Share

Bab 72

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-09-23 16:34:08

“Ke-kenapa?” Sherin tercengang.

Perlahan matanya memicing tajam, penuh curiga. “Jangan bilang kamu punya tujuan lain padaku?” selidiknya seraya memeluk tubuhnya sendiri seakan ingin melindungi diri.

Arnold yang semula hendak menjitak kepala gadis itu menahan gerakan tangannya karena aturan tersebut. Ia hanya mendengus pelan

“Sherin, kita suami istri. Menulis larangan sentuhan fisik di dalam aturan apa tidak terdengar konyol? Apa kamu mau ayahmu atau ibuku melihat kita menjaga jarak seperti orang asing?”

“Itu ….” Bibir Sherin mengerucut masam.

Meskipun hati kecilnya ingin membantah, tetapi ia tidak dapat menyangkal ucapan Arnold.

Sherin terdiam beberapa saat, lalu mengembuskan napas panjang. Sembari menggigit bibir bawahnya, ia berusaha menenangkan diri.

"Kalau begitu, boleh melakukan sentuhan fisik, tapi … tapi hanya jika diperlukan saja," ucap gadis itu akhirnya.

Arnold hanya mengedikkan bahu, seolah hal itu tak penting baginya. “Baiklah,” ucapnya singkat, tetapi sudut bibir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Imelda
tq ci.. udh up
goodnovel comment avatar
Imelda
kacian lohh Arnold tidur d lantai pdhal dia seorang Sultan... hmmm lega deh klo larangan kontak fisik tdk jdi.. Arnold dan Sherin jdi punya kesempatan lebih utk mngenal n jatuh cinta
goodnovel comment avatar
HinataHyuga
sama siapa. biar tau Sherin kalau dia cemburu. jadi biar aku panas panasin. haha
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 112

    “Frans, kamu tidak apa-apa?” tanya wanita itu sekali lagi.Namun, Frans tidak menjawab. Ia hanya mendengus kasar dan menatap tajam Sherin yang masih berdiri diam, seolah keberadaan gadis itu telah mencemari udara yang ia hirup.Wanita itu─Felicia Windsor akhirnya menoleh mengikuti arah pandangan suaminya. Sekilas keterkejutan melintas di wajahnya ketika menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Namun, dalam hitungan detik, sorot matanya berubah dingin dan menusuk.“Sherin Scarlet,” ucap wanita itu dengan nada tajam, “apa yang kamu lakukan di sini?”Sherin menarik napas panjang, mencoba menahan diri untuk tidak mendengus kasar saat mendengar pertanyaan familiar itu. Sikap dingin wanita itu tidak mengejutkannya sedikit pun.Hanya saja ia mulai malas mendengar pertanyaan serupa yang meluncur dari orang-orang saat bertemu dengannya, seakan kehadirannya adalah sebuah kesalahan.Bahkan kesabaran dan sikap mengalah yang ia berikan malah dijadikan alat untuk menyudutkannya. Melihat cara Fra

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 111

    “Kalau begitu King … silahkan nikmati acaranya. Saya pamit untuk menyapa tamu lain dulu,” ucap Charles, mencoba terdengar tenang meski wajahnya semakin terlihat frustrasi karena berhadapan dengan sikap dingin King.Setelah mendapat anggukan kecil dari pria itu, Charles segera berbalik badan dan melanjutkan langkahnya ke sudut ruangan lain.Arnold mengangkat gelas sampagnenya dengan santai, memutar pelan cairan berwarna keemasan itu seolah sedang menimbang berbagai kemungkinan. Tatapan birunya masih mengekori punggung Charles hingga sosok itu perlahan menghilang di antara kerumunan tamu.Seulas seringai kecil muncul di sudut bibir Arnold. Dengan suara rendah dan dingin seperti bilah es yang menggores, ia bergumam pelan, “Aku mau lihat … permainan macam apa yang sedang kamu siapkan malam ini, Charles Jovan.”Ia meneguk seteguk champagne, membiarkan rasa pahit manisnya bercampur di tenggorokannya dengan pikirannya yang kini berputar cepat.Perlahan, Arnold meraih ponselnya dari saku jasn

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 110

    Di lantai atas, Arnold berdiri tenang di balik pagar pembatas marmer, matanya mengikuti gerak-gerik Sherin. Istri kecilnya itu sedang asyik mencicipi setiap hidangan yang disajikan di stan bawah.Sudut bibirnya terangkat samar ketika melihat gadis itu tersenyum lepas setelah dapat menikmati setiap suapan dari suguhan lezat tersebut.“Makanan saja sudah cukup membuatnya bahagia,” gumam Arnold pelan, nyaris seperti bisikan pada dirinya sendiri. “Sepertinya cuma dia yang seperti itu.”Ia sempat menggeleng ringan, tetapi senyum tipisnya justru semakin lebar.“Apa ada sesuatu yang menarik perhatian Anda, King?” Sebuah suara familiar tiba-tiba menyapanya dari belakang. Wajah Arnold berubah datar dalam sekejap, lalu ia menoleh perlahan.Sorot mata biru Arnold yang dingin menghujam tajam pada sosok itu, membuat lawan bicaranya itu terdiam sesaat, seolah merasakan tekanan yang begitu kuat dari tatapannya.“Selamat malam, Tuan Jovan,” sapa Arnold tanpa mengubah ekspresinya. Nada suaranya terden

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 109

    “Ka-Kamu … bilang apa, King?” tanya Sherin dengan suara terdengar gugup.Manik mata biru pria itu di balik topengnya hanya memantulkan kilatan samar yang sulit diartikan. Akhirnya pria itu hanya menarik diri sedikit, menciptakan jarak di antara mereka, namun tetap menggenggam tangan Sherin seolah enggan melepaskannya.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Arnold. Hanya tarikan lembut dari genggamannya yang menjadi isyarat agar gadis itu terus melangkah bersamanya.Dengan dada yang masih berdebar kencang, Sherin akhirnya mengikuti langkah pria itu menuju ballroom utama. Denting lembut musik orkestra, kilau kristal dari lampu gantung, dan aroma parfum mewah yang memenuhi udara seolah menciptakan dunia tersendiri di sekitarnya.Begitu menapakkan kaki di dalam ruangan, semua mata sontak tertuju ke arahnya. Bisikan-bisikan kecil segera menyebar di antara kerumunan tamu.Bagi banyak orang, pemandangan pria misterius bertopeng yang berjalan berdampingan dengan wanita berparas can

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 108

    Potongan-potongan kenangan pahit berkelebat di kepala Sherin seperti film rusak yang berputar terlalu cepat—lampu pesta, sorot mata sinis, dan suara orang-orang yang menertawakannya.“Gadis keluarga mana itu? Memalukan sekali.”“Bisa-bisanya dia pakai gaun kuno seperti itu hadir di acara seperti ini. Apa dia tidak berkaca dulu sebelum datang?”“Dia itu putri sulung keluarga Scarlet. Ibunya sudah meninggal lama. Wajar kalau tidak ada yang bisa mengarahkan penampilannya.”“Gaun itu pasti peninggalan ibunya yang sudah mati itu. Kampungan sekali.”“Ah, pantas saja. Lihat mukanya saja sudah seperti orang berkabung. Pembawa sial.”Gelak tawa sinis menggema di telinga Sherin, menenggelamkan suara musik dan percakapan di sekitarnya. Dunia di hadapannya seolah memudar, berubah menjadi lingkaran wajah-wajah yang mencemoohnya tanpa henti.Dada Sherin terasa sesak. Ia memegangi sisi gaunnya yang kusam, mencoba menahan gemetar yang tak kunjung reda. Napasnya tersengal, pandangannya berputar, hingg

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 107

    Selang beberapa waktu kemudian, mobil yang ditumpangi Sherin telah tiba di depan gedung tinggi yang berdiri dengan megah, memantulkan cahaya malam dari kaca-kacanya yang berkilau. Hotel bintang lima itu malam ini telah menjadi pusat perhatian. Deretan mobil mewah berbaris di area lobi, sementara para tamu turun satu per satu dalam balutan gaun elegan dan setelan mahal. Sherin menahan napas, menatap suasana glamor itu dari balik kaca jendela. Rasa gugup merayap naik ke dadanya, membuat jemarinya tanpa sadar saling menggenggam erat di pangkuan. Gadis itu melirik ke samping, menemukan mata King masih terpejam erat. “King,” panggil Sherin pelan. Tidak ada jawaban. “Kita sudah sampai,” bisiknya lagi, sedikit lebih keras, diiringi helaan napas kesal. Pria itu tetap tidak bergerak, tetapi napasnya terdengar teratur seolah-olah dia benar-benar terlelap. Sherin mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menarik napas panjang. Ia pun meraih lengan pria itu dan mengguncangnya sedikit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status