semua ini adalah bukti untuk membayar Landon nanti. Kelak Kezia akan membayar semua utangnya pada Landon tanpa kurang sepeser pun. Itulah sebabnya Kezia menyimpan bukti-bukti pembayaran ini.

Sebelum kembali ke kampus, Kezia melihat kondisi ayahnya sebentar. Melihat orang yang tidak bergerak di tempat tidur, akhirnya mata Kezia memerah. Dia yang tidak bisa mengendalikan kesedihannya menyeka air matanya.

....

Pada saat yang sama, di kamar tidur lantai 2 sebuah vila. Ursel membuka pintu dan berjalan masuk ke kamar sambil membawa dokumen.

Seorang pria bersandar di sofa dengan santai seraya menggigit sebatang rokok. Sepasang matanya sangat menawan dan parasnya sangat tampan. Dia tersenyum tipis. Wajahnya bahkan lebih menarik dari wanita mana pun.

Ursel meletakkan dokumen di depan pria itu dengan sopan dan melapor, "Pak Anders, ini datanya."

Anders mengangkat alisnya, lalu mengambil dokumen itu dengan jarinya yang mulus dan membukanya. Di dalam terdapat foto Landon dan Kezia. Dilihat dari sudut pengambilan gambar, foto-foto ini dipotret secara diam-diam. Selain itu, ada juga data berisi tulisan.

Anders melihat semuanya dan mulai tertarik. Dia bertanya, "Satu tahun yang lalu, dia menikahi wanita ini?"

Ursel menjawab sambil mengangguk, "Iya."

Anders tidak berbicara lagi. Dia mengambil foto Kezia dan mengamati wajah Kezia dengan saksama. Setelah beberapa saat, Anders berkomentar, "Lumayan cantik."

Ursel menimpali, "Dia masih kuliah. Kelihatannya dia sangat polos."

"Ternyata Landon menikahi gadis yang polos," ucap Anders. Dia kembali bersandar di sofa, lalu melanjutkan dengan santai, "Dunia luar nggak pernah memberitakan pernikahan putra Keluarga Mizwar ini secara besar-besaran. Mereka menikah secara diam-diam?"

"Iya, mereka memang menikah secara diam-diam," sahut Ursel.

Anders tertawa dan membalas, "Menarik."

Ursel bisa menebak pemikiran Anders. Dia bertanya, "Apa aku perlu membawa wanita ini ke hadapan Pak Anders?"

"Nggak usah buru-buru. Pemburu nggak langsung menembak mati mangsa setelah menemukannya, tapi mendapatkan kesenangan dari proses pemburuan dan penangkapan," jawab Anders.

Anders menjilat foto Kezia dengan ujung lidahnya. Tatapan antusias Anders sangat menggoda.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status