Rumah Euphorbia no 1
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini.
Sebenarnya kali ini aku memaafkannya karena teringat perkataan Devi tadi ,kalau Mahendra belum pernah berpacaran. Sudah pasti dia tidak tahu bagaimana harus bersikap. Ya anggaplah kali ini jadi pelajaran pertama nya . Gumam Diany."Siap ratuku , setelah ini aku akan membuat kan minuman jus terenak sedunia " ujar Mahendra.
Begitulah hari-hari yang mereka berdua lalui , tak terasa sudah mau satu bulan mereka tinggal bersama.
Saat ini di bank sedang closing laporan bulanan, jadi Diany pun lembur sambil menemani Ratna, tiba-tiba dia merasa agak pusing. Mungkin karena tadi dia lupa makan siang ,tapi kali ini badan pun rasanya sangat lemas dan saat akan berdiri sudah sanggup dan tak sadarkan diri.
Begitu siuman Diany sudah berada di
Rumah Euphorbia no 1 Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini. Setelah peristiwa di rumah sakit dan Diany menemukan kenyataan bahwa tengah mengandung anak Mahendra. Beberapa peristiwa penting terjadi dengan begitu cepat , sampai dia sendiri seperti tidak sadar dan masih menyangka kalau ini semua mimpi. Bayangkan dalam waktu 3 bulan dia akan segera menjadi seorang istri dan dalam beberapa bulan lagi akan menjadi seorang ibu. Astaga apa-apaan ini, kenapa bisa terjadi begitu cepat. Padahal dulu dia ingin sekali menjadi manager lalu menikah dan punya anak. Ini di saat dia sedang bahagia bisa bekerja di tempat impiannya dan bersiap naik jabatan eh malah harus berhenti bekerja dan mulai mempersiapkan diri memulai babak baru di hidup. Segala sesuatu berlangsung cepat sepertinya waktu yang berada
Rumah Euphorbia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini.Tak lama ibu masuk sambil membawa bubur, beliau pun melihat kalau kami masih berpelukan."Nak ada apa sebenarnya? makanlah dulu bubur ini agar tidak lemas " kata ibu sambil berniat menyuapi dan duduk di sampingnya."bu, aku ingin membatalkan pernikahan saja ""Loh kenapa? bagaimana dengan janin di perutmu""Aku akan membesarkannya seorang diri, tidak mau menambah beban ayah dan ibu ""Beban apa sih! sudahlah jangan banyak pikiran. Makan saja yang teratur" kata ibu sambil terus menyuapi."Devan sudah mengatakannya bu, tentang kedatangan ibu Mahendra""Aduh Devan ini ,suka sekali mengadu""Devan benar bu, dia hanya mau aku tidak salah langkah. Mertuaku ternyata serakah""Memang benar ,calon ib
Rumah Euphorbia no 1 Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini. Begitulah pesta pernikahan Diany dan Mahendra berlangsung meriah. Besoknya setelah acara resepsi, mereka berangkat bulan madu sekaligus babymoon , hahaha karena Diany kan sudah hamil Tak terasa Diany sekarang menjadi ibu dari 2 orang anak. Saat si sulung berusia 4 bulan ,Diany hamil lagi anak kedua , yah ini salah satu kelalaian karena lupa memakai alat kontrasepsi. Diany pikir karena masih menyusui tidak akan hamil ternyata Tuhan malah memberikan anak kedua kepada mereka . Sebenarnya sikap mertuanya tidaklah berubah. Malah semakin parah sejak dia menikah dengan hendra ,memang mereka tinggal terpisah tapi masalah keuangan di keluarganya. Mertua selalu ikut campur , untuk belanja bulanan harus bersama dia. Diany juga harus membayar ba
Rumah Euphorbia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini.Setelah ibunya pulang kampung. Keesokan harinya ibu mertua datang kerumah, dia marah karena Diany memakai lagi kartu kredit suaminya untuk makan siang beberapa kali di luar dan juga membelikan tiket travel untuk ibunya pulang ."Hei Diany! kamu jadi istri kenapa boros sekali , seharusnya kalau kamu mau jalan ke mall bersama ibumu masak dulu di rumah bawa bekal baru makan di sana dan pulang sebelum jam makan malam ,jadi kalian tidak perlu 2 kali makan di luar dalam sehari , terus ibumu kan datang sendiri tanpa di minta kenapa harus bayarin tiket travelnya sih " hardik sang mertua sambil melotot tajam ke arahnya dengan tangan di pinggang.Ya begitulah, saat Hendra berangkat ke toko untuk bekerja. Mama mertuanya pasti datang untuk memarahi Diany, setiap ha
Rumah Euphorbia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini.Keesokan paginya , Diany menyuruh Mahendra membawa anak-anak ke taman di dekat rumah.Nanti dia akan menyusul, sebenarnya itu hanya alasan saja. Dia ingin mengakhiri ini semua."Diany dimana botol susu kau simpan. Lihatlah si bungsu dari tadi terus menerus menangis " kata Mahendra sambil terus masuk ke dalam rumah."Sabar ya sayang ,ayo kita temui ibumu. Mungkin ibu sedang di kamar mandi" kata mahendra sambil berbicara ke si bungsu.Sedangkan anak sulungnya sudah lebih dulu berlari menuju kamar orangtuanya."Papa , coba kemari , mulut Ibu keluar busa pa , ibu kejang-kejang " teriak si sulung dari dalam kamar , karena dialah yang lebih dulu sampai di rumah.Oh Tuhan, apakah terjadi hal buruk pada Diany. Mahendra pun bergegas k
Rumah Euphorbia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini.Sementara itu di rumah sakit, orangtua Diany sudah datang , ayah Diany langsung menonjok pipi Mahendra. Memukulinya dengan membabi buta Ayah mertuanya sangat marah mengetahui sang putri sulung berusaha bunuh diri. Untung saja ibu Diany dan adik laki-lakinya, Devan berusaha menahan tubuh Ayah. Kalau di teruskan lebih lama mungkin Hendra akan di rawat di rumah sakit. Wajahnya sudah babak belur, bibir berdarah. Ayah mertuanya meskipun usia menua tapi fisik kuat karena terbiasa bekerja di sawah dan kebun, apalagi sang mertua dulunya adalah atlit taekwondo.Mahendra hanya pasrah menerima pukulan dan makian dari Ayah mertuanya ."kurang ajar! kau apakan anak ku, kenapa dia sampai ingin bunuh diri ?" Bentak ayah Diany dengan emosi."Maafkan ayah t
Rumah Euphorbia no 1Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini."Baiklah sekarang kita fokus kesembuhan Diany dan urus cucu kita , nanti di bicarakan lagi " kata ayah mertua setelah melihat sikap besannya dan mendengar perkataan istrinya."Besan ,kami pamit pulang. Sekali lagi mohon maaf " kata papa Mahendra sambil menarik kasar tangan istrinya untuk segera menjauh."Hen ,jaga istrimu. Jangan ke toko dulu sampai Diany pulih total " pesan papa Mahendra"Iya pa " kata Mahendra"Hen ,maaf ya aku jadi membentak mamamu. Aku tidak tahan mendengar dia terus memanggil diany sebagai istri tidak berguna " ucap Ratna."Tidak apa-apa, memang mama ku yang salah, terimakasih kau mau menceritakan isi hati Diany jadi aku tahu " kata Mahendra"Aku dan Devi pamit pulang ya, anak-anakmu sudah tidur" kata Ra
Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .Di sebuah cafe tampak seorang pemuda yang duduk diam, memandangi jalanan dengan tatapan kosong. Terlihat sekali dia sedang memikirkan masalah yang cukup pelik untuk pria muda seusianya.Kilas balik.Namanya Antoni, dia mempunyai seorang kakak perempuan bernama Annetta.Usia mereka berdua hanya terpaut 2 tahun. Kehidupan mereka berjalan normal saja, sampai usia Antoni 7 tahun.Pernikahan orangtuanya harus berakhir. Kedua orang yang mereka sayangi, memilih bercerai, Papanya menikah kembali dengan sekretaris di kantor. Mamanya tetap bekerja sebagai bisnis consultants , di rumah sangat sepi hanya ada dia ,kakak dan asisten rumah tangga. Mama mereka sering meninggalkan kedua anak ini sendirian di rumah, katanya sih urusan bisnis. Paling cepat 1 bulan baru pulang ke rumah, se