Share

Tidak peduli

Diana berlari sambil meneteskan air matanya yang tidak bisa dia tahan lagi, dia tidak berani melihat ke belakang dia takut Rama akan membencinya padahal Rama sudah sangat baik padanya, tapi tidak apa-apa Diana akan membalas Rama suatu saat nanti.

Diana sedang berhenti di depan toko sambil menagis dia menundukkan kepalanya, orang-orang yang lewat melihatnya dengan perasaan iba, tetapi tidak ada satupun yang berhenti, mendekati, atau bertanya kenapa. Diana tidak peduli dengan tatapan orang, dia hanya diam.

Tiba-tiba seorang laki-laki memberikannya sebuah tisu

"Ini untukmu"

Suara laki-laki itu dingin

Diana melihat sebuah sepatu hitam mendekatinya, mendongak dan melihat penampilan tampan memakai kacamata hitam dia tak bisa melihat ekspresi apa yang di buat laki-laki itu

Diana menolak mengambilnya, dia tak kenal siapa laki-laki ini, dia hanya menundukkan kepalanya lagi 

Laki-laki itu kesal di abaikan dia langsung membuka kacamantanya terlihat wajah tampannya yang awalnya tertutup, tapi auranya masih dingin acuh tak acuh

Diana masih menunduk saat dia melihat aksi laki-laki itu dia kembali mendongak dia terkejut melihat laki-laki yang menabrak dia siang tadi

"Kamu... Kenapa kamu di sini hah?"

Diana kesal masih menambahkan

"Apa kamu mau menabrak aku lagi? Ingin membuatku membunuhku?"

Nathan hanya diam hanya menatap prempuan itu, lucu seperti kucing yang menahan cakarnya agar tidak menyakiti siapapun, tetapi masih mengeluarkan kata-kata kesal. Wajah Nathan masih dingin acuh tak acuh

Diana kesal di abaikan dia masih marah 

"Apa mau kamu? Tidak menjawab kata-kataku kamu tidak punya mulut ya? Tidak di gunakan?"

Diana megembungkan pipinya kesal, berbalik dan pergi

Bodo amat sama laki-laki itu aku tidak peduli apa mau dia, ngeselin

Nathan diam saja tapi tetap mendatangi Diana yang berjalan pergi dengan kesal

*************

Di ujung jalan di dekat toko roti ada sebuah mobil berwarna putih di dalamnya ada seorang laki-laki yang menunjukan ekspresi sangat jelek

Rama kesal melihat interaksi laki-laki itu dengan Diana

Dia bertanya-tanya siapa dia?

Untuk apa dia memperlakukan Diana seperti itu?

Rama hanya melihat punggung laki-laki itu tidak melihat wajahnya. Rama membuka layar ponselnya dan membuka kontak sekertarisnya nama kontaknya sekertaris Rian, dia langsung menekan panggilan

Panggilan itu langsung di terima, Rama langsung mengatakan

"Rian kamu cari informasi seseorang bernama Nathan Adrian, siapa dia, kehidupannya dan apa saja tentang dia"

"Baik akan saya cari, jika sudah ada akan saya kirimkan besok ke kantor bapak"

"Cari secara detail, saya ingin setiap inci bahkan apapun tentang dia"

"Siap"

Rian tidak banyak bertanya karena dia hanya mengikuti apa kata-kata bosnya

Rian adalah asisten pribadi Rama dia memiliki penampilan bisa di katakan lelaki tampan berambut coklat, memiliki lesung pipi di pipi kanannya, suka tersenyum, tapi jika sekali orang mencari masalah dengannya akan dia selesaikan sampai akarnya, dia juga sekertaris yang multitalenta bisa segalanya karena itulah Rama terkadang menyuruh dia mencari informasi seseorang.

Rama menutup telponnya dengan puas, tapi hatinya masih kesal

Siapa laki-laki itu apakah dia Nathan Adrian yang akan di jodohkan dengan Diana?

Rama mengepalkan tangannya dengan kera sambil mengigit bibirnya, rasanya dia ingin keluar dari mobil dan menarik Diana tapi dia menahan dirinya karena siang tadi Diana sudah mengakhiri hubungan mereka. Rama hanya menghela napas dia tidak pergi hanya melihat interaksi mereka berdua

Kembali ke tempat Diana

Diana berjalan dengan kesal laki-laki itu masih mengikutinya, Diana tak suka di ikuti dia berbalik dan langsung marah

"Apa mau kamu? Daritadi mengikuti aku terus. Dan siapa kamu?"

Nathan hanya diam dia tidak mau mengatakan siapa dia kalau Diana tau siapa dia pertemuan besok akan tidak menarik lagi

Diana dia abaikan lagi untuk kedua kalinya, dia hanya mendengar suara banyak perempuan bersorak melihat mereka berdua yang berjalan seperti pasangan yang bertengkar

Satu pasangan mendekati mereka, laki-laki berkata terlebih dahulu ke Nathan

"Hai tuan jika kamu terus bertengkar dengan dia, hubungan kalian berdua nanti tidak baik, kurasa kalian berdua cocok satu tampan dan satu cantik"

Perempuan lagi melanjutkan tetapi dia berkata kepada Diana

"Kamu juga lebih baik jangan bertengkar, baikan saja"

Diana dan Nathan diam menatap aneh pasangan itu

Siapa mereka? 

Apa hubungannya mereka dengan kami berdua?

Karena kesal Diana makin menjadi dia langsung berteriak kepada pasangan itu

Kami bukan pasangan!!!

Tiba-tiba Nathan juga ikut mengatakan itu di waktu yang sama bersamaan

Pasangan itu hanya tertawa tidak percaya dengan mereka

"Kalian kan kenyataan pasangan sampai berkata di waktu sama seperti itu"

"Kami tidak..." 

Kata-kata Diana di potong oleh Nathan

Nathan berkata dengan merendahkan tidak peduli nadanya dingin

"Ya kami pasangan apa maumu?"

Ucapan Nathan membuat pasangan itu kanget, takut bahkan ingin berlari dari sana

Nathan menambahkan dengan lembut tetapi orang bisa merasa itu ancaman 

"Kalian pergi dari sini atau saya akan panggilkan keamanan setempat dan melaporkan kalian sudah menganggu orang? Apa kalian mau?"

Pasangan itu hanya meneguk air liur dan pergi dengan terburu-buru

Diana melihat kepergian pasangan itu dengan terburu-buru, takut seperti kehidupan mereka tinggal sedikit lagi tertawa

Nathan melihat Diana tertawa membuat perasaan asing di dirinya kambuh lagi, tapi dia mengabaikannya, Nathan ingin pergi dan tidak peduli lagi dengan Diana dia tidak suka terlalu banyak di lihat orang

Saat dia ingin pergi Diana mendekati Nathan dan berkata

"Walapun kamu sudah ingin menabrak ku tadi siang akan aku maafkan, dan terima kasih sudah mengatakan itu, untuk menolongku aku tidak suka terlalu menjadi pusat perhatian orang"

Diana berkata sambil tersenyum walaupun masih ada air mata di matanya bibirnya merah karena dia menggigitnya, matanya layu dan hidungnya merah, dia berkata seperti itu dengan senyum bukan membuat orang bahagia malah membuat orang merasa sakit

Cahaya menerangi senyuman indah Diana membuat Nathan melebarkan matanya beberapa detik membuat orang tak sadar bahwa dia pernah melakukan itu, dia kembali ke tampilannya yang dingin acuh tak acuh

Diana masih menambahkan

"Selamat tinggal aku tidak tau nama kamu siapa, tapi sepertinya kamu orang ya baik, untuk tisunya maaf aku tidak menerimanya, sepertinya ini untuk minta maaf kamu tadi siang karena sudah menabrakku aku terima, dan kita tidak ada balasan lagi karena kamu sudah minta maaf denganku dengan cari ini"

Diana tersenyum sedikit dan berbaik pergi

Kenapa saat Nathan melihat ekspresi Diana seperti itu membuat hatinya sakit dia merasa seperti kehilangan sesuatu dalam dirinya

Siapa kamu Diana?

Kenapa kita baru bertemu dua kali kamu selalu membuat hatiku sakit dengan ekspresi mu?

Nathan mengabaikan rasa sakit itu lagi hanya tersenyum licik

Nathan berbalik dan pergi ke ujung gag untuk mengambil mobilnya yang dia parkiran tadi, awalanya dia hanya ingin pura-pura baik kepada Diana, saat Diana sudah sampai di mobilnya dia langsung meninggalkan Diana di tempat sepi di gang itu.

Tapi teryata yang dia pikirkan salah, Diana adalah gadis yang baik tetapi terlalu keras kepala, dia tidak mau di bantu oleh siapapun, Nathan memberinya sebuah tisu Diana memberinya sebuah penolakan dan terima kasih padahal dia hanya melakukan hal kecil kepadanya, yang membuat Nathan makin tertarik

Nathan keluar dari gang itu dengan mobil hitam mewahnya.

*******************

Keesokan harinya

Di rumah Diana, mata Diana masih sembab dia menagis lama tadi malam dengan diam-diam orang tuanya tidak tau bahwa dia menagis

Diana masih memikirkan tentang kemarin dia memutuskan hubungan dengan Rama, tapi dia tidak bisa seperti ini terus karena hari ini adalah hari dia bertemu dengan calon suaminya

Diana berdiri malihat wajahnya di kaca menghela napas panjang, dia mengambil handuk memasuki kamar mandinya dan mandi, 30 menit kemudian dia menatap kaca lagi melihat wajahnya masih lesu, mencari make up nya untuk menutup wajah lesunya

30 menit Diana memakai make upnya terlihat wajah seorang gadis cantik seperti biasanya walapun di matanya masih tampak seperti berkabut 

Diana masih memakai handuk dia lilit ke tubuhnya, Dia berjalan ke lemari dekat kasurnya, membukanya terlihat banyak sekali baju gaun, atasan dan bawahan

Diana bingung ingin memakai baju apa karena suasana hatinya hari ini tidak terlalu baik. Diana berdiri lama di depan lemari sambil melamun, saat itu terdengar suara ketukan dari luar

Tok...

Tok...

Terdengar suara lembut seorang laki-laki

"Diana nak kamu sudah bangun? Ada di dalam?"

Itu adalah ayah Diana yang berada di luar kamar

Diana tersadar dari lamunannya, tapi dia langsung menjawab panggilan ayahnya dengan lembut

"Diana sudah bangun ayah, tunggu sebentar ayah, Diana baru selesai mandi"

Diana masih memakai handuknya sekarang ini rambut dia yang awalanya basah sudah kering dan riasan wajahnya tadi yang awalnya bagus berantakan

Diana buru-buru memilih bajunya yaitu gaun biru muda selutut yang menurut dia lumayan bagus, dia langsung memakainya, memakai ulang make upnya

Langsung membuka pintu, saat Diana membuka pintu terlihat wajah ayahnya yang khawatir dengan Diana

"Maaf ayah menganggu kamu?"

"Tidak ayah, kebetulan saja Diana tadi sedang selesai mandi, maaf ayah menunggu lama, kenapa ayah mengetuk pintu Diana tadi ada sesuatu?"

Diana menjawab sambil tersenyum menyembunyikan kesedihannya

"Oh itu, tentang perjodohan kamu bagaimana apakah kamu menyetujuinya? Apa tidak?"

Ayah Diana bersemangat mendengar jawaban anaknya "ya" atau"tidak"tapi dia masih menyimpan ekspresinya

"Ayah aku.....

Bersambung........

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status