Share

Bab 38

Mobil yang kita tumpangi berhenti di depan gerbang sekolah Thalita.

“Aku sekolah dulu, ya Ma, Pa!” ucap Thalita mencium punggung tanganku dan Reza bergantian.

“Hati-hati ya, Sayang.”

Thalita dan Niar turun dari mobil. Keduanya masuk ke halaman sekolah.

Reza pun kembali menjalanakan mobilnya. Jika perjalanan tadi terasa ramai oleh ocehan Thalita, kini suasana sangat sunyi dan diliputi kecanggungan. Ini yang tidak aku suka jika hanya berdua dengan Reza. Dia itu es, tidak bisa memulai percakapan meski sekedar hanya basa-basi.

Aku mengambil cermin kecil dari dalam tas, melihat penampilan wajahku dari sana. Masih sedikit berantakan di bagian rambut, karena ulah lelaki es di sebelahku ini. Aku mengambil sisir kecil, dan meluruskan rambutku.

“Kayak cabe-cabean, dandan terus.” Aku menoleh pada sumber suara, Reza dengan raut wajah datarnya masih fokus melihat ke depan. Tapi mulutnya, membuatku kesal. Enak saja, menyamakanku dengan cabe.

“Kalau punya mulut itu dijaga, jangan sembarangan bicara.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status