"Hei wanita mandul, kamu itu kalau ngomong jangan sembarangan ya. Enak saja main ngatain anak saya wanita murahan," sentak Bejo."Loh, emang benerkan? Lalu apa namanya wanita yang mau menikahi suami orang kalau bukan wanita murahan. Lagian mana ada wanita baik-baik yang mau menikah sama suami orang," ejek Reni."Ren, tolong maafkan aku. Aku sungguh menyesal sudah mengikuti Ibuku untuk menikah lagi dengan Mira, sungguh aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai kamu, tolong maafkan aku, Ren. Dan tolong kamu jangan jual ya rumah ini," mohon Candra yang tak membela istrinya sama sekali walaupun sudah ditegur sama mertuanya.Mira yang melihat Candra malah memohon maaf sama Reni merasa begitu marah, apalagi suaminya itu pakai bilang masih cinta dengan mantan istrinya sehingga membuat Mira emosi."Mas, kamu itu apa-apan sih bukannya belain aku malah minta maaf sama dia. Dia itu udah menghinaku, dia juga udah jahat sama kamu. Dia udah menjual rumah kamu loh mas," sentak Mira."Ck, ya begitu
"Bagaimana Mas Candra harus mengganti uang perusahaan sebanyak itu, Tante. Itu cara satu-satunya, Kalau gak diganti nanti dia bisa masuk penjara," ujar Reni."Mbak, kamu tuh selalu saja mengancam ya," Mira tidak terima uang 1 milyar itu buat bayar kerugian perusahaan Reni."Saya tidak mengancam, tapi itu memang sudah tanggung jawabnya Mas Candra. Dan dia juga udah janji bakal ganti uangnya yang buat foya-foya kalian," ujar Reni."Kamu itu benar-benar keterlaluan ya, kalau semuanya Mbak Reni ambil lalu bagaimana dengan hidup aku dan mamah nanti?” tanya Bunga."Itu bukan urusan akulah, kan kamu udah bukan siapa-siapa aku lagi. Lagian kamu juga nggak pernah tuh mikirin perasaan aku, bisanya cuma minta ini dan itu aja, " jawab Reni dengan entengnya.Sementara Ratih di buat geram sama Reni, tadinya memberikan harapan yang begitu tinggi. Ratih udah seneng-seneng mau menerima uang dalam jumlah yang banyak. Eh, lagi-lagi uang itu harus kandas."Tau begitu kamu nggak usah ngomong sekalian, bua
"Ih, aku nggak mau ya kalau harus naik angkot," protes Mira."Iya, Ndra. Mamah juga nggak mau ah," tambah Ratih yang udah biasa kemana mana naik mobil pribadi."Ini nggak salah nih! Mas Candra naik angkot," ujar Bunga."Kalau mau ya ayo naik angkot, kalau tidak mau ya udah terserah kalian semua saja. Yang pasti aku mau cari kontrakan dan aku mau mulai menata hidup yang baru," ucap Candra."Ini bagaimana Mas? Jadi pada naik tidak?" tanya supir angkotnya, karena pada ngomong aja."Kalau mereka nggak mau pada naik, yaudah Pak ayo kita jalan saja," ujar Candra sehingga Bunga, Ratih, ,Mira dan kedua orang tuanya langsung terpaksa pada masuk ke dalam angkot semua."Ya ampun, mimpi apa aku semalam bisa diajak naik angkot. Ngajak itu naik mobil kek," gerutu Mira dalam hati.Sarti dan Bejo yang uangnya nggak mau berkurang jadi terpaksa naik angkutan. Kalau Ratih dan Bunga udah nggak ada duit, sehingga keduanya terpaksa ikut sama Candra naik Angkot."Pak, disekitar sini ada kontrakan yang mura
"Terimakasih, Bu," Candra segera mendatangi pemilik kontrakan dengan diikuti Ratih, Bunga, Mira dan kedua orang tuanya.Sementara Ibu kontrakan itu segera menunjukkan kontrakannya. Ternyata rumah kontrakannya cukup kecil, karena hanya ada 2 kamar, dapur dan satu kamar mandi. Pikir Candra cukuplah 2 kamar, yang satu kamar bisa buat ibu dan adiknya toh sebentar lagi adiknya akan segera menikah, yang satu kamar bisa buat dirinya dan Mira. Candra tidak memikirkan kamar untuk kedua mertuanya, karena Candra pikir kedua mertuanya pasti bakal pulang kampung."Kalau rumah ini ada dua kamar, dapur dan satu kamar mandi," beritahu Ibu kontrakan"Kalau rumah ini satu bulannya berapa, Bu?” tanya Candra."Perbulannya satu juta lima ratus, Mas," jawabnya."Nggak bisa turun lagi Bu," tawar Candra "Ya ampun, Mas. Kontrakan saya ini sudah termasuk yang paling murah di bandingkan sama yang lain," ujarnya."Gimana nggak murah, orang rumahnya aja sumpek dan kecil begini," cibir Sarti yang masih bisa diden
"Iya, Mah. Ini saja Mira merasa lapar, tapi dirumah malah nggak ada makanan apa-apa. Jahat banget sih Mas Candra sama aku, padahal aku sedang hamil anaknya, giliran sama Mbak Reni saja dia nurut banget. Sampai duit miliaran pun di kasihnya dengan mudah," tambah Mira."Ingat loh, Jeng. Janji kamu dulu kalau Mira mau menikah dengan Candra bakal di bahagiakan, tapi nyatanya Mira malah di ajak hidup susah begini," ujar Sarti."Iya, Jeng. Aku bener-bener minta maaf ya, ini semua diluar kendaliku, dan untuk masalah Candra, kamu tenang saja. Nanti aku bakal minta duitnya sama dia supaya aku saja yang memegang. Aku janji bakal sewakan rumah buat Mira yang besar," ujar Ratih yang merasa nggak enak hati dengan besannya, karena dulu Ratih sudah menjanjikan Mira buat hidup enak bersama anaknya."Seriusan ya, Ma. Jangan lupa kasih Mira uang juga Mah, karena Mira udah nggak pegang uang loh. Mira butuh beli susu hamil, butuh buat periksa kehamilan ke dokter, " minta Mira."Iya, Sayang. Nanti kalau u
Semalam, terpaksa Sarti tidur dengan Mira, dan Ratih tidur dengan Bunga. Sementara Candra dan Bejo, terpaksa tidur di luar dengan hanya beralaskan tikar."Ya ampun, badan Bapak rasanya sakit semua tidur di luar," keluh Bejo, sedangkan Candra memilih tak menanggapi keluhan ayah mertuanya."Tau nih Mas Candra, Pak. Sewa rumah saja yang sempit begini," ujar Mira yang merasa kesal dengan suaminya."Candra, Mamah minta supaya uangnya biar Mamah saja yang pegang. Kamu itu seorang laki-laki yang nggak paham dengan keadaan rumah, lihatlah semuanya jadi tersiksa gara-gara kamu," Ratih berusaha meminta uang yang dipegang oleh Candra."Nggak bisa, Ma. Semuanya biar Candra yang atur saja, kita harus bisa mempergunakan uang ini dengan sebaik mungkin. Kalau tidak, kita bisa jadi gembel di jalanan," tolak Candra yang berusaha tegas."Nggak, pokoknya biar Mamah yang atur. Ayo mana uangnya berikan sama Mamah," pinta Ratih dengan memaksa."Maaf, Ma. Kali ini Candra nggak bisa memberikannya sama, Mama.
"Loh kok pakai manggil sayang? Pesan dari siapa ini, kenapa isi pesannya pakai kata sayang-sayangan segala sih," ujar Reni, yang begitu kaget kala melihat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dengan kata-kata sayang di dalamnya.Ya, saat ini Candra suaminya Reni sedang mandi, dan ponsel suaminya ditaruh di atas nakas. Tiba-tiba ponsel itu terus berdering, karena ada telepon yang masuk. Awalnya Reni cuek-cuek saja karena Reni memang tidak pernah kepo sama isi ponsel suaminya. Tapi berhubung ponsel suaminya terus berdering, Reni ingin mengangkatnya. Siapa tahu ada yang penting begitu pikir Reni.Belum juga Reni mengangkat teleponnya eh malah sudah mati duluan. Gak lama malah terdapat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dari nomor yang dikasih nama ‘Dadang’.Sayang angkat dong teleponnya, nanti kamu datang ke rumahku ya. Karena aku ada kejutan buat kamu.Begitulah kalimat yang Reni baca, karena pesan itu muncul di atas layar ponsel suaminya. Seketika hati Reni merasa resah, dalam pikira
Candra yang katanya berangkat ke kantor nyatanya nggak ke kantor. Namun, ia malah pergi ke sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Setelah turun dari mobil, Candra langsung disambut oleh seorang wanita muda."Mas, aku kangen," ujarnya dengan begitu manja, seraya memeluk Candra.Akan tetapi, Candra yang merasa risih langsung melepaskan pelukannya sambil melihat sekitar rumah. Candra takut, jika perbuatanya ini akan diketahui oleh istrinya."Aduh! Ada apa sih, kamu kok hubungi aku melulu? ‘Kan aku sudah bilang, jangan pernah hubungi aku—kalau aku sedang berada di rumah," protes Candra marah, sehingga membuat wanita muda yang berkulit sawo matang itu langsung cemberut."Ya ampun, Candra … kok kamu malah marah-marah sih sama Mira? Kasihan dia, padahal dia hanya kangen dan ingin bertemu sama kamu," sahut seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba keluar dari rumah itu. Dia adalah Ratih, ibu kandungnya Candra."Iya, tapi kalau bisa—nggak usahlah telepon-telepon begitu. Kalau sampai Reni tah
Semalam, terpaksa Sarti tidur dengan Mira, dan Ratih tidur dengan Bunga. Sementara Candra dan Bejo, terpaksa tidur di luar dengan hanya beralaskan tikar."Ya ampun, badan Bapak rasanya sakit semua tidur di luar," keluh Bejo, sedangkan Candra memilih tak menanggapi keluhan ayah mertuanya."Tau nih Mas Candra, Pak. Sewa rumah saja yang sempit begini," ujar Mira yang merasa kesal dengan suaminya."Candra, Mamah minta supaya uangnya biar Mamah saja yang pegang. Kamu itu seorang laki-laki yang nggak paham dengan keadaan rumah, lihatlah semuanya jadi tersiksa gara-gara kamu," Ratih berusaha meminta uang yang dipegang oleh Candra."Nggak bisa, Ma. Semuanya biar Candra yang atur saja, kita harus bisa mempergunakan uang ini dengan sebaik mungkin. Kalau tidak, kita bisa jadi gembel di jalanan," tolak Candra yang berusaha tegas."Nggak, pokoknya biar Mamah yang atur. Ayo mana uangnya berikan sama Mamah," pinta Ratih dengan memaksa."Maaf, Ma. Kali ini Candra nggak bisa memberikannya sama, Mama.
"Iya, Mah. Ini saja Mira merasa lapar, tapi dirumah malah nggak ada makanan apa-apa. Jahat banget sih Mas Candra sama aku, padahal aku sedang hamil anaknya, giliran sama Mbak Reni saja dia nurut banget. Sampai duit miliaran pun di kasihnya dengan mudah," tambah Mira."Ingat loh, Jeng. Janji kamu dulu kalau Mira mau menikah dengan Candra bakal di bahagiakan, tapi nyatanya Mira malah di ajak hidup susah begini," ujar Sarti."Iya, Jeng. Aku bener-bener minta maaf ya, ini semua diluar kendaliku, dan untuk masalah Candra, kamu tenang saja. Nanti aku bakal minta duitnya sama dia supaya aku saja yang memegang. Aku janji bakal sewakan rumah buat Mira yang besar," ujar Ratih yang merasa nggak enak hati dengan besannya, karena dulu Ratih sudah menjanjikan Mira buat hidup enak bersama anaknya."Seriusan ya, Ma. Jangan lupa kasih Mira uang juga Mah, karena Mira udah nggak pegang uang loh. Mira butuh beli susu hamil, butuh buat periksa kehamilan ke dokter, " minta Mira."Iya, Sayang. Nanti kalau u
"Terimakasih, Bu," Candra segera mendatangi pemilik kontrakan dengan diikuti Ratih, Bunga, Mira dan kedua orang tuanya.Sementara Ibu kontrakan itu segera menunjukkan kontrakannya. Ternyata rumah kontrakannya cukup kecil, karena hanya ada 2 kamar, dapur dan satu kamar mandi. Pikir Candra cukuplah 2 kamar, yang satu kamar bisa buat ibu dan adiknya toh sebentar lagi adiknya akan segera menikah, yang satu kamar bisa buat dirinya dan Mira. Candra tidak memikirkan kamar untuk kedua mertuanya, karena Candra pikir kedua mertuanya pasti bakal pulang kampung."Kalau rumah ini ada dua kamar, dapur dan satu kamar mandi," beritahu Ibu kontrakan"Kalau rumah ini satu bulannya berapa, Bu?” tanya Candra."Perbulannya satu juta lima ratus, Mas," jawabnya."Nggak bisa turun lagi Bu," tawar Candra "Ya ampun, Mas. Kontrakan saya ini sudah termasuk yang paling murah di bandingkan sama yang lain," ujarnya."Gimana nggak murah, orang rumahnya aja sumpek dan kecil begini," cibir Sarti yang masih bisa diden
"Ih, aku nggak mau ya kalau harus naik angkot," protes Mira."Iya, Ndra. Mamah juga nggak mau ah," tambah Ratih yang udah biasa kemana mana naik mobil pribadi."Ini nggak salah nih! Mas Candra naik angkot," ujar Bunga."Kalau mau ya ayo naik angkot, kalau tidak mau ya udah terserah kalian semua saja. Yang pasti aku mau cari kontrakan dan aku mau mulai menata hidup yang baru," ucap Candra."Ini bagaimana Mas? Jadi pada naik tidak?" tanya supir angkotnya, karena pada ngomong aja."Kalau mereka nggak mau pada naik, yaudah Pak ayo kita jalan saja," ujar Candra sehingga Bunga, Ratih, ,Mira dan kedua orang tuanya langsung terpaksa pada masuk ke dalam angkot semua."Ya ampun, mimpi apa aku semalam bisa diajak naik angkot. Ngajak itu naik mobil kek," gerutu Mira dalam hati.Sarti dan Bejo yang uangnya nggak mau berkurang jadi terpaksa naik angkutan. Kalau Ratih dan Bunga udah nggak ada duit, sehingga keduanya terpaksa ikut sama Candra naik Angkot."Pak, disekitar sini ada kontrakan yang mura
"Bagaimana Mas Candra harus mengganti uang perusahaan sebanyak itu, Tante. Itu cara satu-satunya, Kalau gak diganti nanti dia bisa masuk penjara," ujar Reni."Mbak, kamu tuh selalu saja mengancam ya," Mira tidak terima uang 1 milyar itu buat bayar kerugian perusahaan Reni."Saya tidak mengancam, tapi itu memang sudah tanggung jawabnya Mas Candra. Dan dia juga udah janji bakal ganti uangnya yang buat foya-foya kalian," ujar Reni."Kamu itu benar-benar keterlaluan ya, kalau semuanya Mbak Reni ambil lalu bagaimana dengan hidup aku dan mamah nanti?” tanya Bunga."Itu bukan urusan akulah, kan kamu udah bukan siapa-siapa aku lagi. Lagian kamu juga nggak pernah tuh mikirin perasaan aku, bisanya cuma minta ini dan itu aja, " jawab Reni dengan entengnya.Sementara Ratih di buat geram sama Reni, tadinya memberikan harapan yang begitu tinggi. Ratih udah seneng-seneng mau menerima uang dalam jumlah yang banyak. Eh, lagi-lagi uang itu harus kandas."Tau begitu kamu nggak usah ngomong sekalian, bua
"Hei wanita mandul, kamu itu kalau ngomong jangan sembarangan ya. Enak saja main ngatain anak saya wanita murahan," sentak Bejo."Loh, emang benerkan? Lalu apa namanya wanita yang mau menikahi suami orang kalau bukan wanita murahan. Lagian mana ada wanita baik-baik yang mau menikah sama suami orang," ejek Reni."Ren, tolong maafkan aku. Aku sungguh menyesal sudah mengikuti Ibuku untuk menikah lagi dengan Mira, sungguh aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai kamu, tolong maafkan aku, Ren. Dan tolong kamu jangan jual ya rumah ini," mohon Candra yang tak membela istrinya sama sekali walaupun sudah ditegur sama mertuanya.Mira yang melihat Candra malah memohon maaf sama Reni merasa begitu marah, apalagi suaminya itu pakai bilang masih cinta dengan mantan istrinya sehingga membuat Mira emosi."Mas, kamu itu apa-apan sih bukannya belain aku malah minta maaf sama dia. Dia itu udah menghinaku, dia juga udah jahat sama kamu. Dia udah menjual rumah kamu loh mas," sentak Mira."Ck, ya begitu
Hei, buka pintunya. Kalian tidak bisa begini, saya bisa saja melaporkan anda semua ke polisi karena sudah merampas rumah saya dan barang berharga milik saya," teriak Ratih seraya menggedor-gedor pintu rumahnya."Buka pintunya, aku mau mengambil barang milikku. Kalian nggak bisa seenaknya begini " teriak Bunga juga dengan dibantu oleh Candra buat menggedor pintu rumahnya.Tapi semua itu sangat percuma karena, tidak dibukain. Sampai Bunga begitu tantrum karena barang-barangnya yang harganya mahal tidak diberikan, begitupun juga dengan Ratih yang nangis-nangis seperti orang gila."Candra bagaimana ini, kita sudah tidak punya apa apa lagi. Kenapa Reni sangat tega sekali melakukan ini semua sama kita, huaaa ... ," Ratih menangis meraung-raung."Kita harus datangi Mbak Reni si4lan itu, Mas. Dia nggak bisa giniin kita, lagian itu rumah juga milik kita, hua ... hua .... huaa...," tambah Bunga."Mbak Reni ini emang sudah bener-bener keterlaluan, ini nggak bisa dibiarkan," ujar Mira."Iya, Ndra
"Kami berlima adalah orang suruhan dari Bu Reni, kami ditugaskan untuk segera mengosongkan rumah ini sekarang juga. Karena sudah ada orang yang membelinya," jawabnya, yang seketika membuat Ratih begitu shock saat mendengarnya "Eh, apa kalian bilang. Ini itu rumah saya ya, enak saja main nyuruh ngosongin," protes Ratih. "Tapi rumah ini sudah di jual sama, Bu Reni. Dan sebentar lagi orang itu akan menempatinya," beritahu salah satu orang suruhan Reni. Sementara Mira, Bunga, Candra dan kedua mertuanya langsung pada keluar karena penasaran sama tamu yang datang. "Enak saja Reni main jual-jual rumah ini, mana bisa. Ini itu rumah saya mana bisa dijual tanpa persetujuan dari saya," ujar Ratih. "Loh, bukankah Ibu Ratih sudah menandatangani persetujuannya, ini buktinya" orang itu langsung menunjukkan bukti tanda tangan Ratih. Sedangkan Ratih langsung melihatnya, dan ternyata bener kalau di sana ada tanda tanganya. "Ada apa sih ini, Ma. Mereka ini siapa?," tanya Candra. "Ini, Ndra. Ren
“Mas, kamu jangan diam saja dong. Pokoknya aku mau semua hakku di kembalikan, lalu mana janji kamu yang bakal belikan aku mobil," tuntut Mira."Iya, Ndra. Kamu jangan diam saja seperti orang bodoh. Keenakkan mantan istri kamu nanti," tambah Sarti, tadinya Sarti dan Bejo mau numpang hidup enak sama anaknya eh nggak taunya malah ikutan susah. Mana rumah dan tanahnya yang di kampung sudah terlanjur dijual, sehingga Sarti dan Bejo nggak bisa pulang kampung.Sedangkan Ana kini malah ngomel-ngomel di dalam mobil saat perjalanan pulang, karena gemes banget melihat sikapnya mantan suami Reni serta mantan mertuanya. Apalagi sama istri barunya dan orang tuanya yang bisanya cuma minta duit."Ya ampun, Ren. Kalau aku jadi kamu udah stress punya suami dan mertua begitu. Nggak tau malu," ujar Ana."Iya, untung saja sekarang kamu sudah resmi bercerai sama Candra. Mereka udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama kamu," tambah Desi."Pesan, Om. Kamu harus hati-hati sama mereka, Ren. Karena Om lihat m