Share

9. Kenapa kamu tega

Asap kendaraan mengebul mencemari jalan raya kota, suara klakson bersahutan memekakkan telinga. Naima yang sedang berada di dalam mobil itu tengah melamun, melihat orang yang lalu lalang sibuk dengan urusan mereka di awal pagi ini.

Pikiran Naima mulai kalut. Tak dapat dibayangkan sebelumnya, rumah tangga yang dia banggakan selama ini ternyata hanya drama. Perhatian suaminya, ternyata juga hanya sandiwara penuh kepalsuan. Buliran hangat lagi-lagi menetes dari pelupuk matanya, tak sanggup lagi dia bendung.

Tak terasa, Naima hanyut dalam lamunannya hingga sampai rumah pun dia tidak menyadarinya.

“Non ... sudah sampai,” panggil sang sopir yang menengok ke belakang, ke arah Naima.

Naima tidak menjawab, pandangannya kosong terfokus pada jendela mobil yang mengarah ke jalan.

“Non Naima ....” Lagi-lagi sopir itu menegur dan sedikit meninggikan nada suaranya.

“Ah, iya, Pak. Ada apa?” Naima terkejut, lalu menoleh.

“Sudah sampai rumah, Non.”

“Astaga, maaf ya, Pak. Tadi saya sedikit ngantuk,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status