共有

Bertemu Mama

作者: LV Edelweiss
last update 最終更新日: 2025-11-04 18:29:54

Jam kuliah berakhir. Arumi pun bersiap untuk pulang bareng Eva. Temannya itu memang punya sepeda motor. Dan kebetulan juga rumahnya searah dengan rumah Langit. Jadi tidak perlu repot-repot memutar jalan.

"Suami Lo belum pulang ya?" tanya Eva.

"Nggak tau gue," jawab Arumi seadanya.

"Kenapa nggak Lo wa, Arumi Sekarwangi?" Eva terdengar geram.

"Nggak ah, mending gue pulang bareng Lo aja. Napa? Lo nggak mau gue nebeng ama Lo?"

"Ya nggak gitu juga. Kalau gue jadi Lo, punya suami kayak Om Langit, bakal gue tanyain bentar-bentar. Apa lagi ganteng gitu. Takut banget gue dia digaet ama ani-ani laknat di luar sana," tutur Eva.

"Apaan sih Lo? Udah ah, buruan ... ntar keburu malam lagi kita nyampek rumahnya." Arumi menarik cepat lengan Eva. Segera melangkah menuju ke area parkir sepeda motor.

Namun, belum juga mereka tiba di sana, ponsel Arumi pun sudah lebih dulu berdering. Tanpa menundanya, gadis berambut panjang itu segera mengeluarkan benda pipih itu dari dalam tasnya.

"Siapa?" tanya
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Mulai Over Protective

    "Nonton," jawab Langit. "Nggak, Om. Mendadak ngantuk. Capek juga." "Oh, ya sudah. Kamu tidur saja ya." Langit bangkit dan segera berlalu keluar kamar. Entah apa yang akan dia lakukan. Namun sikapnya itu berhasil memancing kembali rasa penasaran Arumi. Dari balik selimut, dua bola mata indah itu tampak bergerak ke kiri dan ke kanan secara bergantian. Tak lama, bedcover pun tersingkap. Arumi bangkit dan langsung turun dari atas ranjang. 'Om Langit mau ke mana sih?' tanya Arumi dalam hati. Dia langsung berjalan, mengendap-endap seperti maling. Segera menarik handle pintu secara perlahan. Lalu melangkah keluar kamar dengan hati-hati. Dari arah pintu kamar, Arumi langsung menuju ruang tengah. Namun ternyata Langit tidak ada di sana. Terpaksa, ia pun kembali mengayun langkah menuju ke ruang tamu. Akan tetapi, tiba di sana, Langit juga tak ada. Pria dewasa itu benar-benar hilang seperti hantu. Padahal keluar kamar baru beberapa detik. Dan, di saat Arumi sedang mencari

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Mulai Kecanduan

    Langit bergeming. Dengan mata mereka yang saling mengunci. Seolah memutus semua urusan dunia luar. Dalam diam yang penuh makna itu, ia dapat membaca seluruh hasrat istrinya. Bukan sekadar kepuasan, melainkan rasa rindu yang berulang. "Kamu mau lagi?" tanya Langit. Ia tak mau kalau sampai salah dalam mendengar. Sebab ini bukan sekedar kepuasan semata, tapi harus ada kerelaan antar kedua belah pihak. "Eum ... mau nonton lagi, maksudnya." Langit tergelak. Ternyata apa yang ia pikirkan salah telak. Arumi bukan meminta mereka untuk kembali beradegan ranjang, melainkan kembali ke ruang nonton. "Kok Om ketawa, sih? Mang ada yang lucu ya sama permintaan Arum?" "Tidak. Saya pikir tadi kamu minta apa. Saya salah paham ternyata," jelas Langit. Sisa tawa tadi masih terlihat di wajah tampannya. "Emangnya, Om mikir apa?" tanya Arumi. Kedua tangannya sudah mulai menjelajah ke mana-mana. Jemarinya yang lembut mulai memainkan garis rahang yang tegas dan simetris itu. Lalu turun ke bahu

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Om, Mau Lagi ....

    "Ini kartu ATM saya. Semua gaji, service, dan uang lainnya dari bisnis sampingan saya, dikirim setiap bulan ke sini. Kamu boleh pakai untuk kebutuhan rumah, gaji Mbok Jum, biaya kuliah dan kebutuhan pribadi kamu," jelas Langit. Kata-katanya begitu lugas. Tak ada yang terdengar dipaksa ataupun terpaksa. Arumi mematung sejenak. Tak menyangka jika Langit akan memberikannya sesuatu, yang sebenarnya, tidak pernah ia bayangkan apalagi harapkan untuk suaminya berikan. Sudah dibiayai kuliah dan tinggal di rumah dengan fasilitas mewah saja ia sudah bersyukur. Benar-benar tidak meminta yang lebih lagi. "Om ... apa ini nggak berlebihan? Arum—" "Tidak Arumi. Tidak ada yang berlebihan untuk seorang istri. Saya sudah menikahi kamu, artinya semua yang saya miliki, adalah milikmu juga. Termasuk masalah finansial. Lagi pula, sejak dulu saya selalu berencana. Jika suatu hari nanti saya menikah, maka saya mau semua kebutuhan rumah termasuk kebutuhan saya, diatur oleh istrinya saya sendiri. Jadi .

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Bukan Suami Patriarki

    Hening. Sejenak hanya ada suara jangkrik dan katak. Bernyanyi ria karena jejak hujan meninggalkan hawa dingin dan ketenangan. Namun, tidak dengan perasaan Arumi. Yang mendadak was-was setelah apa yang ia dan Langit lakukan baru saja. "I—iya ... tadi saya lepas di dalam," ucap Langit nyaris tak tertangkap oleh indera pendengaran Arumi. "Di dalam?" ulang Arumi, ekspresi wajahnya sudah berubah cemberut. Padahal baru saja melakukan sesuatu yang menyenangkan dan mengenakan. Manusia memang mudah sekali berubah-ubah. Makanya digelari makhluk paling ribet di dunia. "Iya ... memangnya kenapa?" tanya Langit penasaran. Ah, tidak, lebih kepada heran sebenarnya. "Haaa ... Arumi kan belum selesai kuliah, Om. Gimana kalau Arumi hamil. Ah, Om Langit gimana sih?" Arumi mulai merengek seraya memukuli lengan suaminya. Mendorong pria dewasa itu agar menjauh darinya. "Ya ... kamu tidak bilang. Saya mana ingat. Sudah sampai waktunya, ya ... saya keluarkan saja." Langit tak mau disalahkan. Tadi

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Saya Cinta Kamu (21+)

    Entah apa yang terjadi dengan Arumi, tapi sepertinya malam ini akan menjadi malam yang berbeda. Tak akan ada lagi batasan antara dirinya dan juga Langit. Semua yang selama ini ia tahan dan tutup rapat-rapat, akan terlepas seluruhnya. Apapun, asal Langit benar-benar menjadi miliknya. Ia terus menciumi bibir Langit dengan membabi buta. Bahkan tak memberi laki-laki itu kesempatan untuk sekedar menarik napas. Melahap habis dua benda tipis yang dulu pernah mengatakan untuk tak akan pernah menyentuh dirinya. "Hhmmpp—" Gairah Arumi menggebu. Beradu dengan deras hujan yang kian menderu. Udara di ruangan itu terasa terionisasi, berderak dengan tegangan yang sama sekali berbeda dari badai di luar. Tak tahan lagi terus membungkuk demi mengimbangi tinggi badan masing-masing, Langit pun mulai maju perlahan. Membawa tubuh mereka mendekat ke ranjang yang semula sunyi. Jika memang ini yang Arumi inginkan, maka akan ia beri jalan seluas-luasnya. Arumi melepas tautan bibir mereka. Menatap

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Sebuah Pengakuan Cinta

    Matahari sudah tenggelam di ufuk Barat. Meninggalkan jejak senja yang perlahan mulai menghilang ditelan malam. Langit bergemuruh, bersama dengan hujan yang masih turun perlahan. Di depan rumah, Langit berdiri sembari terus melihat ke arah pintu pagar. Berharap sebuah taksi atau ojek motor berhenti di depan rumahnya, yang membawa Arumi-sang istri- pulang dalam keadaan baik-baik saja. "Ke mana dia?" tanyanya pada diri sendiri. Di rumah, ia sendiri. Mbok Jum yang biasanya masih sibuk membereskan dapur di jam segini, mendadak izin pulang kampung karena cucunya masuk rumah sakit. Diserempet pemotor yang mengendarai motor dengan ugal-ugalan. Setelah mondar-mandir tak karuan, Langit pun kembali melihat ke arah layar ponselnya. Menatap nomor kontak sang istri yang sudah ia buka sejak tadi, tapi tak punya keberanian dalam menghubungkan Bukan, bukan karena Langit marah kepada Arumi. Tapi karena dia tidak ingin, sikapnya nanti sampai mengganggu waktu main istrinya bersama teman-teman

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status