Share

Bertemu untuk yang ketiga kalinya

Hujan turun sangat lebat membuat suara-suara terpendam bahkan yang bersuara besar pun tetap terdengar kecil karena tertutup suara hujan lebat

Di sebuah kota bernama kota sky seorang laki-laki berwajah lembut, berkacamata, sedang duduk menyelesaikan banyak sekali berkas dia terlihat sangat sibuk

Rama bekerja sebagai seorang pengacara, dia memilih bekerja di kota ini, karena kota ini memiliki pemandangan langit malam  yang sangat indah, membuat Rama ingin mengajak Diana melihat pemandangan ini suatu saat nanti, tapi sepertinya untuk sekarang dia tidak mau memikirkan hal itu karena Diana sudah memutuskan hubungan dengan dia

Kantor Rama terletak di lantai 15 sebuah gedung bertingkat, kantornya berada di paling atas, kantor itu memiliki fasilitas yang mewah

Rama sedang sibuk menyelesaikan banyak berkas, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar

"Masuk"

Pintu terbuka menampilkan sosok tinggi, berwajah tampan, bibir tipis, memiliki mata berwarna coklat, sedang memegang file berkas ber map kuning

Dia adalah Rian sekertaris Rama

"Bos ini data-data tentang Nathan Adrian yang sudah saya cari, tapi saya hanya dapat sebagian saja karena banyak datanya sudah di hapus"

Rian berkata sambil menaruh beberapa tumpul file berkas di atas meja

"Kerja bagus" 

Rama tersenyum dia mendapatkan data tentang Nathan Adrian jika ada sesuatu yang salah tentang dia, Rama akan membongkarnya di depan Diana, agar mereka tidak tidak jadi di jodohkan

Rama tersenyum matanya berbinar, dia membaca semua file di atas meja yang di berikan oleh Rian

"Baik bos saya pamit dlu, karena masih banyak pekerjaan saya yang belum saya selesaikan"

Rama hanya mengangguk sibuk dengan berkas yang di berikan oleh Rian

Rian pergi dari Ruangan Rama, dan berjalan ke ruangannya sendiri

Ruangan Rian berada di sebelah ruangan Rama hanya berbeda beberapa langkah saja, Rama tidak suka walapun Rian adalah sekertarisnya sendiri dia tidak suka ada orang di dekatnya dia merasa seperti ada pengganggu

30 menit Rama selesai membaca semua file yang ada di atas meja, dia kesal memukul meja

Rian yang ada di ruangan sebelah terkejut, langsung berlari ke ruangan Rama

Rama melihat kedatangan Rian membuatnya semakin kesal

"Rian kenapa kamu ada di sini? Bukannya pekerjaan kamu masih banyak?"

Rian hanya menjawab dengan gugup, wajahnya ketakutan dia berbicara sambil menunduk

"Saya mendengar di ruangan bapak ada suara meja di pukul, jadi sayang langsung mengeceknya takut terjadi sesuatu dengan bapak"

Rama hanya menjawab dengan marah

"Itu saya yang lakukan kenapa? Lebih baik kamu keluar!!"

"Saya..."

"Saya katakan kepada kamu Rian keluar dari ruangan saya!!"

Rama menggertak, kesal memukul meja untuk kedua kalinya

Rian langsung buru-buru keluar dari ruangan Rama dia takut Rama akan berbuat hal lain jika dia kesal

Rian menggelengkan kepalanya, menghela napas berat, Rian hanya memikirkan tentang Diana dia adalah orang satu-satunya yang bisa membuat Rama lembut, bahkan di depan Diana Rama akan selalu bersikap lembut

*******************

Di rumah Diana

Dua orang sedang berbicara di depan pintu membicarakan suatu hal yang penting

"Ayah aku menerima perjodohan ini, aku akan mencobanya dulu"

Diana berkata dengan mantap, tapi hatinya masih menyimpan sakit hati karena kejadian kemarin

Ayah Diana mendengar jawaban itu matanya langsung memperhatikan sukacita, hanya 2 detik membuat siapapun tidak sadar, Ayah Diana langsung menunjukan ekspresi sedih dan khawatir

"Nak apa kamu yakin dengan ini? Apa kamu tidak apa-apa?"

Diana menghela napas dan menjawab

"Aku yakin ayah, aku tidak apa-apa aku baik"

Ayah Diana menepuk lembut bahu Diana, memeluk Diana dengan hangat

"Yasudah jika itu maumu Diana"

"Iya ayah" 

Diana mengangguk sambil tersenyum di pelukan ayahanya

Ayah Diana melepas pelukannya, membelai lembut pipi Diana tersenyum menggoda

"Anak ayah sudah besar sekarang sebentar lagi akan menikah"

Diana menunjukkan senyum malu-malu tertunduk menjawab

"Kan aku sudah besar ayah umurku sudah 20 tahun" 

"Di mata ayah kamu masih kecil"

Ayah Diana mencubit pipi Diana, mereka berdua tertawa dengan bahagia

Di Ruang tamu

ibu Diana sempat melihat interkasi mereka berdua saat melewati tangga tadi saat mengambil air minum, saat dia memikirkannya dia tersenyum meremehkan, tapi masih bertanya-tanya

Apa yang mereka berdua lakukan?

Apakah perjodohan ini akan disetujui oleh Diana?

Jika iya maka...

Ibu Diana tidak bisa lagi menahan senyum puasnya

Ayah Diana dan Diana yang sudah selesai berbicara, turun dari tangga mengejutkan ibu Diana yang sedang senyam-senyum sendiri

Ayah diana bingung langsung bertanya dengan heran

"Kamu sedang apa senyam-senyum sendiri di ruang tamu? Tv saja mati? Kamu jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa? Aku cuman sedang memikirkan sesuatu yang menarik saja mas"

Ayah Diana penasaran Diana hanya diam melihat kedua orang tuanya saling berbicara

"Tentang apa?"

"Mas mau tau?"

"Iya..."

Ayah Diana mengangguk

Karena terlalu senang ibu Diana ingin memberitahunya kepada ayah Diana, tapi dia melirik Diana dengan tatapan acuh tak acuh

"Kamu Diana kamu tidak main keluar saja? Ibu dan ayah ingin membicarakan sesuatu yang penting kamu tidak boleh tau"

"Tapi ibu... Aku"

"Apa? Bukannya jam segini kamu dengan Rama sering bertemu, temui saja dia, atau seterah kamu saja mau kemana ayah dan ibu ingin berbicara"

Ibu Diana berkata dengan dingin mengusir Diana, Diana hanya mengangguk berbalik dan pergi dengan suasana hati yang kacau

Kemana aku harus pergi?

Ayah Diana tiba-tiba mendatangi Diana yang sudah berada di luar rumah memberikan dia payung dan uang

"Ini payung dan uang, jangan lupa jam 13:00 di cafe white cat"

"Baik ayah aku pergi dlu"

"Hati-hati di jalan nak"

Diana pergi dengan menggunakan payungnya hujan tidak terlalu lebat tapi dia masih merasa kedinginan dia lupa membawa jaket saat keluar rumah tadi karena ibunya menyuruh dia keluar rumah

Diana berjalan sambil mengeluarkan ponselnya untuk melihat jam, dia melihat masih jam 10:25

Masih lama waktu Diana untuk bertemu dengan calon suaminya, Diana berjalan tak tau arah sampai dia berjalan ke sebuah taman

Di taman itu terlihat pemandangan yang sangat bagus bunga mawar, bunga anggrek bahkan bunga melati tersusun rapi di pinggir, kursi taman yang terlihat basah oleh tetesan hujan, dan banyak orang berlari untuk meneduhkan dirinya dari air hujan yang turun semakin lebat, Diana tidak peduli dengan hujan yang turun dia hanya berjalan ke kursi taman di tengah bunga bunga mawar dan duduk dengan payung yang masih dia pegang

hatinya sakit bahkan dia ingin menangis sekarang juga, dia tidak ingin menahan sakit hati ini lagi 

Diana menangis kepalanya menunduk hujan deras turun merendam suara tangisannya, dia selalu memikirkan semua hal yang membuat dia ingin membenci Rama tetapi semuanya tidak pernah masuk ke pikirannya, Rama sangat baik dan lembut dengannya di tahun-tahun mereka SMA bahkan sekarang, sampai Diana memutuskan hubungan dengannya Rama masih tidak marah dengannya, Diana bimbang

Tiba-tiba suara seseorang laki-laki mengejutkan Diana

"Kamu jelek saat kamu menangis, kita sudah 3 kali bertemu 1 kali itu seperti kamu membenciku, 2 kalinya kamu selalu managis, kenapa? putus dengan pacarmu?"

Diana mendongak melihat Nathan dia langsung menghapus air matanya dengan lengan bajunya

"Kenapa kamu ada di sini? Kamu selalu datang di saat aku mengalami sesuatu yang buruk"

Diana Menambahkan dengan kesal

"pacar? Aku tidak punya, jangan sok tau kamu!!"

"Aku? Sok tau? Kamu satu-satunya orang yang berkata denganku seperti itu!!"

"Apa hah!!"

Dua orang di taman itu yang satu duduk, satunya berdiri di sebelahnya sama-sama sedang marah dan kesal, satunya mengabaikan satunya masih berbicara dengan kesal

Hujan semakin deras, Nathan berdiri di sebelah Diana tidak menggunakan payung membuat rambut dan bajunya basah, Diana tidak tahan dia berdiri, menutupi atas tubuh Nathan dengan payungnya yang lumayan besar, Nathan terkejut dengan perilaku Diana yang baik kepadanya, membuat hatinya sedikit hangat tetapi masih mengatakan sesuatu dengan dingin

"Jadi kenapa kamu menagis? Memang ya perempuan itu rapuh gampang menangis"

"Aku tidak rapuh, aku cuman memiliki banyak masalah tanya aja terus!!"

Diana semakin kesal dengan kata-kata Nathan

"Bertanya itu penting, yasudah jika kamu memiliki banyak masalah aku tidak peduli"

"Tapi kenapa kamu bertanya? Jika kamu tidak peduli!!!"

Melihat Diana marah membuat dia merasa berhadapan dengan kucing, yang teraniaya tiba-tiba mengeluarkan cakarnya, membuat Nathan mengaitkan bibirnya tersenyum tipis

Diana melihat dia tersenyum malah aneh

Kenapa dia tertawa horor begitu?

Bukannya dia itu batu es ya?

Diana mengeluarkan tatapan aneh

Nathan tidak peduli dengan tatapan Diana, dia berbalik berjalan kembali ke mobilnya, Diana melihat itu dia bahagia dia merasa penganggu itu akan pergi, tetapi 2 menit Diana melihat mobil itu tidak berjalan membuat Diana bingung

Dia ngapain?

Tidak pulang? Mau menunggu hujan mereda baru pulang?

Bukannya dia naik mobil?

Banyak pertayaan di benak Diana, dia terlalu banyak berpikir sampai tidak sadar Nathan menutup tubuh atasnya dengan sebuah jaket tebal berbahan kain dan sebuah syal di kaitkan di leher Diana dengan lembut, Diana merasa lembut saat di perlakukan oleh Nathan dia merasa ada Rama di sisinya lagi, tapi kenyataannya itu bukan Rama 

Nathan selesai memakaikan jaket dan syal ke tubuh kurus Diana dia puas, berbalik kembali ke mobilnya langsung menghidupkan mobilnya pergi

Meninggalkan Diana yang diam kaku di kursi dengan payungnya

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status