MasukBerdiri di jendela sembari melihat guntur yang sedari tadi saling sahut. Hujan turun dari langit dengan begitu deras. Malam yang semakin larut namun tidak berhasil mengantarkan Leon pada rasa ngantuk yang bisa membuatnya beristirahat.
Hari demi hari telah berlalu. Menjadi seorang suami sebulan terakhir. Tidak ada masalah yang ditimbulkan oleh Maudy. Semoga sampai seterusnya tidak akan pernah ada. Ucapnya Leon di dalam hati.Kadang-kadang, hidupnya yang terasa sempurna itu muncul rasa yang begitu menjijikkan. Mengingat perselingkuhan yang pernah dilakukan oleh papanya selama ini. Adiknya yang juga tidak beda jauh darinya dari segi usia.Leon yang mengenakan kaos pendek, celana panjang kain. Perlahan yang semakin merasa dadanya sesak kalau mengingat pengakuan papanya di depan matanya yang membawa adiknya itu. Tidak bisa disangkal, karena adiknya sangat mirip sekali dengan Leon.Dia memutuskan untuk menutup gorden yang ada di kamarnya agar tidak melihat kilatanMaudy berkunjung ke rumah neneknya. Dia memang membuat kesalahan tadi pagi dengan cara membuat emosinya Leon meledak. Seharusnya dia tidak membahas itu lebih dulu.Benar kata Leon, jangan pernah menyinggung soal perceraian kalau bukan Leon yang memulai.Padahal pria itu ingin memastikan kalau hidupnya Maudy baik-baik saja.Maudy duduk di taman sendirian sambil main ayunan yang sudah belasan tahun menjadi teman bermainnya.Neneknya juga ada di taman. Duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat dia sekarang ini.“Kamu ke sini pasti karena ada masalah.”“Nggak ada, nek. Aku cuman kangen.”“Karena sejak menikah. Kamu ke sini pasti sama suami kamu. Leon nggak penah izinkan kamu datang sendirian.”“Leon sibuk akhir-akhir ini, Nek.”Maudy berkata seperti ini dan tentu saja ada kebohongan. Leon tidak pernah sesibuk itu setiap kali dia ajak pulang
Wanita itu adalah Maudy? Erland tidak habis pikir tentang anaknya memperebutkan satu wanita. Sedangkan bisa dilihat dari raut wajah marahnya Leon. “Semua sudah aku lakukan untuk Papa. Aku harap Papa kali ini bantu aku. Cuman itu permintaanku.” “Itu urusanmu sama, Regan.” “Kalau sampai Regan tahu rencana ini. Berarti Papa yang bocorin.” Dia menatap dingin ke arah anak pertamanya. Memang dia sebenarnya sangat berharap sekali bisa akur dengan Leon seperti dia bisa akur dengan Regan. Anak pertamanya terlalu banyak rasa kecewa yang tidak bisa diobati oleh Erland sendiri. Erland mengulurkan tangannya untuk Leon. “Apa ini?” tanya Leon dengan bingung. “Papa janji tidak akan ikut campur sama urusan kamu dan juga Regan.” Leon membalas uluran tangannya. Erland tahu, semenjak Leon menikah. Sikap anaknya jauh lebih dewasa dibandingkan dulu. Leon seperti anak-anak ketika memberontak. Sekarang lebih bisa diajak bicara seperti ini. Dulu, jangankan untuk makan satu meja seperti ini. Berpapasa
“Kapan kita akan bercerai?” Leon mendapatkan pertanyaan itu dari istrinya dan seketika nafsu makannya langsung hilang. Dia melihat Maudy penuh dengan percaya diri melemparkan pertanyaan itu. Dia menghela napas dan kemudian menjawab. “Kalau kamu ingin pacaran sama pemilik kafe itu. Silakan lakukan saja, Maudy. Sekalipun kita punya perjanjian kalau kita nggak boleh masukin orang baru ke dalam hidup kita.” “Kamu juga punya wanita lain.” Leon ingin mengatakan kalau wanita yang dimaksud oleh Leon adalah Maudy sendiri. Namun selama ini respons yang diberikan oleh Maudy saja tidak menunjukkan ada ketertarikan pada dirinya. Kalau dia mengungkapkan perasaannya dan ditolak oleh Maudy. Itu akan berakhir fatal dan mereka berdua akan asing kembali seperti dulu. Leon tidak mau hubungannya menyedihkan seperti itu lagi dan akhirnya mereka berdua tidak saling sapa seperti dulu. Dia sudah berusaha untuk membangun rumah tangga yang sebaik-baiknya dan mempertahankan semuanya. “Maudy, bisakah kita be
Maudy baru selesai mandi karena dia akan olahraga pagi ini. Memungut pakaian yang berserakan di lantai. Pakaian yang dibuang oleh Leon kemarin. Saat dia sudah mengganti pakaian dan hendak keluar untuk lari pagi. Dia tidak perlu keluar ke mana-mana untuk berolahraga, dia hanya perlu keliling di halaman belakang rumahnya untuk sekadar lari. Dia duduk di tepi ranjang dan melihat suaminya masih terlelap. Semalam setelah percintaan panas mereka. Leon langsung tidur dan Maudy juga begitu. Setelah dia selesai berhubungan. Pasti kualitas tidurnya meningkat drastis. Leon bangun dan kemudian menggeliatkan tubuhnya. “Kamu mau ke mana?” “Aku mau lari pagi di belakang.” “Oh.” Maudy mencium suaminya dan pipinya diusap oleh suaminya. Bagaimana pun dia berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi suaminya. Leon akan tetap bereaksi sama seperti dulu. Tidak ada yang istimewa. Bahkan Maudy ingin sesekali dapat pujian atau sekadar dipanggil sayang oleh suaminya. Itu tidak dia dapatkan sampai s
Regan ngadu ke papa kamu tentang dia suka sama Maudy. Tapi Mama nggak cerita kalau yang Regan maksud adalah istri kamu.Tawa Leon pecah saat dia membaca pesan dari mamanya ketika wanita itu mengatakan bahwa Regan mengadu ke Erland tentang perempuan yang disukai olehnya dan ingin direbut oleh Leon. Bagus kalau sampai itu terdengar ke telinga Erland. Jadi, Leon tidak perlu menjelaskan bagaimana niat busuknya itu untuk menghancurkan adiknya sendiri. Hiburan Leon saat dirinya lelah bekerja ternyata jauh lebih unik dibandingkan dengan dia harus pergi untuk menonton tayangan yang pura-pura menghiburnya. Cukup membaca pesan dari Titian saja sudah membuatnya merasa jauh lebih baik. Leon sudah membalas pesan itu dan mengajak mamanya untuk bertemu. Dia meminta sang mama untuk ke rumahnya. “Bagus kalau kamu sampai sejauh ini, Regan. Aku bahkan sudah membaca kejahatanmu ingin menghancurkanku sejak awal. Aku tidak akan membiarkanmu mencuci otak papa lagi.” Digenggamnya ponselnya dengan er
“Aku akan mulai masuk ke perusahaan, Pa.” Erland terkejut mendengar permintaan dari anak keduanya yang meminta izin untuk masuk ke perusahaan. Sedangkan di sana ada Leon yang tidak bisa dia singkirkan. Bahkan Erland sendiri tidak bisa sedikit saja menggeser Leon. Perbandingan Leon dengan Regan sangat jauh sekali dari segi kecerdasan. Dia diajak bertemu oleh anaknya di luar. Mendengar permintaan itulah yang membuat Erland langsung setuju diajak bertemu oleh anaknya. “Papa sudah dengar dari mama kamu, Regan. Kalau Leon akan mengambil alih kafe kamu kalau kamu berbuat kesalahan. Ingat baik-baik, Leon tidak akan bercanda sama omongannya. Beberapa waktu lalu juga, Papa pernah mendengar kalau kamu memukulnya. Anak buah papa melaporkan kamu menghajar dia di depan umum.” Regan seperti sedang berusaha untuk mencari pembenaran dan anaknya memang terlihat seperti orang yang berbeda sekali. “Regan, Papa tahu kalau Leon membencimu. Sampai detik ini, belum pernah dia membuat kamu menderita. Dia







