Share

6. Setelah Ini Aku Bebas

“Oma, aku mau lihat taman belakang,” kata Eve sambil menggandeng Evita. Dexter sudah tidak terlihat lagi di antara mereka.

Jika ditanya apakah ada tempat favorit buat Eve, itu adalah taman belakang. Dengan tembok yang tidak terlalu tinggi, mereka masih bisa melihat orang yang berlalu lalang. Tanaman yang menjuntai menghiasi pinggiran tembok itu, bunga-bunga beraneka warna dan berbagai macam tanaman membuatnya tampak seperti area pegunungan yang indah. Air terjun mungil yang menghiasi kolam ikan membuat taman itu terlihat sejuk.

“Oma tidak mengubah taman ini sama sekali!” seru Eve. Matanya memandangi taman itu dengan wajah gembira. Dia merindukan taman itu, sederhana tetapi menenangkan jiwanya.

“Tidak akan, Lin, apapun yang terjadi. Karena kamu menyukainya.”

“Oma yang paling hebat.”

Mereka duduk di meja bulat di taman itu. Dua buah cangkir yang berisi teh hangat itu telah siap di hadapan mereka. Eve mengangkat tehnya dan menghentikan gerakannya sebelum cangkir itu tersentuh bibirnya.

“Apa kamu yakin dengan semua ini?” tanya Evita. Dia melihat Eve terdiam dengan cangkir teh di tangannya.

Eve mengangguk. Dia tidak memiliki jalan lainnya karena ini adalah kewajibannya.

Evita bertanya karena dia mengenal cucu-cucunya dengan baik meski hanya Eve yang pernah hidup bersamanya dalam jangka waktu lama. Aze selalu menginginkan apa saja yang dimiliki oleh Eve.

Saat karir Eve di bidang modeling mulai menanjak, Aze ikut berkiprah di bidang yang sama. Eve yang enggan bersaing dengan adiknya memilih mundur pelan-pelan. Evita pura-pura tidak tahu saat Eve membantu Aze dari belakang dengan mempromosikan adiknya itu pada setiap tawaran yang datang padanya. Lambat laun karir Eve di dunia modeling berhenti dengan penolakannya pada tawaran yang datang. Pada akhirnya memang Evita mengerti bahwa Eve lebih menyukai dunia bisnis daripada modeling.

Sama seperti sekarang, Aze selalu menyukai apa yang dimiliki Eve termasuk tunangannya. Dan Evita tidak heran jika suatu saat Eve mungkin saja batal menikah dengan Dexter karena Aze akan berusaha memiliki pria itu. Evita tidak peduli karena Eve juga tidak terlihat peduli dengan hal itu. 

Evita agak menyesali dirinya yang tidak peduli dengan itu. Sejak awal bisa saja Dexter dijodohkan saja dengan Aze, jika memang adik Eve itu tertarik pada Dexter. Eve tidak akan keberatan dilangkahi adiknya. Namun sejak awal, Evita mengingatnya dengan jelas, Aksa dan Diana Wongso, orang tua Dexter, meminta harus Reveline Daveno yang menjadi istri Dexter, mereka jelas-jelas menolak Razeena Daveno. Evita lagi-lagi tidak ambil pusing untuk membahas alasannya.

Untung saja otak Aze tidak secerdas otak Eve jadi dia tidak bisa menginginkan jabatan yang dimiliki Eve di perusahaan. Namun jika itu terjadi, jangan salahkan Evita untuk memakai saham miliknya sebesar 12,5 % untuk mengusir cucunya sendiri, Aze.

 “Hanya dua tahun, Oma, setelah ini aku akan bebas.”

“Kamu mungkin tidak akan pernah terbebas dari mereka, Lin.”

Setengah dari dirinya menyadari hal itu tetapi dia ingin percaya kalau suatu hari dia akan terbebas dari kewajibannya pada keluarga. Neneknya memang tidak bisa merekatkan hatinya yang tercabik-cabik itu, tetapi dia tetap bisa membuatnya bermimpi menjadi bebas seperti burung di angkasa, seperti neneknya.

Mereka duduk di taman belakang dengan secangkir teh hangat di meja mungil seakan hari ini tidak akan berakhir. Senja dari taman belakang adalah pemandangan senja terbaik di dunia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status