Share

7. Dibenci Mertua

Author: Queenazalea
last update Last Updated: 2025-06-07 00:03:56

“Aku perhatikan, beberapa hari ini penampilanmu berubah drastis. Begitu juga dengan barang yang kamu gunakan. Mobilmu baru, tasmu mahal. Ponsel baru dan juga laptop baru. Apakah orang tuamu mulai menyayangimu?” ledek Vanesa.

Maudy hanya tertawa mendengar candaan teman baiknya itu. Namun bukan dari orang tuanya. Semua itu berasal dari Leon. Suaminya selalu menuruti apa saja yang diinginkan oleh Maudy. Dengan catatan tidak merepotkan suaminya.

Namun, yang dia minta adalah laptop waktu itu. Leon langsung menurutinya dan mengantarnya untuk membelinya. Berbeda halnya dengan mobil dan juga ponsel baru. Semua itu dari suaminya tanpa pernah dia minta sama sekali. Apa pun ditanggung tanpa banyak protes dari suaminya.

Semakin Maudy menuruti kemauan suaminya. Semakin mudah juga perjalanan untuk diwujudkan.

Maudy yang sedari tadi bengong mendengar pertanyaan temannya. Tiba-tiba dia tersadar. “Maaf, aku barusan memikirkan sesuatu.”

“Apa?”

“Aku harus memikirkan untuk membeli sepatu baru.”

“Bagaimana kalau soal pacar?”

Maudy langsung menggelengkan kepalanya mendengar ucapan dari temannya tentang pacar. Dia sama sekali tidak tertarik untuk membahas tentang itu. Karena dia sekarang telah menjadi seorang istri yang tidak seharusnya membahas tentang seorang pria. Terutama dia masih ingat ketika dikenalkan dengan pria lain ketika itu. Dia masih tidak terima ketika dibahas lagi tentang Regan.

Helaan napas panjang akhirnya dia lakukan di depan temannya. “Vanesa, aku rasa kamu tidak perlu repot lagi mencarikan kekasih untukku. Kamu harus tahu, orang tuaku memberikan semuanya karena mereka ingin aku fokus ke kuliahku. Aku harus fokus terhadap masa depanku. Mereka tidak mau kalau sampai aku jatuh cinta dan menghancurkan semuanya.”

Vanesa menganggukkan kepalanya. Meski semua yang diucapkan oleh Maudy barusan merupakan sebuah kebohongan. Namun juga tidak bisa berkata jujur di depan temannya. Tidak mau kalau sampai dia dicarikan pasangan lagi. Itu juga akan merepotkan suaminya di masa mendatang.

Seperti yang sudah dia katakan kalau dia tidak ingin merepotkan Leon ke depannya dan akan fokus pada masa depannya. Pria itu juga sudah mendukungnya dengan baik. Tidak baik juga kalau dia tidak menuruti perkataan suaminya.

Ponselnya Maudy berdering.

Dia melihat ada nama asisten rumah tangga yang terpampang di sana. “Ya, Bi.”

“Kalau sudah pulang kuliah. Langsung pulang, ada mertuanya Nona yang datang.”

Wajah Maudy seketika langsung pucat mendengar ucapan itu keluar dari mulut asistennya. “Ah, aku akan segera pulang.”

Dia mengambil tas. Kemudian dia beranjak meninggalkan Vanesa sendirian. “Ada sesuatu?”

“Ada keluargaku yang datang. Aku harus pulang.”

Dia langsung mengeluarkan kunci mobil dari dalam tasnya. Padahal dia tidak pernah mendengar Leon menyinggung tentang kunjungan mamanya. Namun kali ini dia harus benar-benar berhadapan dengan mertuanya.

Sampai di rumah, Maudy langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Terlihat kalau mama mertuanya sedang duduk di ruang tamu.

“Maudy.”

“Maaf aku baru pulang dari kampus, Ma.”

Mama mertuanya mengangguk. Dia pun duduk setelah bersalaman dengan mertuanya. Suasana canggung itu jelas masih terasa sampai sekarang. Karena dia tidak terlalu mengenal mertuanya. Begitu juga dengan suaminya yang tidak terlalu dia kenal. Namun suaminya memberikan kenyamanan yang berbeda dengan orang lain.

Ada rasa yang tidak nyaman ketika dia dikunjungi oleh mertuanya. Seharusnya suaminya ada di rumah ketika dia dikunjungi. Namun Leon belum pulang untuk saat ini. Merasa ingin mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Itu seperti sebuah usaha yang sia-sia karena dianggap tidak sopan ketika nanti dia menghubungi Leon di depan mertuanya.

“Tunggu sebentar, Ma. Aku buatkan minum,” ucapnya Maudy ketika dia berhasil kabur dari ruang tamu.

Memasuki dapur, sembari menunggu air mendidih. Dia mengirimkan pesan untuk Leon bahwa mamanya berada di sini.

Ada rasa gugup ketika dia dikunjungi oleh wanita itu. Takut mendapatkan pertanyaan yang mungkin tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

“Aku akan pulang sekarang,” Leon membalas pesannya.

Dia menghidangkan teh chamomile yang sering diminum oleh Leon. Dia menghidangkan itu juga untuk mertuanya.

Setelah dia menghidangkan minuman itu untuk mertuanya. Wanita di depannya itu mengangkat gelas itu dan mencium aroma tehnya. “Kesukaan Leon.”

Maudy mengangguk ketika mertuanya berkata demikian. “Ya, Ma. Aku belum membeli kopi.”

“Tidak masalah. Mama tidak terlalu sering minum kopi.”

Maudy menundukkan kepalanya usai mertuanya menjelaskan tentang jarang minum kopi. Berbeda halnya dengan Leon yang setiap pagi harus dihidangkan kopi sebelum berangkat bekerja. Mereka terkadang berangkat di waktu bersamaan namun menggunakan kendaraan yang berbeda.

Bagaimanapun juga. Pria itu adalah orang yang pekerja keras dan banyak sekali kesibukan yang harus diurus, tidak selalu mengurus Maudy yang kesibukannya hanya kuliah saja.

Dia mendengar suara mobilnya Leon.

Tidak lama, pria itu masuk. “Maudy menghubungimu?” tanya mamanya Leon.

“Tidak, Ma. Aku kebetulan sudah selesai bekerja. Aku pulang lebih awal untuk hari ini.”

Mamanya menganggukkan kepalanya. Ternyata Leon menyelamatkannya kali ini. Tatapan pria itu terlihat sedang memberikan kode untuknya. “Ambilkan aku minuman dingin, Maudy!”

“Ah, iya.”

Maudy beranjak dari sofa kemudian segera meluncur ke dapur untuk mengambilkan minuman dingin untuk suaminya.

Pria itu membuka kaleng minuman dan kemudian meneguknya. “Mama kenapa nggak bilang sama aku kalau Mama mau kunjungan?”

“Mama sengaja ke sini. Ternyata tadi Maudy sedang berada di kampus.”

Maudy tidak bisa menahan diri lagi di sini. Dia ingin kabur dari tatapan mama mertuanya. “Maudy baru pulang dari kampus. Alangkah lebih baiknya kamu mandi saja dulu. Mama pasti masih lama di sini. Kamu siapkan makan malam!”

Dia tersenyum begitu Leon mengatakan demikian. “Aku mandi dulu, Ma. Mama mau disiapin makanan apa?”

“Apa saja. Mama tidak terlalu pemilih,” jawab mertuanya sembari melihat ke arah lain.

Rasanya dia bisa bernapas dengan lega kali ini. Maudy berhasil kabur dari mertuanya dan juga diselamatkan oleh suaminya.

Setelah dia rapi, dia kemudian ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk suami dan juga mertuanya. Setidaknya dia tidak berada di tempat yang sama dengan mertuanya. Takut kalau nanti mertuanya bertanya sesuatu yang tidak masuk akal.

Sangat lama berada di dapur. Maudy akhirnya selesai dengan masakan untuk makan malam mereka.

Keluar dari dapur untuk menyapa dua orang yang ternyata masih mengobrol di ruang tamu. “Makan malam sudah selesai,” beritahunya Maudy.

Mertuanya juga bangkit dari sofa setelah diberitahu.

Mereka bertiga makan malam jauh lebih awal dibandingkan dengan biasanya. Ini juga mungkin tidak biasa bagi Leon. Namun pria itu yang menyuruhnya untuk menyiapkan semuanya tadi.

“Kamu masak setiap hari, Maudy?”

“Maudy selalu memasak untukku. Bukan hanya untuk makan malam. Dia juga menyiapkan sarapan untukku.”

Mamanya mengangguk, padahal yang ditanya adalah Maudy. Namun Leon yang terus menjawab.

Sampai makan malam selesai. Mamanya Leon pun akhirnya pulang.

Membereskan meja makan berdua. Leon membantunya tanpa diminta. “Lain kali, hubungi aku lebih awal saat mama datang.”

“Apakah ada masalah?”

“Mama tidak menyukai pernikahan kita. Mama memiliki kandidat lain. Aku menolaknya karena papa menginginkan aku menikah denganmu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
wahh ternyataa mamanya c Leon hanya menguji c Maudy .
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   34. William Sakit.

    Ketika memasuki halaman rumah papanya. Maudy yang pulang karena dihubungi lagi oleh Marcel mengenai William yang sakit. Sampai di sana, dia melihat papanya terbaring lemah di atas ranjang. Menyaksikan pria tua itu tidak berdaya untuk sekarang. Infus dipasang di tangan kirinya. Maudy duduk di sebelah dan memegang tangan kanan papanya. “Dokter bilang Papa sakit apa?” Tanya Maudy ke Marcel yang sudah mengurusnya. “Papa selalu memaksakan diri.” “Kakak kenapa nggak ambil alih perusahaan sih? Mau sampai kapan kakak bakalan gini terus? Di rumah dan nggak pernah ada usaha sama sekali. Nggak mau bantuin papa buat urus perusahaan.” Dia beranikan diri untuk memarahi kakaknya karena selama ini sang kakak memang agak santai soal masa depan. Mengingat perusahaan butuh penerus dan pastinya yang paling diandalkan adalah Marcel. “Kali ini Mama ke pihaknya Maudy, Marcel. Mama nggak bisa biarin Papa kamu terus sakit begini.” Maudy tidak pernah ingin dibela oleh Ana. Dia hanya kasihan melihat Wil

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   33. Takut Bercerai

    Di ruangannya yang begitu dingin karena pendingin ruangan yang bertiup sejak tadi. “Tuan, ada tamu,” ucap sekretarisnya. “Suruh masuk!” Leon berdiri setelah dia mendapatkan kabar kalau ada tamu yang berkunjung. Mengambil kembali jasnya dan mengenakannya. Saat dia melihat siapa yang datang. Leon hanya tersenyum. “Papa ada urusan apa kemari?” Tanya Leon pada Erland yang baru saja masuk. Sekarang ada mereka berdua di ruangan ini tanpa ada orang lain lagi yang mendengar pembicaraan mereka berdua nantinya. Erland duduk setelah Leon mempersilakan. “Papa tidak ada maksud apa pun, Leon. Hanya memberitahu kalau mungkin Regan akan memberontak ke kamu.” Leon menuangkan air untuk papanya dan mendorongnya lebih dekat dengan Erland. Mendengar ucapan itu, dia mendongakan kepalanya dan duduk sejajar sekarang. “Anak kecil itu tidak tahu apa-apa.” “Papa takut ini akan merusak nama baikmu.” “Aku tidak melakukan apa pun.” “Fotomu beberapa tahun lalu yang sedang di kelab malam, memangku seorang

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   32. Warisan

    “Pa, aku bakalan gabung sama perusahaan.” Erland yang sedang sibuk dengan tabletnya tiba-tiba menoleh ke anak keduanya. Dia membuka kacamata dan meletakkan tablet itu di atas meja. “Kamu terlambat untuk mengatakan itu, Regan.” Marsha muncul. “Nggak ada yang terlambat kalau kamu peduli sama anakmu.” “Dari awal aku peduli dan memanjakan dia. Sekarang, dia tidak berguna sama sekali. Aku pikir, dengan cara memanjakan dia dan meninggalkan Leon. Dia bakalan lebih maju. Justru Leon yang lebih maju dibandingkan dengan dia.” “Membandingkan kedua anakmu itu saja sudah salah, Pa.” “Tidak ada yang salah, Ma. Kamu memanjakan dia dan sekarang lihat hasilnya. Dia meninggalkan proyek setengah jadi dan membiarkan Leon mengerjakan sisanya. Dia kabur begitu saja. Bahkan Leon waktu itu bersyukur tidak ngamuk di sana.” “Dia sebagai seorang kakak seharusnya membimbing adiknya.” “Tanyakan pada Regan. Apakah Leon diam selama Regan di sana?” Regan diam ketika Erland sendiri tahu bahwa anak pertamanya

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   31. Menunda Kehadiran Anak.

    “Nes,” Vanesa yang sedang bermain ponsel seketika menoleh. “Apa?” “Aku bingung terhadap Leon. Dia sekarang memberikan kebebasan untukku. Waktu itu dia melarangku main ke kafenya Regan. Sekarang, dia memberikan aku kebebasan ke sana. Dan beberapa kali dia juga membelikan kue untukku.” “Tanpa sebab?” “Dia tahu aku menyukai kue di sana. Terus dia memperbolehkanku. Waktu aku bilang kerjain skripsi di sana, dia nggak bolehin. Tapi beberapa waktu lalu dia bilang boleh ke sana. Itu mencurigakan nggak sih?” Vanesa memutar tubuhnya dan sekarang sedang tengkurap di sebelahnya. Di kamarnya Vanesa, mereka berdua sedang berbincang. “Hmmm, bisa dibilang mencurigakan. Tapi bisa dibilang juga kalau dia sudah mulai tertarik.” “Kami sekarang sudah sekamar. Setahun sebelumnya, kami tidur di kamar terpisah.” “Hah?” tanya Vanesa dengan heran melihat Maudy. “Ya, kami berdua pisah kamar. Dan seperti yang kamu bilang, aku berusaha menggodanya dan membiarkan dia menyentuhku.” “Bagaimana responsnya?”

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   30. Perselisihan Dimulai

    Usai pembicaraan tentang warisan. Seluruh perusahaan dimenangkan oleh Leon karena berasal dari istri pertama. Memang sikap Erlan tidak pernah adil dia dapatkan. Tapi sikap Erland pada Leon kali ini berbeda sekali dan bisa berpihak padanya. Dia pun akhirnya mengerti kenapa selama ini dia berjuang mati-matian untuk perusahaan yang akhirnya bisa dia dapatkan juga. Sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Erland barusan. Bahwa apa pun yang keluar dari rekeningnya Erland pasti akan diawasi juga oleh orang perusahaannya Leon. Karena sudah masuk ke warisan yang menyeluruh. Kafe yang dibuat oleh Regan itu juga hasil dari keuntungan perusahaan yang kemudian diberikan oleh papanya untuk Regan. “Regan, kalau kamu siap untuk menikah. Papa harap bisa mencarikan kamu istri seperti istrinya kakak kamu.” “Aku sudah punya kandidat sendiri, Pa.” Dia membenci Regan sekaligus melihat adinya mencari pembelaan pada Regan kali ini. Tapi sayangnya tidak mendapatkan itu semua. Regan tidak dapat dibela oleh

  • Pernikahan Sementara: Diam-diam Aku Mencintainya   29. Warisan

    “Tuan, ada makan malam bersama keluarga,” baru saja Leon melepaskan jasnya. Dia baru saja tiba di kantor setelah rapat di luar. Lalu sekretarisnya mengatakan itu kepadanya. “Sama papa?” “Benar, Tuan. Ada adik Anda juga.” Leon berhenti sejenak setelah mendengar ucapan serketarisnya kalau Regan hadir di makan malam mereka nanti. “Oke, konfirmasi ke papa kalau aku akan datang.” “Baik,” ucap sekretarisnya. Tidak biasanya kalau sampai Leon datang ke acara makan malam dan juga dihadiri oleh Regan sendiri. Orang yang sudah sejak lama sekali membuat hatinya kesal. Karena merasa bahwa adiknya itu tidak berguna sama sekali. Pekerjaan yang diselesaikan oleh Leon lebih awal dari biasanya. Dia menutup berkas yang baru saja selesai dibacanya dan sudah memberika tanda di sana, ada beberapa hal yang perlu direvisi oleh bawahannya. Leon mengambil jasnya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Mencoba menghubungi Maudy dan memberitahukan istrinya bahwa dia akan pulang lebih larut malam ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status