Share

Bab 18

Mba Tia sudah berdiri didepan pintu pagar rumah Pak Harjo. Dengan gerakan yang terlihat ragu-ragu, Mba Tia sesekali menunduk kebawah dan sesekali menatap kearah kami yang bertanya-tanya sedang apa berdiri disitu?

Bang Rafi mulai mengambil langkah seribu menuju kakaknya itu. Sementara aku dan Mama mertua bergegas pamit agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan disini.

Setelah sedikit menjauh dari rumah Pak Harjo, aku masih bisa melihat Bang Rafi yang menarik kasar tangan Mba Tia menjauh lebih dulu dari rumah itu. Mama mertua memegang tangan Mas Dika sambil berjalan menuju kontrakannya.

“Kamu jangan ambil pusing dengan sikap Tia ya, Nak Dika? Biar jadi urusan Mama dan Rafi!”

“Iya, Ma. Makasih ya, Ma? Maafkan Dika soal Tia yang tak panjang jodohnya bersama Dika …” balas Mas Dika yang sering kali diucapkannya kalimat ini.

Masih ku dengar dengan nada lirih ucapan Mama mertua dan Mas Dika. Dalam hati aku berdoa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status