Kinan mengerjapkan matanya berkali-kali, sejak lama telinganya mendengar suara merdu lantunan ayat alquran, tapi kepalanya terlalu berat untuk digerakkan.Perlahan dia membuka mata, memfokuskan pandangan dan mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Butuh waktu cukup lama sampai dia paham bahwa sekarang ada di rumah sakit, dia tidak ingat persis apa yang terjadi, dia hanya ingat tadi mau membeli gas tapi tiba-tiba semuanya gelap.Kinan sedikit menggerakkan kepalanya, menoleh ke kanan dan mendapati seseorang yang sedang melantunkan ayat suci Al quran, matanya terpejam, bacaan dan suaranya sungguh indah, sepertinya karena terlalu khusyuk ngaji dia tidak tahu bahwa Kinan sudah sadar.Kinan melihat sekeliling ruangan yang sedang dia tempati, ruangan yang lebih besar dan bagus dari kamarnya, yang jelas hanya ada dia sendiri diruangan ini, tidak ada pasien lain."Gus Alfa!" panggil Kinan dengan sangat lirih tapi cukup membuat lelaki itu membuka mata dan menghentikan bacaannya."Kinan," pangg
"Pulang ke rumah ya?" tanya Alfa sesaat setelah dia selesai memakaikan sabuk pengamanan untuk Kinan. Setelah lima hari dirawat, siang ini Kinan diperbolehkan pulang."rumah Ibuk kan?""Bunda!" ujar Alfa bermaksud mengingatkan agar Kinan memanggil mertuanya dengan benar. Kinan hanya tersenyum, masih terlalu sungkan menganggap guru ngajinya itu sebagai mertua."Aku sudah bilang ke bunda, mau bawa pulang istri ke rumah. Atau kamu mau pulang ke pesantren aja?" tanya Alfa basa-basi, sejujurnya dia berharap agar Kinan tidak menerima basa-basinya.Kinan berpikir sebentar, kalau ditanya pasti dia ingin pulang ke pesantren, tidur di kamar kesayangannya -B1- tapi kembali lagi, dia harus sadar posisinya sekarang, dan yang terl
"Shodaqallahul 'adziim..""Alhamdulillah, setengah juz an sudah hampir selesai. Kamu kalau murojaah satu juz annya mau sama Alfa nggak apa-apa Kinan! Kesininya nggak usah setiap hari." ujar Syifa ketika selesai menyimak menntunya ini.Sudah hampir satu bulan Kinan menyandang status istri Alfa, dan selama itu juga dia bolak-balik rumah ke pondok untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai santri."Nggak apa-apa, Ibuk! Malah seneng kesini, bisa ketemu teman-teman sama bantuin ibuk juga!"Syifa tersenyum, sebenarnya dia pengen Kinan memanggilnya dengan sebutan bunda, sama dengan Alfa tapi wanita itu tetap terbiasa memanggil ibuk, agak cemburu juga sama Rizky pasalnya kalau sama bapak mertuanya itu Kinan tidak sungkan memanggil 'abi'."Bunda juga seneng sih, tapi kalau kamu tahu bunda sering tuh diteror sama suami kamu, katanya bunda suka nahan-nahan kamu!" kata Syifa sambil tertawa mengingat tingkah putranya itu, membuat Kinan juga harus tertawa kalau mengingat tingkah konyol suaminya."Kal
Seribu hari yang dinanti Alfa akhirnya terlewati dan hari ini satu hari menjelang pernikahan resminya, dia harus rela berpisah dulu dengan istrinya. Hari ini dia dan seluruh keluarganya sudah berada di Salatiga menyewa beberapa homestay untuk keluarganya.Sejak shubuh tadi dia masih uring-uringan karena Kinan belum bisa dihubungi, sampai sore ini pun baru sebentar telepon sudah ditutup lagi. Bukan tanpa sebab, karena saat ini Kinan masih menyelesaikan simaan 30 juz nya di rumah. Alfa sendiri sudah melakukan simaan 30 juz seminggu yang lalu di pesantren."Allahu Akbar!" Pekik Alfa dan langsung menarik perhatian yang lain. Dito yang sedang ngobrol dengan abinya langsung berlari mendekat karena Alfa sedang menggendong Acha."Kenapa Al?" tanya Dito yang disusul Sean dibelakangnya."Anget-anget, Kak!" keluh Alfa sambil sedikit mengangkat Acha.Sean yang langsung paham malah tertawa puas banget melihat sarung adiknya itu basah karena Acha ngompol."Maaf ya Om, tadi Acha lupa pakai diaper!"
Sehabis jamaah subuh, suasana di sebuah home stay itu seperti suasana menjelang lebaran. Ada yang sibuk menata sarapan, ada yang sudah mulai mandi, ada yang masih menimang bayinya.Reyshaka dan Fahmi masih duduk bersama Nazril dan Arkan ditempat sholat, sekedar membahas permasalahan agama yang saat ini sedang heboh.Ralin, Salma dan beberapa yang lain menata sarapan, Rizky, mertuanya dan para orangtua sejajar Kafa masih ngobrol di ruang tengah sambil menikmati teh.Sementara itu di sebuah kamar..."Kamu kenapa nangis? Sini Acha biar aku gendong."Dito mengambil alih putri keduanya itu dari sang mama, sedangkan Atta-putra pertamanya masih bergulung selimut."Aku terharu, Dit! Pengen nangis aja lihat baju itu. Alfa udah mau nikah, baru lihat baju seragam aja udah mewek, apalagi nanti lihat Alfa sama Kinan!" jawab Sean, Dito menahan tawanya kalau nggak bisa ngamuk istrinya ini karena ditertawakan. Dito menidurkan Acha di strolernya lalu beralih merengkuh pundak istrinya."nikahnya udah d
Rutinitas baru Kinan semenjak resmi menjadi istri Alfa adalah ngaji bareng, atau lebih tepatnya Kinan yang ngaji. Mengingat hafalannya masih sangat jauh dari lanyah karena belum lama dari khatam dia langsung menikah maka dia berniat melancarkan hafalannya pada Sang suami yang jauh lebih dulu menyandang predikat hafidz quran.Kinan perlahan bisa menghilangkan rasa malu pada Alfa dan dia punya waktu khusus ngaji dengan Alfa. Jika pagi hari dia ke pesantren untuk murojaah dengan Syifa, malam hari dari setelah maghrib dilanjut setelah isya dia murojaah dengan sang suami. Kadang juga gantian Alfa yang ngaji. Kinan selalu kagum saat dia menyimak sang suami, sampai dia bingung dulu gimana caranya Alfa menghafal dan melancarkan hafalannya."dulu aku Menghafalnya cuma butuh waktu dua setengah tahun, tapi melanyahkannya bertahun-tahun, bahkan mungkin bisa sampai mati masih merasa kurang. Kuncinya itu murojaah, murojaah dan murojaah. Mau itu juz nya pas yang lancar atau enggak, tetap diulang-ula
"Nduk!"Kinan langsung mematikan kompornya lalu berlari menuju halaman belakang dimana Alfa sedang menguras kolam ikan mini miliknya. Sejak alfa menikah, mereka tinggal berdua di rumah Rizky yang saat ini sudah menjadi milik Alfa. Jika sebelumnya ada orang yang Alfa mintai tolong menjaga rumah kini setelah dua bulan pernikahan resmi Alfa, Pak Gino memutuskan untuk berhenti kerja karena Alfa sudah beristri."Iya Mas?" jawab Kinan setelah sampai di halaman belakang, sejenak dia tersenyum melihat pemandangan di kolam itu. Alfa dan Atta yang basah kuyup karena bermain air, sebenarnya sudah sejak tadi Alfa selesai menguras, tapi main sama Attanya lebih lama. Imajinasi Kinan langsung bekerja, seandainya suatu saat dia memiliki anak pasti akan sebahagia ini melihat anaknya bermain dengan ayahnya."Minta tolong mandiin Alfa ya!""Hah?"Alfa langsung terbahak, "Halah kamu pura-pura kaget.""Jangan mancing-mancing deh Mas!""Mancing dikit nggak masalah." jawab Alfa disertai cengiran lebar. "Min
"Alfa nggak turun dulu?""Nggak Ibuk, Mas Alfanya mau ke restoran sebentar.""Lha terus nanti bisa ikut acara di rumah Bude Sheila nggak?""Insyaallah bisa, katanya cuma sebentar kok!"Syifa mengangguk paham lalu berdua menuju ruang tengah, Kinan mulai murojaah satu juz an dengan mertuanya.Ngaji kali ini Kinan membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari biasanya karena berulang kali Syifa memintanya mengulangi ayat yang belum lancar."Ibu kamu gimana, udah sehat?" tanya Syifa setelah satu setengah jam kemudian selesai menyimak Kinan ngaji."Alhamdulillah, sudah ibuk!"Syifa memperhatikan menantunya ini cukup lama, Kinan sedang fokus menata barang yang akan dibawa ke rumah Sheila jadi tidak sadar kalau mertuanya sedang memperhatikannya."Kinan!""Nggih, Ibuk?""Anak Bunda bikin masalah?""Hah?"Kinan langsung berusaha tersenyum, apa segitu kelihatannya kalau dia banyak pikiran sampai sang mertua curiga."Maafin anak Bunda ya, Alfa itu persis banget sama abi, sekalinya nyebelin ya nyebel