Share

Kembali berteman

Diana yang di tinggalkan Nathan, Diana membuat ekspresi tidak menentu di wajahnya kaget, lucu, bahkan masih ada rasa sedih di wajahnya

Dia adalah orang yang aneh

Kenapa dia lakukan seperti itu kepadaku padahal aku tidak kenal siapa dia?

Jika aku bertemu dengan dia lagi nanti aku akan mengembalikan jaket ini, dan mengucapkan terima kasih

Ekspresi Diana berubah menjadi tersenyum hangat, tetapi dia juga tertawa mengingat kejadian tadi

***************** 

Nathan mengendarai mobilnya karena dia bingung harus berkata apa lagi dengan Diana, dia hanya baik pada Diana karena dia tidak mau mainannya nanti sakit, malah membuat dia makin susah saja jika terjadi apa-apa dengannya 

Nathan mengingat waktu pertemuan mereka jam 13:00 nanti dia penasaran wajah seperti apa yang akan di perlihatkan Diana nanti, apakah kaget?, pura-pura tidak kenal?, Atau tidak peduli

Nathan semakin penasaran memikirkannya, tanpa dia sadari muncul senyum di bibirnya

Nathan mengendarai mobilnya kembali ke kantornya, 15 menit perjalanan Nathan sampai ke kantornya

Dia menunjukkan wajah dinginnya, masih tidak terlihat satupun orang di matanya, banyak yang mengucapkan selamat datang kepadanya di luar kantor, tapi dia hanya mengangguk atau menjawab hmmm

Semua karyawan hanya tersenyum mereka sudah biasa dengan dinginnya sifat Nathan

Sekertaris Nathan menyambut Nathan saat sampai di lift

Sekertaris Nathan adalah seorang perempuan dia bernama Notiva, dia seorang wanita yang lembut tetapi cuek, memiliki bibir merah tipis, memakai baju atasan biru berkerah rok selutut dan sepatu senada dengan rok

Dia selalu menunggu Nathan di depan lift karena itu sudah persyaratan jika ingin menjadi sekertaris Nathan, Nathan tidak mau menunggu atau memanggil orang jadi dia hanya menyuruh orang menunggunya

Novita menekan lantai 10, itu adalah ruangan kerja Nathan

Tidak terasa mereka berdua sudah sampai di lantai 10, Nathan keluar di ikuti oleh Novita di belakangnya

Mereka berjalan di lorong, hanya ada suara langkah kaki tidak ada suara orang berbicara, bahkan orang lewat merasa bernapas pun susah, karena dinginnya tatapan Nathan, jika mereka salah sedikit saja Nathan akan membuat denda untuk mereka, bahkan bisa di pecat

Mereka sampai di ruangan Nathan, ruangan Nathan besar ada satu sofa di pinggirnya untuk bersantai, meja kerjanya terletak di depan kaca

Nathan duduk dan mulai sibuk bekerja, Novita hanya memberitahukan jadwal Nathan

"Bos hari ini ada rapat dengan rekan pengacara tuan Rama jam 13:00"

Nathan tidak tertarik karena dia akan bertemu dengan Diana jam itu, Nathan langsung menolak 

"Tidak batalkan, saya ada urusan jam itu"

"Baik"

"Jam 11:00 ada rapat dengan pemegang saham grup batanaya, apakah bos ingin hadir?"

"jam berapa sekarang?"

"Jam 10:50"

" Saya akan ikut rapat itu, apa kamu sudah siapkan materinya, saya akan ke ruang rapat 10:55, siapkan semuanya"

"Baik"

Novita langsung pergi menyiapkan semua kebutuhan untuk rapat nanti dengan cepat

Jam 11:00

Rapat dengan pemegang dengan saham grup batanaya dimulai

Novita memberikan materinya kepada Nathan, Nathan menjelaskan dengan mantap tentang kerja sama mereka melalui proyektor yang menampilkan ppt semua materi yang sudah Novita susun, kerja sama mereka tentang pembangunan sebuah sekolah di kota lotus

Rapat berlangsung lama sampai jam 12:30 Rapat selesai

Nathan membubarkan rapat

"Rapat hari ini sudah selesai sekian, silahkan kembali ke tempat masing-masing"

Semua orang yang ada di ruangan itu berdiri menunggu Nathan keluar dulu baru mereka keluar

Nathan keluar diikuti dengan Novita

Saat mereka tidak merasa ada kehadiran Nathan lagi di sekitar mereka, mereka langsung keluar dan menghela napas lega, karena saat Nathan presentasi hawa menjadi dingin

**********************

Cuaca setelah hujan itu segar dan hangat saat muncul matahari sesudah hujan

Di sebuh taman terlihat seorang perempuan masih duduk di kursi taman dengan payungnya yang masih berada di atas kepalnya

Diana sedang tertidur sambil terduduk karena dia lelah memikirkan terlalu banyak hal yang menimpa hidupnya

Seorang perempuan sedang lewat tidak sengaja melihat Diana yang sedang tidur di kursi

Menggoyangkan tubuh Diana untuk membangunkannya

"Mba... Mba... Bangun mba"

Diana terbangun dari tidurnya dengan linglung

"Iya? Ada apa?"

Perempuan itu menggelengkam kepalanya menghela napas

"Kamu tidur di sini? apa kamu tidak punya tempat tinggal?"

"Aku punya... Hanya lelah dan tidak sengaja tertidur sambil menunggu hujan reda"

"Yasudah jika kamu punya tempat tinggal lebih baik pulang dan tidur jangan tidur di kursi taman lagi"

"Iya..."

Perempuan itu pergi, Diana ingin berdiri dari kursi taman tetapi dia teringat janji dengan calon suaminya hari ini

Diana membuka layar ponselmya dan melihat jam 12:30

30 menit lagi sebelum mereka bertemu, membuat Diana langsung berdiri mencari taksi

Cafe white cat adalah cafe yang lumayan jauh dari tempat Diana berada sekarang, jika dia menaiki taksi 30 menit dia akan sampai di sana

Diana menghentikan taksi, masuk langsung berkata kepada pengemudi

"Pak tolong ke kafe white cat ya pak"

"Baik nyonya"

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju kafe, Diana bosan menunggu lama jadi dia membuka layar ponselnya mencari game yang seru untuk di mainkan, dia menemukan gamenya langsung longin dan bermain

Baru 15 menit mobil berhenti, terdengar suara 3 orang ribut di depan, Diana tidak peduli dia hanya mengira itu adalah perdebatan orang biasa di jalanan

Suara ribut itu makin besar, taksi yang Diana naiki juga tidak berjalan-jalan karena penasaran Diana mengodak 

Dia melihat Rama dari kaca jendela yang sedang berkelahi dengan 2 laki-laki yang sepertinya marah sekali dengannya, Diana ingin membuka pintu dan keluar tapi dia ingat kejadian kemarin

Diana mengurungkan niatnya tidak mau keluar

Lama-lama perkelahian itu semakin sengit membuat Diana tidak kuat dan tak tega, melihat wajah tampan Rama yang sudah babak belur, luka di kaki dan tangannya yang awalnya di sebabkan olehnya membuat Diana makin merasa bersalah

Diana langsung keluar dari mobil berjalan mendatangi Rama yang sedang berkelahi dia memeluk pinggang Rama dari belakang 

Rama merasa pelukan itu ingin melepasnya dia berpikir bahwa pasti ada satu orang lagi yang ingin menahannya 

Dia ingin melepasnya tetapi dia mendengar suara lembut seorang perempuan

"Rama sudah berhenti jangan lanjutkan lagi, kamu terluka lebih baik kamu sembuhkan dulu"

Rama mendengar suara seorang yang dia kenal merasa bahwa dia berhalusinasi, dia hanya menjawab dengan dingin

"Berhenti? Apa hubungannya dsngamu?"

Mendengar suara dingin Rama membuat Diana merasa bersalah dia semakin memeluk Rama

"Aku mohon berhenti, sembukan lukamu dulu, oke?"

Rama hanya diam, melepaskan tangan Diana dari pingangnya, berbalik langsung memeluk balik Diana

Dia memeluk hangat Diana dengan sepenuh hati, air mata ingin menetes tapi dia tahan, Diana berkata lagi dengan lembut

"Kenapa kamu berkelahi? Ada masalah?"

"Aku sebenarnya... Kamu jangan memutuskan hubungan teman dengaku aku tidak mau"

Air mata tidak bisa di tahan lagi oleh Rama, air matanya tumpah di bahu Diana

Diana merasa basah di bahunya membuat hatinya juga sakit, Diana mengencangkan pelukannya kepada Rama mereka berdua menangis di pinggir jalan membuat banyak orang melihatnya, 2 orang laki-laki yang awalnya berkelahi dengan Rama hanya bisa diam melihat interaksi mereka berdua yang berpelukan

Lama mereka berpelukan seperti tidak bertemu 10 tahun, Rama melepas pelukannya melihat wajah menangis Diana

Diana juga melihat wajah menangis Rama yang membuat dia tersenyum, dia tidak pernah melihat wajah menangis Rama seperti anak kecil yang terpisah lama dengan ibunnya itu pikiran Diana

Rama berpikiran lain, dia masih merasakan sakit hati, dia tidak mau berpisah dengan Diana, jika untuk jadi teman dia tidak apa-apa yang penting mereka tetap bisa bertemu

"Diana..."

Rama berkata dengan lemah

"Apa?"

"Apa kamu masih tetap memutuskan hubungan pertemanan kita?"

"Aku..."

Diana berpikir bahwa dia juga salah di sini karena dia memutuskan hubungannya dengan Rama tiba-tiba, dia juga sudah membuat Rama terluka jadi dia harus meminta maaf dan mengembalikan hubungan pertemanan mereka

Rama menunggu jawaban dengan gugup, matanya akan mengeluarkan air mata lagi

"Tidak kita masih berteman maaf aku sudah membuat kamu selalu terluka, untuk melindungiku, dari dulu kamu selalu terluka maaf"

Rama bahagia mendengar jawaban Diana, dia ingin memeluk Diana tapi takut di lihat orang lagi, dia mengurungkan Niatnya

"Tidak apa, aku sudah berjanji dari dulu untuk melindungi kamu"

"Iya... Lukamu kamu sembuhkan dulu apa kamu membawa kotak P3k?"

"Ada di mobilku"

Diana mengambil kotak p3k di mobil Rama dengan buru-buru dia takut luka Rama akan banyak mengeluarkan darah

Diana dengan lembut mengoleskan obat di luka Rama, membalutnya dengan perban

Rama melihat Diana dengan tatapan lembut seperti semua duniannya hanya ada Diana sendiri, semua hal yang di lakukan Diana di awal sampai di akhir dia lihat semuannya

Diana selesai membalut perban di luka Rama, dia tersenyum 

"Sudah selesai, hati-hati dengan lukamu jangan berkelahi lagi, dan lukannya jangan sampai terkena air"

"Iya ibu perawat"

Rama tersenyum melihat perlakuan Diana kepadanya membuatnya hatinya yang kesal tadi menjadi sejuk dan hangat, hanya Diana lah satu-satunya yang bisa membuat es di hatinya mencair

Diana bingung apa yang di pikirkan Rama daritadi menatapnya dari awal sampai akhir

"Rama kamu kenapa menatapku terus? Ada yang salah dengan penampilanku?"

Rama menjawab dengan tak sadar

"Tidak ada, hanya kamu sangatt cantik"

"Hah apa? Kamu bicara apa?"

"Itu anu... Aku "

Diana tertawa melihat kelakuan bingungnya Rama

Ponsel Rama berbunyi, Rama langsung mengambil ponselnya melihat Rian meneleponnya, Rama langsung mengangkatnya

"Rian ada apa?"

"Bos ada masalah di kantor"

"Masalah apa?"

"Itu....

Bersambung.....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status