Share

Akta Cerai

Author: Viens Aisling
last update Huling Na-update: 2022-11-25 18:19:31

Suara decitan roda mobil dan juga bau badan terbakar membuat gendingnya berkerut dan berkedut berulang kali. 

“Axton,” panggil seseorang pada pria yang tadi sedang mengingat sesuatu sambil memejamkan matanya. 

“Ada apa?” Axton membuka matanya, tapi dia tidak menggerakkan kepalanya sama sekali, hanya memberikan tatapan dengan cara melirik. 

“Apa kau sama sekali tidak ingin pergi ke acara pesta itu?” Pria itu bernama David, dia salah seorang teman Axton yang bisa sabar menghadapi sikap Axton. 

“Tidak. Mereka pada dasarnya juga tidak dekat denganku, jika aku datang ke sana, rasanya sangat memuakkan.” 

Axton akhirnya membenarkan posisi duduknya. Dia melihat ke arah berkas lain yang ada di mejanya. 

“Kau ini seharusnya bersosialisasi dengan orang lain menghadiri pesta itu bisa meningkatkan relasi.” 

Axton mengibaskan tangannya beberapa kali, dia benci sekali mendengar ucapan itu. Telinganya terasa panas. 

“Padahal banyak wanita yang menantikan kehadiranmu di sana.”

“Aku tidak peduli,” jawab Axton dengan cepat. Dia kembali menyibukkan dirinya sendiri pada pekerjaannya dan mengabaikan David yang mengoceh. 

Dia tidak membutuhkan wanita yang hanya menginginkan hartanya. Jika dia bukan siapa pun para wanita itu pasti tidak akan mendekati dirinya.  

***

Setelah satu bulan berlalu, Geva pesawat terkejut sekali dengan apa yang ada di tangannya. Dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi, karena dia berpikir kalau perceraian itu melibatkan dua belah pihak.

“Ba-bagaimana bisa ini terjadi?” Dengan tangan bergetar hebat ya mengambil amplop putih di depannya, dia melihat ke arah Damas dan meminta penjelasan. 

“Aku sudah mengatakan padamu kalau aku akan menikahi Indah. Jadi, kau seharusnya paham dengan hal itu. Untuk apa Aku mau pelihara istri yang tidak berguna? Ya, jadi pergilah dari sini.” 

Damas mengatakannya dengan sangat dingin sekali. Berulang kali Geva menolak Damas menikah dengan Indah, tapi mereka berdua bakat telah tidur di satu kamar yang sangat menyakitkan hati Geva. 

“Tapi tidak mungkin keputusan bercerai telah didapatkan. Aku sedang mengandung anakmu Dan aku tidak pernah mendapatkan surat panggilan dari pengadilan.” 

Lina dan Warda tertawa mendengar kalimat Geva. Mereka memberikan tatapan yang sangat tajam pada wanita di depan merek. 

“Untuk apa juga kau menghadiri pengadilan? Kau itu harus tahu diri dan sekarang pergilah dari sini.” Lina melihat ke arah Warda yang segera menghilang dari hadapan mereka. 

Indah baru saja masuk ke rumah mereka dan mendengar percakapan tentang perceraian yang telah selesai dia memeluk Damas dari belakang. 

“Damas,” panggilnya dengan suara yang manja. Lalu dia melirik Geva dengan tatapan menjijikkan. “Akhirnya kau telah bercerai juga darinya.” 

“Ya, sudah selesai semua dan sekarang dia harus segera meninggalkan rumah ini. Jika dia tidak berguna sama sekali lebih baik mengusirnya dengan segera.” 

Indah mengangguk berulang kali dengan sangat manja. 

“Ini tidak bisa dilakukan, aku tidak pernah menandatangani sudah perceraian dan ini sebuah penipuan!” 

Brak! 

Tepat setelah dia mengatakan itu, Warda melemparkan karung di di depannya dengan kasar. 

“ini seluruh barang-barangmu yang tidak berguna itu dan pergilah dari sini.” 

Geva menatap ke arah Warda tidak percaya, dia menatap Damas kita juga semua orang yang ada di sini, tidak ada satu mereka yang menatapnya dengan lembut. Mereka menginginkan Geva segera pergi dari rumah mereka. 

Indah maju, dia menyentuh dagu milik Geva dan tersenyum. 

“Selamat tinggal wanita tidak tahu diri,” ucapnya dengan suara yang sangat mengejek, lalu dia mendorong Geva hingga terjatuh ke belakang. 

Rasa sakit dirasakan oleh Geva di sekujur tubuhnya. Dia kesulitan untuk bergerak karena rasa sakit tersebut dan di sekelilingnya dipenuhi suara tawa yang menyiksa dirinya. 

“Mas ...,” panggilnya dengan suara yang begitu lemah. Namun Damas tidak bergeming sama sekali, dia menatap dengan mata rendah. 

“Dengarkan aku, aku dan kau itu sudah bercerai dan sekarang kau tidak berhak tinggal di rumah ini lagi.”

“Tapi ini adalah rumahku, Mas. Aku yang membelinya dulu.” 

Geva mencoba mengingatkan mereka tentang rumah ini yang dibelinya ketika ayahnya masih hidup. Dia membelinya karena Damas menginginkannya, dan sekarang dia harus diusir dari rumahnya dengan akta cerai yang ada di tangannya? 

“Rumahmu? Dasar tidak tahu diri!” hardik Warda tidak terima dengan ucapan itu. 

“Keluar sekarang sebelum kau semakin tidak tahu diri!” Lina marah, dia menarik tangan Geva dengan kuat dan itu dibantu oleh Damas. Dia dikeluarkan dari pintu belakang, mencegah agar tidak banyak orang yang melihat hal itu. 

Walaupun berulang kali Geva berusaha masuk ke dalam rumahnya, dia tidak bisa melakukan hal itu. Akta cerai di tangannya adalah bukti mereka sudah bercerai, dan Damas akan menikahi Indah. 

Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari pertolongan yang mengingat Santi yang selalu memperlakukannya dengan baik. Dia mengetuk pintu rumah Santi dengan pelan beberapa kali, dan akhirnya Santi muncul dan menatapnya sangat terkejut. 

“Apa yang terjadi padamu, Gev!?” tanyanya dengan panik, dia memegangi tubuh Gev dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. 

Karung yang diseret Geva membuat Santi begitu khawatir. Saat Geva duduk, Geva langsung mengeluarkan sesuatu yang selama ini dia simpan dengan hati-hati agar tidak diketahui oleh orang lain. Itu adalah cincin emas 7 gram, dia menyembunyikannya untuk jaga-jaga biaya melahirkan anaknya, itu pun dia tidak percaya menemukannya di selipan berkas miliknya dulu. 

Cincin yang dia beli ketika ayahnya masih hidup, dan dia meletakkannya di tangan Santi. 

“Mbak, hanya ini yang aku punya. Aku mau pinjam uang, Mbak untuk hidupku. Nanti aku akan mencari pekerjaan ....” Geva menangis ketika bicara, dia sendiri sangat tidak fokus ketika mengatakannya. Membuat Santi sedikit bingung dengan apa yang terjadi pada Geva. 

“Gev, tenang dulu. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?” Santi sangat khawatir sekali. Dia menelan ludahnya dan bersiap mendengar cerita Geva. 

Geva mengangkat kepalanya dan melihat Santi. 

“Aku sudah dicerai oleh, Damas. Dia memalsukan dataku dan sekarang bahkan akta cerai pun aku sudah mendapatkannya.” 

Geva memberikan amplop pada Santi dan membuat Santi membacanya sendiri. Matanya melebar, ini sungguh sangat sulit dipercayai. 

“Sialan mereka. Bisa-bisanya mereka melakukan hal ini padamu.” Santi memegang kedua pundak Geva, dia menatap dengan tatapan mata yang begitu dalam, dia ingin segera menenangkan Geva. 

“Gev, aku akan membantumu. Cincinmu disimpan saja, kau bisa hidup tanpa mereka dengan sangat baik, Gev. Percayalah pada dirimu sendiri.” 

Geva menatap Santi, walaupun dia tahu Santi telah berusaha sangat keras sekali untuk membuatnya tenang tetap saja menangis dengan kuat. 

Santi memeluknya dan mengusap punggungnya berulang kali, menjadi Geva adalah hal yang berat. Dia juga tidak menyangka akan ada orang yang sangat kejam seperti ini pada orang lain. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jimmy Merlin
typo nya banyak Kali Thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status