แชร์

Bercinta (1)

ผู้เขียน: Ainin
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-08-17 10:42:27

Christa merasa bibirnya begitu kebas karena Hafens yang masih menciumnya dengan kasar, dalam dan intens. Dia menggenggam ujung dressnya, berusaha untuk bertahan di tengah siksaan yang diberikan oleh pria ini.

Ini lumayan menyakitkan, apalagi Hafens menekan tubuh mereka dan tidak ada celah sama sekali.

"Hafens ... Hhhh, sakit ..." Christa bergumam dengan rasa sakit yang dia tahan.

Hal itu membuat Hafens berhenti menciumnya, lalu menatap wajahnya dengan tatapan serius.

"Bercinta denganku!" ujarnya membuat Christa menelan ludahnya sendiri.

"Disini?" tanyanya tak percaya membuat Hafens tersenyum miring.

"Ya, kenapa? Kau tidak mau bercinta denganku disini? Kau maunya di kamar? Di atas ranjang? Melakukannya dengan romantis?" tanya Hafens dingin membuat Christa merasakan tenggorokannya tak bisa bersuara. "Mimpi!"

"Aaaghhh ..."

Christa merasakan tubuhnya jatuh ke sofa panjang yang dingin. Seolah sofa itu tidak pernah terduduki oleh siapapun. Dia bergerak hendak bangkit tapi Hafens menatapnya dengan tajam hingga gerakannya terhenti.

"Buka semua pakaianmu!" Hafens berkata tajam membuat Christa menatapnya takut. "Buka atau aku akan merobeknya menggunakan tanganku sendiri? Lalu kau akan keluar tanpa pakaian dari sini!"

Christa menelan ludahnya lalu dengan perlahan dia bergerak membuka cardingan yang dia pakai. Tatapannya menatap Hafens yang sedang memperhatikannya dengan intens walau tatapannya begitu tajam. Namun, Christa sadar kalau pria itu adalah suaminya dan dia tidak akan salah kalau membuka pakaiannya dihadapan Hafens.

Dia hanya bisa menjadi penurut agar bisa mengurangi sedikit kemarahan dan kebencian yang ada di dalam hati pria ini padanya. Dengan itu mungkin Hafens bisa menjadi seorang pria yang lebih baik dan tidak lagi berkata tajam dan kasar padanya.

"Lumayan menurut walaupun harus diancam." Hafens bergumam lalu mendekatinya dan mencengkeram dagu wanita yang sudah menjadi istrinya itu.

Christa sudah menanggalkan dressnya dan hanya tersisa pakaian dalam. Dia menatap takut-takut wajah Hafens karena pria itu begitu dekat dengannya sekarang.

"Aku tidak akan begitu parah untuk menyiksamu kalau kau patuh," ujar Hafens tajam membuat Christa merapatkan bibirnya. "Yang terpenting sekarang adalah kau harus bersedia untuk melahirkan anakku. Kau ... harus melahirkan dua anakku dan pergi dari kehidupan kami. Kalau kau berani muncul ke dunia kami lagi, aku tidak akan segan untuk membunuhmu!"

Christa mencengkram tangannya sendiri demi menahan ketakutan yang dia rasakan. Dia tahu kalau pria ini adalah seorang mafia kejam yang sesuka hatinya dalam membunuh. Christa tahu kalau di sini adalah sarang iblis dan tidak akan mendapatkan apapun yang baik. Christa tahu kalau di sini adalah penjara dan neraka yang akan menyiksanya hingga dia bisa menghadirkan dua bayi untuk pria ini.

Namun dia berharap, tidak diperlakukan seperti binatang karena dia juga masih manusia.

Hafens menggeram pelan ketika dia menatap seluruh tubuh Christa yang begitu molek dan tak bisa dia bantah, begitu indah. Tubuhnya seksi dan berisi, kulitnya berwarna putih sedikit kecoklatan, hanya sedikit. Dan itu membuatnya terlihat begitu eksotis dan menggairahkan. Belum lagi aroma tubuh wanita ini memabukkan, keringatnya begitu wangi, entah apa yang dipakai wanita ini hingga bisa menjerat hasratnya yang sudah lama tidak bangkit.

"Emmmhh ..." Christa menahan napasnya dan menggigit bibirnya ketika dia merasakan gigitan Hafens di bahunya.

Pria itu terlihat sangat bernafsu, menggigiti bahunya dan bergerak ke lehernya. Dia meninggalkan banyak bekas disana dan itu membuat Christa mati-matian menahan desahannya walau dia sadar kalau rangsangan itu berhasil menaikkan hasratnya sebagai seorang wanita.

Aroma maskulin dari tubuh Hafens membuatnya merasa terdorong oleh gelombang panas yang bersentuhan dengan pusat keinginannya. Christa perlahan kehilangan kewarasan ketika dia mendongak saat Hafens mengecup penuh nafsu bagian bawah dagunya dan membuatnya mendongak.

"Ahhh ..."

Hafens mendengar dengan jelas desahan itu. Dia tersenyum miring, hingga akhirnya senyumannya berubah dingin ketika Christa menaikkan tangannya dan memeluk lehernya dengan agresif. Dia menatap wajah Christa yang terlihat berkeringat, tatapan wanita itu berubah dan membuatnya tahu kalau gadis ini sudah mulai terangsang.

"Cih, kukira kau adalah wanita yang selalu menjaga dirimu. Nyatanya, kau sangat mudah terpancing," gumam Hafens membuat Christa tersadar dan dengan cepat melepaskan tangannya dari leher pria itu.

"Ma-maaf ..." Christa berkata kaku dengan napasnya yang masih tersengal.

Hafens menatap wajah Christa, dia akui kalau wanita ini cantik dan juga memilki keberanian di dalam dirinya. Posisinya sekarang adalah mengungkung Christa yang sudah tergeletak lemah di atas sofa. Dia sangat ingin menyiksanya dengan cara bercinta dengan kasar, tetapi dia sadar kalau dia meninggalkan beberapa peralatan yang penting untuk mendukung hal itu di kamarnya.

Hal itu membuatnya tersenyum kecil, kalau bangkit dari tubuhnya dan mengambil sebuah borgol dari atas meja. Christa memperhatikannya dengan tatapan bergidik, dia tak tahu apa yang akan dilakukan oleh pria ini padanya.

"Aku tidak sudi kau memegang tubuhku," ujar Hafens seraya mengambil dua tangan halus wanita itu dan mulai memborgolnya. "Aku yang berkuasa disini, aku tidak akan pernah membiarkanmu mengendalikan diriku."

Christa diam dengan napasnya yang sesak entah kenapa. Rasanya seluruh ruangan ini membuat sesak dan tidak bisa membuatnya bernapas dengan baik. Entah siapa sebenarnya yang berniat menguasai atau mengendalikan dirinya, Hafens hanya terlalu perasaan dan dia benar-benar sok.

Christa hanya berniat untuk memberikan apa yang diminta oleh pria ini, membiarkannya melakukan percintaan agar dia segera hamil. Mengapa pula sekarang Hafens mengatakan itu seolah-olah dia yang salah!

"Kenapa kau menatapku begitu? Tidak terima?!" tanyanya tajam membuat Christa menggeleng pelan.

"Aku ... sebaiknya kau segera melakukannya agar aku bisa hamil dengan cepat. Jangan menahanku terlalu lama di sini karena kau juga tidak menyukainya. Aku membuka diriku untuk hamil, aku bersedia untuk melakukannya. Satu hal yang perlu kau tahu, aku berbeda dengan ayahku yang merupakan musuhmu itu. Jadi ... bisakah kita tidak usah terlalu bermusuhan seperti ini?" tanya Christa dengan lembut membuat Hafens berdecih.

"Musuhku adalah musuhku, satu orang yang bermusuhan denganku maka seluruh keluarganya juga adalah musuhku. Aku tidak akan pernah membebaskan siapapun diantara kalian," ujar Hafens tajam membuat Christa mendongak.

Pasalnya pria ini sedang mencengkeram rahangnya, lalu melepaskan sebuah tali dari dinding dan mengikat tangannya ke ujung sofa yang memiliki pengait. Tubuh Christa tergeletak tak berdaya, tangannya terikat dan tidak bisa dijadikan sebagai perlawanan.

Namun dia sudah bertekad untuk tidak membantah dan tidak melawan perintah pria ini. Sehingga dia hanya diam dengan ketenangan yang berusaha dia dapatkan. Hanya bercinta saja, 'kan? Christa tidak akan melawannya karena pria ini tidak memaksanya dan tidak memperkosanya. Mereka sudah sah sebagai suami istri walaupun pernikahan ini hanya dihadiri oleh Dave dan juga seorang pencatat pernikahan.

"Kau sangat patuh, membuatku tidak tahu harus membuat penderitaan seperti apa."

Christa merapatkan bibirnya ketika melihat pria itu mulai menanggalkan pakaiannya. Tubuh kekar dan berotot milik Hafens terlihat begitu kuat, Christa mulai merasakan kakinya merinding tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Hanya pasrah dibawah kuasa Hafens yang kini sudah mulai menaiki tubuhnya dan menatapnya dengan tatapan setajam elang yang kelaparan.

"Kau mau bercinta dengan kasar atau dengan siksaan?"

Christa masih merapatkan bibirnya dengan tatapan tak paham. Kedua yang menjadi pilihan itu sama sekali tidak ada yang baik, Hafens hanya memberikannya sebuah pertanyaan yang tidak masuk akal dan tidak bisa dia pilih mana yang baik.

"Kau hanya diam? Baik, suasana hatiku masih sangat baik saat ini karena melihatmu patuh dan karena musuhku mati di tanganku tadi." Hafens berkata seraya mengambil buah dada Christa yang besar dan meremasnya kasar hingga wanita itu menggeliat kesakitan. "Kau lumayan menggairahkan. Aku mana mau menyia-nyiakannya di awal, mari kita bercinta dulu dan sisanya aku akan melakukannya setelah ini."

Christa membiarkan Hafens melepaskan bra yang dipakainya. Lalu tak lama kepala pria itu sudah tenggelam dan menikmati dua buah dadanya yang sekal dengan gigitan dan remasannya yang membuat Christa menggelinjang.

"Ahhh ..."

Hafens menggigit dan mengulum buah dada ranum itu. Dia tidak melakukan ini tadi malam karena memang sengaja ingin melakukan keburukan di awal percintaan wanita ini. Untuk membuatnya selalu ingat bagaimana kehormatannya yang terenggut dengan buruk.

"Ahhh ... Hafens ..." Christa bergerak di bawah tubuh pria itu, ketika Hafens menciumi seluruh bagian dada dan berjalan ke perutnya.

Dia menciumi semuanya, merasakan semuanya sehingga Christa tak mampu menahannya. Lalu, tubuh Christa semakin bangkit ketika melihat Hafens mulai membuka celana dalamnya dan mengangkat kedua kakinya hingga melebar dan menampakkan miliknya yang menantang.

"Ahhh ... Sakit ..." Christa menggigit bibirnya, dengan tangannya yang menyentak kaget hingga pergelangannya berbekas.

Dia tak menduga miliknya akan dipenuhi oleh sesuatu yang panjang, beberapa jemari Hafens yang sudah menghujamnya kencang hingga dia bergerak terangsang dan kesakitan.

"Ahhh, Hafens ..."

"Kau sangat rapat!"

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kisah Yang Berakhir

    Setelah pulang dari menjenguk Albene dan Alex, Christa merasa kehidupannya sudah sangat lengkap dan tidak ada lagi yang harus dia khawatirkan. Ayah angkatnya yang selama ini dia pikirkan dalam diam nyatanya hidup dengan baik walau harus menjadi petani anggur dan bisa dikatakan juga menjadi anak buah dari Hafens."Mau makan apa malam ini? Aku akan buatkan."Hafens menatap wajah Christa yang sedang bertanya padanya sambil membantu melepaskan jas yang dia pakai. Hari ini pelayan semua cuti dan memang sedang memasuki sebuah hari perayaan, dalam satu tahun memang biasanya Hafens akan memberikan para pelayan untuk libur, jadi sekarang yang akan memasak adalah Christa sampai dua hari lagi pelayan akan kembali ke rumah mereka untuk bekerja."Aku sudah meminta anak buah untuk membawa beberapa bahan makanan. Hari ini kita bakar-bakar daging dan beberapa makanan di luar nanti, ini malam pergantian tahun jadi akan sangat bagus kalau berbaquean, Sayang," ucap Hafens membuat Christa tersenyum."Bai

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Obat Dan Istri Yang Patuh

    Hafens berhenti melangkah dan menunjuk arah sebuah tempat di mana mereka bisa melihat dua orang pria sedang asyik berkebun. Keduanya terlihat seperti ayah dan anak yang begitu akrab, di bawah pohon anggur keduanya sedang memetik hasil panen dan tertawa satu sama lain seperti membicarakan sesuatu hal yang lucu."Itu mereka? Ayah dan Alex?" tanya Christa tak percaya membuat Hafens bergumam sebagai jawaban.Christa masih tercengang tak percaya Karena ayahnya dan Alex benar-benar mendapatkan perlakuan yang baik dan bahkan menjadi petani anggur di sebuah lahan yang besar. Ada sebuah rumah tadinya yang sepertinya adalah tempat tinggal ayahnya dan Alex, lalu kini dia malah melihat ayahnya dan Alex yang sedang memetik anggur dan bercanda satu sama lain.Dia sempat mengira kalau Ayahnya mungkin berada di sebuah kurungan yang merupakan pembalasan dari Hafens. Tetapi nyatanya ayahnya hidup dengan begitu baik dan bahkan jauh lebih baik dibanding yang dia kira, karena malah menjadi petani anggur wa

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Pergi Melihat Albene

    Mendengar Hafens mengatakan semua itu, Christa merasa sangat senang. Dia langsung memeluk tubuh suaminya dan mencium rahang tegas Hafens dengan lembut."Terima kasih, aku senang sekali kau mau menuruti permintaan ini dan mau membawaku ke sana. Setidaknya walaupun hanya sekali kau mengizinkannya aku sangat berharap bisa melihat keadaannya. Dia adalah musuh dan kau membencinya, tapi dia tetap orang yang memiliki jasa padaku karena telah membesarkanku. Jadi sedikit banyak aku tidak bisa melupakan tentang hutang budi ini dan aku merasa harus terus mengingatnya karena dia menyayangiku selama bertahun-tahun seperti anakmu sendiri." Christa berkata seraya menatap Hafens dengan tatapan berkaca-kaca karena terharu.Hafens tersenyum pelan dan mengecup bibir Christa dengan lembut sebelum melumatnya penuh perasaan tanpa ada tuntutan sama sekali. Setelahnya dia kembali memeluk tubuh wanita itu dan mengejamkan matanya karena sebenarnya dia mengantuk, tapi dia tidak mungkin meninggalkan Christa dan

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Dimana Albene Adixon?

    "Sudah semuanya?"Christa mengangguk, meringis melihat banyaknya paper bag yang bersusun di depan dan sedang diangkat oleh pelayan toko pakaian, anak buah dan juga security mall."Sepertinya belanja hari ini terlalu banyak dan aku sedikit kalap karena sudah lama tidak belanja. Beberapa hari ini aku melihat pakaian Cherry sedikit banyak sudah mulai sempit karena dia semakin bertumbuh besar. Dia tidak pernah menuntutku untuk membelikannya pakaian baru karena dia selalu berkata kalau masih bisa digunakan maka dia akan selalu menggunakannya. Apakah aku sudah membuat anak-anak terlalu sederhana, Hafens?" tanya Christa membuat Hafens tersenyum dan mengecup pipinya lagi."Itu sangat penting untuk mereka. Mereka harus tetap menggunakan kesederhanaan walau mereka adalah anak-anak kita yang ke depannya sulit kemungkinan mereka akan hidup susah karena aku sudah membuat deposito yang begitu panjang dan bahkan bisa mempunyai hidup mereka sampai mereka tua. Itu untuk mengontrol sikap dan emosi supa

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Me Time Berdua

    "Tuan Besar Barack, selamat datang."Langsung pemilik universitasnya yang menyangkut kedatangan Hafens, Christa dan Hansen. Cherry sudah masuk sekolah setelah libur dua minggu lebih jadi dia tidak bisa ikut datang melihat universitas kakaknya. Hafens hanya mengangguk dan menatap putranya. Hansen sudah tersenyum dan mencium tangan ibu dan ayahnya, sengaja melakukan semua itu untuk meminta restu belajar. Beberapa mahasiswi memperhatikannya seraya berbisik-bisik, mereka tak pernah bertemu dengan Hansen secara umum karena pria ini jarang keluar dan hanya di rumah saja setiap hari setelah pulang sekolah, makanya sekarang dia yang muncul di hadapan mereka semua membuat para mahasiswi memperhatikannya dengan kagum.Walau tidak semua orang kenal dengan Hansen karena pria itu selalu menyembunyikan dirinya, tapi dari mulut ke mulut mereka bisa menemukan fakta dan juga beberapa ciri-ciri tentang yang merupakan anak mafia dan juga penguasa terbesar di Klan ini. Bukan sebuah rahasia, karena bagaim

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Tentang Kuat

    Hari kelulusan tiba dan Hasan berhasil mendapatkan nilai yang baik. Dia libur selama beberapa hari sebelum akhirnya masuk ke dalam universitas, tak ada lagi yang bisa mengganggu seperti dia berada di sekolah menengah ke atas, karena Claudia juga sudah semakin diam dan tidak banyak mengganggu sejak dia terakhir kali mengancamnya. "Kalau nanti sudah di universitas, kau akan sangat sibuk. Tetap yakin mau pulang pergi dan tidak menginap di asrama?" tanya Christa seraya menemani putranya itu memakan potongan buah."Ya, Bu. Aku akan tetap pulang pergi. Ayah sudah memberikan aku satu mobil jadi aku akan menggunakan itu dan tidak mau menginap di asrama. Menginap di asrama terlalu jauh dan juga lama, aku tetap mau pulang melihat Ayah, Ibu dan adik. Bagaimana tidak begitu jauh jaraknya dari rumah kita dan aku akan tetap bisa pulang setiap selesai pembelajaran." Handphone berkata sambil menggeser tabletnya dan belajar kecil-kecil.Christa tersenyum pelan mendengarnya. "Kalau kau punya teman dan

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kebahagiaan Itu Istimewa

    Hafens melihat halaman belakang dimana istrinya sedang duduk di atas matras dan melakukan senam yoga. Dia mengakui Christa pasti akan selalu melakukan kegiatan dan gaya hidup sehat yang biasa dilakukan oleh wanita yang menginginkan bentuk tubuhnya bagus dan sempurna.Christa juga biasa gym dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk kesehatan tubuhnya, membuat Hafens kadang suka memperhatikannya dari jauh."Wanita yang dulu hampir putus asa itu, sudah bisa melihat dan menyaksikan masa depannya yang dulu suram. Aku berharap bisa terus menjadi bagian dari masa depanmu, Christa."Ini bukan hanya soal kisah dendam antara mafia, juga ada kisah cinta dan pelajaran hidup. Semuanya lengkap dan Hafens merasa semua yang dia rasakan lebih baik dan tidak ada yang harus diubah. Wanita itu dengan segala macam hal yang dia punya membuat Hafens merasa jatuh cinta tanpa paksaan, hingga tak terasa nyatanya sudah hampir delapan belas tahun mereka bersama."Tuan butuh sesuatu?"Hafens menatap pelayan itu dan me

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Kesayangan Keluarga

    Hafens menatap putranya yang baru kembali, hingga dia menaikkan alisnya dan mengajak Hansen duduk di kursi sebelah taman dan agak menjauh dari rumah."Kau baru dari satu tempat?"Hansen mengangguk dan menatap ayahnya. "Menemui pria tua bangka yang tidak pernah mau mati itu. Aku kesal karena anak perempuannya suka mengganggu Cherry dan terang-terangan melakukan aksi pengejaran karena dia suka padaku. Hanya dengan melihat dia mati maka keluarga itu akan berhenti untuk melakukan hal yang menyebalkan," ujarnya datar membuat Hafens tersenyum kecil."Ayah sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Cherry tadi, dia mengadukan hal itu pada ibu kalian. Sepertinya keputusan Ayah untuk memindahkannya sekalian adalah hal yang baik, tapi kemudian Ayah berpikir untuk memindahkan anak itu saja kalau misalnya tidak memungkinkan. Bagaimanapun satu tahun lagi Cherry akan segera lulus dan dia membutuhkan tempat yang sama untuk mendapatkan nilai yang baik sesuai dengan harapannya. Kalau pindah sekolah maka

  • Pernikahan Tebusan Sang Mafia    Hanya Dengan Mati

    Beberapa tahun kemudian ...Hansen menatap wajah adiknya yang tampak merah padam dengan tatapan kesal."Bisa-bisanya Claudia mengatakan semua itu! Aku kesal padanya, dia sudah keterlaluan!"Hansen tersenyum pelan, mengacak rambut adiknya itu dengan gemas. "Sudah kukatakan abaikan saja dia," ucapnya santai. "Kita akan segera lulus dari sekolah ini, kenapa harus peduli dengannya? Aku dan kau akan pergi ke universitas yang tidak semua orang bisa memasukinya. Kau dan dia tidak akan pernah bertemu lagi."Cherry menarik napasnya beberapa kali dengan tak beraturan hingga membuat Hansen tersenyum dan membawanya ke arah kantin. Dia tahu apa yang terjadi pada Cherry makanya tidak mengatakan banyak hal. "Makanlah, aku akan membayarnya." Hansen berkata seraya mendudukkan diri dihadapan adiknya yang sudah duduk di kursi seberang. "Kau mau makan apa, katakan saja."Cherry menghela napas, merasa lebih baik karena kakaknya selalu tahu kalau dia marah maka akan memberikannya makanan yang banyak untuk

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status