Pesanan Henna Calon Pengantin Suamiku
Jangan lupa klik berlangganan ya, biar tak ketinggalan update terbarunya. Terima kasih.
Semoga semua pembacaku sehat dan selalu diberi kelancaran rizki oleh Allah.
*****************************************
Part 15
Keanehan Mas Yudha
Saat kembali dari rumah Bude Sumi, tampak mobil Mas Satrio berada di depan rumah Karen, namun tak ada seorang pun yang duduk di teras.
"Del, nggak usah ngajakin warga untuk menggrebek merek dulu deh, yang ada nanti malah mereka keenakan langsung dinikahin!" ucapku setelah sampai di rumah Delia.
"Tapi kan mereka langsung dapat malu, Rur. Pasti diarak keliling kampung! Nggak punya muka lagi deh tuh pasangan mes
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 16Rahasia Kakak Beradik Itu"Satrio sekarang usahanya apa Rur?" tanya Mas Yudha tiba-tiba sambil menyuapi Rangga."Ya tetap seperti dulu Mas. Papanya Rangga itu kan keahliannya sepertinya di proyek saja." Meski terdengar aneh, tetap saja kujawab pertanyaan kakak iparku itu.Mas Yudha mengangguk-anggukan kepalanya mendengar jawabanku itu, namun dari raut wajahnya terlihat masih seperti ada pertanyaan."Apa kalian nggak ingin pun
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 17Percakapan Rahasia ituKumandang adzan subuh kembali membangunkanku, setelah semalam sekitar pukul dua belas, aku bangun dan mengambil handphone yang kugunakan untuk merekam percakapan antara Mas Yudha dan Mas Satrio semalam. Namun saat kuambil, handphone itu mati, mungkin karena kehabisan baterai. Dan langsung saja aku mengisi ulangnya, semoga saja handpone itu mati setelah percakapan keduanya selesai."Pa, bangun dulu,
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 18Tas Selempang Warna CoklatUang pemberian dari Mas Yudha dan penjualan tanah itu sebanyak 4M, berarti masih banyak dong, nah aku harus bisa mengambilnya sebelum didahului oleh si Karen itu. Karena seingtku, enam bulan ini, Mas Satrio tak membeli barang berharga apapun.Aku akan segera menelepon suamiku itu, untuk meminta uang lagi dengan sebuah alasan, yang menurutku pasti akan bisa mengambil sedikit uang darinya. Tapi ternyata dia lebih dul
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part.19Uang 1M Yang Tak Terduga-dugaSaat masih memegang kwitansi tersebut, handphoneku berbunyi yang menunjukkan sedang ada panggilan masuk, teryata itu dari Delia. Langsung saja aku menerima panggilan itu"Assalamualaikum, gimana Del?" kataku memulai percakapan melalui sambungan telepon."Waalaikusalam . Ada berita bagus banget Del. Semalam Revy di gerebek oleh warga, dan diarak keliling kampung loh!""Astaghfirullah, yang benar kamu, D
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 20Dulu Aku Memang Terlalu BucinAku dan Delia menyempatkan diri membeli makan di sebuah restoran makanan khas Jepang, sekalian membelikan dorayaki isi kacang kesukaan Rangga. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya makanan kami pun siap."Gimana? Enak 'kan perawatan? Gitu kok kamu kuat lima tahun nggak ngrawat diri hanya demi Satrio itu. Kadang aku tuh mikirnya kamu itu selama ini jadi wanita polosnya kebangetan, mau-mau aja di suruh sederhana dan nggak berhias, padahal suamimu rutin kan melakukan
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 21Misteri Mas Satrio Lagi"Yuk, udahan Del, udah sore ini, jam empat loh. Kasihan Rangga dua hari kutinggal terus," ucapku pada Delia yang sudah menghabiskan makanannya."Bentar lagi Rur, biar makananku turun dulu, hehehe. Besok katamu mau lihat rumah baru, ajak saja si Rangga, memang kasihan kalau dia terus-terusan ditinggal," ucap Delia."Iya deh, besok aku juga akan cerita semua ke Bik Nurma, biar dia nggak bertanya-tanya sendiri. Besok kamu
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 22Mulai MemelasKami sampai rumahku pukul lima sore, seperti biasa, Rangga selalu menyongsong, memeluk dan meminta gendong padaku, hal ini merupakan dukungan dan mood booster terbaik untukku."Aku pulang dulu ya, Rur. Jika ada perlu, langsung telepon saja, lusa aku akan kembali membantu. Selalu jadi wanita yang kuat Rur, agar tak diombang-ambingkan oleh keadaan. Rangga, tante pulang dulu ya...Assalamu'alaikum," ujar Delia sambil mencium pipi Rangga.
Pesanan Henna Calon Pengantin SuamikuJangan lupa klik berlangganan ya teman-teman, biar tak ketinggalan update terbarunya.Terima kasih banyak untuk yang sudah meluangkan waktu membaca cerita saya.Semoga sehat dan sukses selalu ya...***************************************Part 23Pertengkaran Di Telepon"Kok gitu sih, Pa? Kan aku lagi seneng-senengnya sama perhiasan baruku itu? Nggak boleh ah!" jawabku."Ya sudah kalau gitu pinjam perhiasanmu yang lama saja, 'kan lumayan banyak itu. Atau pinjam mobilmu saja ya. Janji deh, bulan depan kuganti yang lebih bagus lagi." Mas Satrio masih saja terus berusaha merayuku."Enggak...enggak! Jual saja punyamu Pa, kan banyak tuh, mobil, motor , tanah. Kenapa harus korbanin ha