Home / Romansa / Pesona Brondong Hebatku / Pertemuan Kembali

Share

Pertemuan Kembali

Author: Viens Aisling
last update Huling Na-update: 2022-11-25 18:46:54

Geva seperti sebelumnya terjatuh tertidur di rumah Santi, ketika dia membuka matanya, dia telah disajikan dengan makanan yang enak. Santi menatapnya dengan lembut. 

“Maafkan  aku karena membuat mbak lagi-lagi memasak seperti ini.” Geva mengusap tengkuknya dengan malu. 

Dia tidak nyaman dan takut sekali sudah berbuat sesuatu yang tidak sopan pada Santi. 

“Aku pernah mengatakannya padamu kalau kau adalah tamuku.” 

Geva diam saja datang pikiran yang masih tidak nyaman. Dia sudah banyak menerima kebaikan seperti ini dari orang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. Hal ini bisa membuatnya tampak seperti orang yang tidak tahu diri karena tidak bisa membalas kebaikan yang diberikan oleh Santi. 

“Untuk sekarang Lebih baik kau tinggal di sini saja,” ucap Santi sambil meletakan telur di piringnya dan piring Lala. 

“Tapi, Mbak, aku tidak bisa tinggal di sini karena kita akan menyusahkan, Mbak. Apalagi suami Mbak sebentar lagi kembali.” Geva menunduk, jika harus ada wanita lain di rumah seorang wanita lainnya, itu pasti sangatlah tidak nyaman dia telah merasakannya baru-baru ini walaupun dia tidak akan merebut suami milik Santi.

"Nanti kita pikirkan itu. Suamiku minggu ini tidak balik dia akan kembali ke rumah dua minggu lagi karena ada urusan dalam pekerjaannya.”  Santi menatap Geva tegas, dia tidak ingin kalau Geva hidup dengan tidak nyaman.

Jika dia tidak bisa memberikan bantuan apapun, dia merasa kalau kita akan sangat berbahaya bagi Geva nantinya. Perutnya yang sudah membesar juga sangat tidak nyaman sekali, Santi berniat membantunya dan akan mencari cara agar Geva bisa bertahan. 

“Mbak, Aku tidak tahu bagaimana caranya membalas budi sekarang. Suatu saat aku akan membalas budi ini, Mbak.” 

Santi tersenyum lebar. “Baiklah.  Kalau begitu Kau harus hidup dengan baik agar bisa membalas budi pada diriku, Gev.” 

Geva langsung menganggukan kepalanya dengan semangat, tidak bisa memakan makanannya lebih baik walaupun rasa sakit di dadanya masih begitu terasa. Pernikahan yang berakhir dengan cepat, dia tidak pernah menduga hal seperti ini. 

Dalam ketidakadilan dia mencoba untuk bertahan Tapi tetap saja Dia dibuang dengan cara yang sangat menyakitkan. Bahkan anak di dalam kandungannya saja tidak diakui oleh ayahnya sendiri yang membuat Geva merasa benar-benar sakit hati dengan perlakuan mereka. 

Diam-diam Santi melihat Geva mengusap perutnya, dia merasakan kekhawatiran dan kesedihan pada diri Geva. 

“Jangan keluar dari rumah ini. Kalau kau membutuhkan makanan, lihat saja ke dalam lemari dan juga kulkas. Aku meletakkannya di sana.” Santi diam sejenak, dia menarik napasnya dan kemudian bicara lagi. “kau baik-baiklah di sini aku mah jangan keluar minta memperlihatkan dirimu pada mereka, mereka bisa membuat keadaan dirimu menjadi lebih buruk, Gev.”

Santi yang ingin berangkat kerja itu berulang kali mengatakan hal demikian pada Geva. Dia sangat tahu kalau tetangganya itu seringkali menyebarkan gosip tidak benar. Mengatakan kalau Geva selama ini hidup seperti Ratu, dengan barang-barang mewah dan menghabiskan gaji anaknya. 

Padahal semua orang mengetahui kalau Geva saja menggunakan baju koyak yang ditambal. Mereka yang melihat sendiri kalau perlakuan keluarga Damas sangat buruk pada Geva. 

“Baik, Mbak. Tenang saja aku akan bersembunyi di sini dengan sangat baik.” Geva tersenyum cerah. Dia tidak ingin membuat khawatir Santi yang telah membantunya dalam banyak hal. 

Setelah Santi pergi dari rumah, Geva menghembuskan nafas dari mulutnya, dia memperhatikan rumah ini dan terlihat sangat rapi sekali. 

“Apa yang harus aku lakukan jika serapi ini?” Geva kebingungan dengan hal yang bisa dia lakukan untuk membalas budi, setidaknya dia ingin meringankan pekerjaan Santi di rumah. 

Geva melihat berjalan-jalan di sekeliling rumah dan akhirnya dia menemukan apa yang harus dia lakukan yaitu mencuci pakaian. 

Geva dengan cepat mengambil pakaian dan mencucinya, dia tidak ingin Snati yang kelelahan pekerja mencuci pakaian sendirian. Satu jam kemudian setelah dia menyelesaikan mencuci pakaiannya, dia baru menyadari sesuatu yang tertinggal di meja tamu. 

“Lho, ini dokumen Mbak Santi tertinggal?” Geva mengambilnya, lalu membaca dokumen tersebut yang bertuliskan proyek mall. 

Geva merasa tidak nyaman membacanya, dia takut kalau berkas ini adalah berkas yang sangat penting sekali apalagi dia melihat Santi pada malam itu sibuk membaca dokumen ini. 

“Aku harus segera mengantarkannya. Mbak Santi bisa dalam bahaya jika ini sangatlah penting.” 

Geva bersiap-siap untuk pergi, dia mendapatkan banyak sekali baju hamil bekas milik Santi. Jauh lebih bagus dibandingkan baju yang selama ini dia pakai. 

Dia merapikan berulang kali agar tidak membuat Santi malu. Setelah selesai, Geva menggunakan kendaraan umum berangkat ke kantor Geva, sudah lama sekali dia tidak pergi seperti ini sehingga jantungnya terasa tidak tenang. Selalu berdebar dan dia gelisah seakan semua orang sedang menatapnya. 

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya dia tiba di halte bis selanjutnya, dan berjalan untuk mencapai salah satu gedung tinggi di sini. 

White.Crop, setelah melihat itu di salah satu gedung yang dia tujuh di akhirnya berjalan masuk ke dalam gedung tersebut dan menuju ke pusat informasi. 

“Maaf bisa panggilan, Bu Santi?” ucap Geva sambil tersenyum. Wanita itu menatap Geva untuk beberapa detik baru dia bicara. 

“Ada urusan apa bertemu dengan Bu Santi?” tanyanya agak sinis. 

“Dokumennya tertinggal. Jangan lupa katakan kalau Geva kemari.” Geva sudah sering mendapatkan tatapan mata menghina jadi dia tidak ingin memikirkan tentang tatapan seorang wanita di depannya ini. 

Untungnya wanita tersebut mau memberitahu pada Santi tentang apa yang terjadi. 

“Geva!” Santi  buru-buru mendatanginya, dia melihat Geva dan menghembuskan napas. 

“Maaf aku menyusahkanmu, aku benar-benar melupakan membawa dokumen ini, hampir saja rapat segera dimulai dan aku dalam masalah.” Santi menarik napasnya sejenak, dia memegang tangan Geva. 

“Tidak apa, Mbak. Aku yang sangat merepotkan Mbak selama ini.” 

Santi menggelengkan kepalanya. Dia telah menganggap Geva adalah adiknya sendiri. Dia ingin kalau Geva hidup dengan bahagia tak bisa melalui keadaan ini dengan baik. Ketika dia menunjukkan kepeduliannya pada Geva, dia benar-benar melakukan hal itu. 

Dia sungguh peduli pada Geva. 

Tanpa mereka menyadari kalau interaksi mereka berdua di lobi perusahaan mendapatkan perhatian dari seseorang yang baru saja masuk.

Axton berhenti sejenak, dia memperhatikan mereka dengan tatapan mata yang bahkan tidak berkedip. 

Bruk!

Asistennya yang sejak tadi sangat serius membaca dokumen menabrak punggungnya, wajahnya menjadi pucat karena tahu dia pasti akan mati sebentar lagi. 

“Siapa dia?” tanya Axton pada Egar, membuat Egar kebingungan. 

Melihat sorot mata Axton, akhirnya dia memahaminya. “Itu Santi dari bagian asisten pembantu, Tuan Axton.” 

“Wanita di sebelahnya?” tanyanya lagi. Tatapan matanya tidak lepas dari Geva yang sedang bicara dengan Santi.

“Eh ....” Egar kebingungan menjawabnya. “Mungkin kenalannya, Tuan Axton.” 

“Memangnya aku tahu segalanya?” keluh Egar di dalam hatinya. 

"Cari tahu tentang wanita itu dan panggil Santi ke ruanganku." Axton kemudian berjalan meninggalkan tempat itu seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya. 

Di dalam hatinya dia ingat sekali pertemuan mereka. Dia selalu ingat wajahnya, tapi tidak dengan namanya. Wanita yang seperti malaikat baginya, ini adalah saatnya dia membalas apa yang dia dapatkan 8 tahun lalu. 

Senyum kecil muncul di wajahnya yang dingin, membuat orang-orang yang melihatnya terpesona.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status