Share

3. Sopir Taksi

Penulis: Bonamija(Mondi)
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-12 17:00:07

Pukul satu siang dan Amelia sudah berada di depan sekolah kedua anak kembarnya. Lima belas menit lagi mereka akan pulang. Rutinitas setiap hari yang dilakoni sebagai seorang ibu dari ketiga anaknya--antar jemput sekolah. Ia sama sekali tidak pernah mengeluh meski harus berpanas-panasan di dalam angkutan umum. 

 

Hanya sesekali saja mereka naik taksi online seperti tadi pagi. Amelia sengaja agar sang suami tidak banyak mengajaknya berbicara. Ia sudah memikirkan matang-matang perceraian itu. Rasa sakit dan sesak di dadanya mungkin akan hilang setelah mereka berpisah.

 

"Bagaimana hari ini? Apakah menyenangkan?" tanya Amelia kepada dua anaknya yang baru saja keluar kelas.

 

"Huft ... ada tugas, Ma. Piknik bersama keluarga dan melakukan hal yang menyenangkan. Tapi, ga akan aku kerjakan, karena Papa selalu sibuk." Arusha kali ini menampakkan wajah masamnya.

 

"Iya, Ma, aku juga ga akan kerjakan tugas itu." Sashi ikut menimpali ucapan saudara kembarnya itu.

 

Kedua anak Amelia memang tidak lagi dekat dengan sang papa. Mereka merasa papa-nya jauh lebih mementingkan pekerjaannya. Amelia berusaha menyembunyikan wajah sedihnya. Ia memang tidak mau memberitahukan hal yang sebenarnya pada kedua buah hatinya itu.

 

Adakalanya bersabar dan diam adalah jalan terbaik. Kedua anak Amelia mulai merasakan ada yang tidak beres dengan kedua orang tuanya. Amelia pun tidak bisa menyembunyikan semua itu selamanya. Mereka pasti akan menyedarinya.

 

"Kita coba tanya Papa dulu. Siapa tahu week end ini, Papa, bisa liburan dan jalan-jalan bareng. Ga setiap waktu Papa kalian akan kerja terus. Kita nanti akan coba sama-sama, ya?" bujuk Amelia pada kedua anak kembarnya itu.

 

"Ga yakin, Ma. Tadi pagi aja, Papa udah janji mau antar. Tapi, apa? Papa harus ke kantor 'kan? Arusha tidak lagi bersahat kali ini.

 

"Nak, Papa, bekerja untuk kita semua, jadi kamu harus paham. Kalo Papa ga kerja, kita nanti bagaimana?" Amelia masih berusaha memuji sang suami di depan anak-anaknya meski hatinya sangat sakit saat ini.

 

"Kita lihat sajalah, Ma." Arusha malas berdebat dengan sang mama saat ini.

 

Mereka berempat akhirnya menuju ke gerbang sekolah. Amelia saat ini hendak mengajak mereka untuk naik angkutan umum demi menghemat pengeluaran transportasi. Ia sudah tidak mau lagi meminta uang pada sang suami. Cukup atau tidak uang bulanannya, Amelia berusaha tidak mengeluh.

 

"Sebentar, Nak, ada telepon." Amelia menghentikan langkahnya dan meminta kedua anaknya juga berhenti berjalan.

 

"Halo, selamat siang, maaf ini siapa?" tanya Amelia yang memang tidak mengenal nomor itu.

 

"Maaf, Bu, saya sopir taksi yang tadi pagi."

 

"Lho? Saya tidak pesan taksi. Maaf, mungkin Bapak salah orang." 

 

Amelia segera menutup panggilan telepon itu. Ada-ada saja, bagaimana bisa tidak memesan jasa taksi online, tetapi dihubungi oleh sopir taksinya. Rasanya sangat aneh. Amelia hanya menggeleng pelan.

 

"Dari siapa, Ma?" tanya Sashi sambil mendongak ke arah wajah sang mama.

 

"Ini kayaknya salah sambung. Mama ga pesan taksi online kok ditelepon sama sopirnya." Amelia segere memasukkan ponselnya ke dalam tas yang dibawanya pada bahu kiri.

 

"Ma ... itu 'kan?" Sashi menunjuk ke arah seorang laki-laki yang sedang berjalan menuju ke arah mereka berempat.

 

Amelia menatap sang putri dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Sashi. Dahi wanita berusia tiga puluh empat tahun itu berkerut. Ia pernah melihat sosok itu, tetapi di mana? Amelia menjadi seorang pelupa ketika mendapatkan kiriman video perselingkuhan sang suami oleh nomor yang tidak dikenalnya.

 

"Mungkin, Bapak itu juga mau ke arah sini, Sas." Amelia sama sekali tidak ingat dengan Sultan yang tadi pagi juga mengantarkannya.

 

"Bukan, Ma. Itu Om yang sopir taksi tadi pagi," kata Sashi dengan sangat yakin.

 

Amelia menoleh ke arah sang anak dan melihat ke arah sosok yang kini berdiri di depannya. Matanya memicing untuk memastikan ucapan sang anak. Otaknya tidak mampu lagi untuk mengingatnya. Masalah pelik rumah tangganya sangat menyita hati dan pikirannya.

 

"Ayo, biar aku antarkan saja," kata Sultan dengan lembut dan senyum manis.

 

Amelia melihat senyum itu beberapa detik. Ia berusaha mengingat siapa laki-laki yang ada di depannya, tetapi gagal. Sultan paham dan hanya tersenyum saja melihat Amelia. Sudah sepuluh tahun lebih mereka tidak bertemu.

 

Sejak kelulusan kuliahnya, Sultan melanjutkan kuliah S2 di Jerman. Ia tidak lagi berkomunikasi dengan siapa pun. Patah hati, alasan klasik yang membuat sosok tampan dan mapan itu setuju melanjutkan studi hingga ke Jerman. Kala itu, Amelia menerima lamaran dari Arsa dan membuat Sultan terpuruk.

 

"Maaf, Anda?" tanya Amelia dengan sopan kepada sosok yang tidak diingatnya sama sekali itu.

 

"Saya? Oh, maaf, saya Anggara," kata Sultan yang memang bernama lengkap Sultan Anggara Permana itu.

 

"Oh, maaf, tapi saya tidak pesan taksi online. Eh? Aduh, maaf-maaf, apa Bapak yang tadi menghubungi saya?" tanya Amelia ingin memastikan dan diangguki oleh Sultan sebagai jawaban.

 

Sultan tersenyum kecil melihat wajah terkejut dari Amelia. Wajah itu masih sama dengan belasan tahun yang lalu. Wajah cantik dan tampak sederhana. Wajah yang mampu membuat Sultan betah melajang hingga saat ini.

 

"Tapi saya tidak pesan. Maaf, saya permisi, Pak Anggara." Amelia segera menghentikan angkutan umum yang sedang melaju.

,mulai gelisah karena kegerahan. Cuaca sangat mendung dan membuat badan anak bungsunya gerah. Pun dengan kedua anaknya yang sudah mulai tak nyaman karena masih harus menunggu angkutan umum berikutnya.

 

"Ma, kita naik mobil, Om, ini aja. Ini udah gerimis loh," kata Sashi yang memang merasa tidak nyaman dengan cuaca siang ini.

 

"Iya, Ma. Nanti Aron rewel lagi kaya kemarin pas harus sempit-sempitan di angkot." Aru kali ini justru mendekat ke arah Sultan.

 

Amelia menghela napas panjang. Jujur, ia tidak membawa uang lebih siang ini. Tadi pagi ia buru-buru dan salah membawa dompet. Hanya dompet berisi beberapa uang sepuluh ribuan. Perbedaan ongkos taksi online antara pulang dan berangkat ke sekolah kedua anaknya sangat jelas; lebih mahal saat pulang sekolah.

 

"Nak, Mama, ga bawa uang lebih. Sabar sebentar, ya. Sebentar lagi pasti ada angkutan umum yang lewat." Amelia berusaha menolak halus tawaran dari sosok laki-laki yang ada di depannya dengan cara membujuk kedua anaknya.

 

Tiba-tiba saja Aron menangis dengan sangat kencang. Amelia terkejut, mungkin saja sang anak lapar dan haus. Ia segera membuka tas dan mengambil air untuk diminumkan pada sang anak. Aron justru menolak air minum itu dan semakin menangis kencang.

 

"Tuh, 'kan, belum apa-apa aja, Adek dah rewel, Ma. Udah, ah, aku mau ikut Om ini aja," kata Arusha sambil menggandeng tangan Sultan.

 

Amelia tidak bisa berkutik lagi saat ini. Ia terpaksa mengikuti anak laki-lakinya itu. Benar saja, Aron langsung diam saat berada di dalam mobil milik Sultan. Sesekali, Sultan mencuri pandang ke arah Amelia yang dengan penuh kasih mengusap kepala anak yang ada dalam gendongannya itu.

 

"Bagus, ya! Bukannya hemat-hemat malah foya-foya!" Bentakan itu membuat Amelia dan ketiga anaknya terkejut saat mereka baru saja sampai di rumah mereka. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
mampuslah kau amelia. sikap masa bodo mu membuahkan hasil. makanya jgn cuma pintar ngangkang aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status