Share

Kebetulan Yang Menguntungkanku

Jangan lupa klik berlangganan ya, biar tak ketinggalan update terbarunya. Terima kasih.

Semoga semua pembacaku sehat dan selalu  diberi kelancaran rizki oleh Allah.

*****************************************

Part 12

Suatu Kebetulan Yang Menguntungkanku

Sekitar setengah jam kemudian, Delia membelokkan mobil ke sebuah rumah tua besar dengan halaman depan yang amat luas.

"Yuk, Rur. Jangan lupa bawa turun juga sertifikatnya," ucap Delia sambil membuka mobil.

Aku pun membawa stopmap yang dari tadi sudah kusiapkan, dan mengekori Delia. Seorang wanita beretnis tionghoa membuakakan kami pintu dan tersenyum ramah.

"Wah, Delia ayo masuk. Lama sekali kamu nggak main ke sini. Ada apa nih?" ucap wanita yang di panggil Cik Yen oleh Delia itu.

"Gini, Cik. Temanku ini mau menggadaikan rumah dan tanahnya, dia butuh duit saat ini juga, bisakaan?" Delia langsung to the point, karena dia tahu hari ini jadwal.kami amat padat, hehehe.

"Mau digadaikan berapa? Sini lihat surat-suratnya...tapi aku nggak bisa ngasih waktu lama, paling cuma satu bulan, soalnya ini uang milik anakku yang ada di Australia, jadi harus muter cepeet, agar menghasilkan," jawab Cik Yen sambil tersenyum.

Aku pun kemudian menyerahkan semua berkas yang di minta.

"Loh, ini uangya gede loh. Kamu minta berapa?" tanya Cik Yen kepadaku.

"Minta 1,5M saja Cik," jawabku.

Aku hanya minta setengah dari harga penjualan tanah dan rumahku itu. Tanah milik kami yang selebar satu hektare itu, terletak di tengah kota, dan pasaran harganya adalah sekitar dua juta permeter persegi, tinggal dikalikan saja. Itu harga aku beli satu tahun yang lalu, entah berapa harganya sekarang. Belum lagi rumahku yang ada di kompleks mewah di kota ini.

Jangan salah, kontraktor ittu banyak duitnya loh. Apalagi proyek yang diambil Mas Satrio sering kali proyek-proyek besar dengan nilai berpuluh-puluh milyar. Dan tentunya keuntugan yang didapat bisa sampai tiga kali lipat dari modal yang di keluarkan.

Selama empat tahun ini, Mas Satrio belum pernah sama sekali mengalami kerugian. Tapi untuk saat ini, setiap saat aku berdoa agar proyek yang saat ini sedang dikerjakan oleh suamiku itu, merugi, hancur, atau apalah, yang pastinya akan menimbulkan kebangkrutan padanya. Bukankah doa seorang istri yang didzholimi itu biasanya diijabahi? Semoga saja.

"Ada aku uang kalau segitu, tapi waktunya nggak lama loh! Aku nggak mau resiko, bisa-bisa nanti dimarahin sama anakku, hahaha," kata Cik Yen.

"Nggak perlu lama-lama Cik, dua minggu saja. Jika dalam waktu dua minggu aku tak bisa membayar, maka rumah dan tanah ini mutlak menjadi milik Cik Yen," ujarku mantap.

"Apa nggak kecepetan? Biasanya aku memberi waktu minimal satu bulan, dan maksimal tiga bulan loh...oh iya Del, tapi kamu tahu kan jika rumah dan tanah ini benar-benar rumahnya, dan letakknya juga?" ucap Cik Yen sambil menoleh pada Delia.

"Sangat tahu sekali Cik, dia ini sahabatku dan aku sangat kenal baik dengannya. Tenang aja Cik, tak ada tipu-tipu kok. Nggak perlu lama-lama, waktu dua minggu saja itu sudah pas, Cik," jawab Delia sambil menoleh kepadaku meminta persetujuan, dan kujawab dengan anggukan.

"Oke kalau begitu, aku percaya sama kamu, Del. Uang senilai 1,5M  wajib dikembalikan dua minggu lagi, senilai 1,55M. Jika dalan dua minggu tak bisa mengembalikan maka mutlak kedua aset ini menjadi milikku! Bagaimana?"

Aku dan Delia pun langsung menyetujui apa yang dikatakan oleh Cik Yen, meski dengan bunga yang amat menyekik. Namun tak apalah, hal itu malah akan membuat Mas Satrio terkejut nantinya, dan memang itu yang kuharapkan.

"Kalian tunggu lima belasana menit ya, pengacaraku akan segera datang untuk mengesahkan surat perjanjian bermaterai ini, biar kita sama-sama enak." Cik Yen berkata seperti itu sambil mengirimkan chat pada seseorang melalui handphonenya.

Sambil menunggu sang notaris, kami berbincang banyak hal. Dan Delia juga menceritakan kisahku, kenapa sampai menggadaikan aset-aset ini.

"Laki-laki kurang ajar seperti itu, memang harus diberi pelajaran. Cepat ceraikan dia dan buang di sampah. Anakku juga dulu begitu, dikhianati oleh suami dan pembantunya. Kini dia sudah berpisah dan bisa hidup sukses meski tanpa suaminya.

Yakinlah kamu dan anakmu pun nantinya bisa lebih sukses dari dia. Sabarlah, ini hanya cobaan dari Tuhan untuk mengangakat derajatmu." Nasehat Cik Yen ini, membuatku rindu pada almarhum orang tuaku. Jika saja mereka masih hidup, pasti akan memberikan suntikan semangat juga untukku.

"Iya, Cik. Ini kami mau ke pengadilan habis ini. Lebih cepat lebih baik, karena mereka juga akan menikah enam hari lagi," ucap Delia.

"Coba, aku pingin lihat wajah kedua sampah itu,  kalian punya fotonya kan?" ucap Cik Yen penasaran.

Segera aku menunjukkan foto-foto Mas Satrio dan Karen yang semalam sempat kuambil dari akun f* nya.

"Cocok...cocok sekali. Sama-sama tak tahu malu! Del, kok sepertinya wajah si pelakor ini nggak asing ya?" tanya Cik Yen lagi sambil memperhatikan dengan seksama  foto di handphoneku itu.

"Itu tetanggaku sih Cik, wajahnya memang mirip Ibunya. Apa mungkin Cik Yen dulu sering ketemu dengan Ibunya saat main ke rumah Mama?" tanya Delia balik.

"Lah, dia satu kampung sama kamu, Del?! Kalian tunggu di sini sebentar, aku punya sesuatu."

Cik Yen kemudian masuk ke dalam, dan meninggalkan kami yang masih tak mengerti apa maksudnya. Tak sampai dua menit, dia kembali datang dengan membawa sebuah stopmap, dan membukanya di depan kami.

"Apa benar ini alamat dan wajah asli si pelakor kecil itu? Dan ini Ibunya?"

Cik Yen memberikan dua lembar foto copy-an KTP pada Delia. Aku dan Delia pun langsung melihatnya. Menurutku ktp itu salah satunya adalah milik selingkuhan Mas Satrio itu, meski wajahnya sedikit buram, aku masih bisa mengenalinya, Karenina Saraswati.

"Eh, bener banget nih Cik. Ini pelakor itu dan Ibunya. Kok Cik Yen bisa punya foto copy KTP mereka?" ucap Delia penasaran, begitupula denganku.

"Hahaha ternyata ini suatu kebetulan. Mereka sekitar tiga minggu yang lalu datang kemari dan menggadaikan BPKB mobil padaku, katanya uangnya untuk tambahan renovasi rumah. Nggak banyak sih, cuma seratus juta. Aku hanya memberi waktu satu bulan, karena mobilnya dibawa pulang, tau kan aku tak mau ambil resiko, hahaha," jelas Cik Yen sambil tertawa.

"Ya ampun Cik, ini benar-benar suatu kebetulan. Bisakah kalau  BPKB mobil itu kutebus sekarang juga, karena itu mobil adalaha hadiah pemberian dari suamiku, dan tentu saja itu memakai uangku juga. Boleh kan, Cik?" kataku sambil tersenyum, aku berharap Cik Yen mau melepasnya, lumayan kan aku nggak ribet-ribet mikir memyabotase mobil itu lagi.

"Jujur aku sangat benci dengan kelakuannya yang menjadi pelakor di rumah tanggamu. Namun, aku tak bisa melepaskannya begitu saja, ada perjanjian bermaterai di depan notaris yang harus di taati.

Pastikan saja mereka tak dapat mengembalikan uang seratus juta itu padaku, dan mobil ini akan berpindah ketanganmu  nantinya. Kalau dihitung, waktunya cuma tinggal lima hari saja, dan biasanya aku memberi kelonggaran waktu satu hari saja.

Sepertinya ini bertepatan dengan acara pernikahan mereka bukan? Jadikan ini salah satu kejutan tambahan di hari itu, karena kemarin, Ibunya sempat bilang, kalau si pacar anaknya itu,  tak tahu jika mobilnya digadaikan. Sebuah kebetulan yang berpihak kepadamu sepertinya, hahaha.

Dan aku juga nanti akan ikut datang di pesta itu, untuk ikut merayakan kemenanganmu, dan aku juga akan sedikit memeberikan mereka hadiah. Asal kalian tahu saja, aku ini merupakan anggota dari Squad Anti Pelakor, jadi aku punya banyak cara mengerjai pelakor dan pasangan yang kurang ajar itu."

Mendengar perkataan Cik Yen itu, sontak membuat kami bertiga tertawa. Allah ternyata memuluskan jalanku untuk membalas perlakuan jahat Mas Satrio dan Karen. Lumayan mobil Karen sudah kupastikan masuk ke genggamanku, aset-aset sudah kupastikan juga akan hilang karena Mas Satrio tak akan mampu menebusnya.

Lumayan juga, tapi masih banyak lagi rencana yang harus kujalankan. Maaf ya Mas, aku berubah jadi monster, kamu sendirilah yang mengajariku bagaimana caranya berbuat curang pada orang terdekat kita.

** Jangan lupa klik LOVE dan Komen, biar author makin semangat juga nglanjutinya.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Agunk Putra
AAMIIN tor
goodnovel comment avatar
Risa Riskia00
yeesss,,, semangat ruri, aq mendukung mu
goodnovel comment avatar
Chew Susilawaty
...........................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status