Share

Kecupan Di Dalam Mobil

Author: LV Edelweiss
last update Last Updated: 2025-12-18 20:50:35
Permintaan Arumi bak hantaman keras bagi Langit. Secara refleks, kakinya menginjak pedal rem dengan sekuat-kuatnya, hingga suara decitan ban memekakkan telinga keduanya.

Tubuh mereka terlempar ke depan dengan sentakan hebat. Untung saja ada safety belt yang menahannya. Jika tidak, sudah dapat dipastikan jika mereka akan mencium dashboard depan mobil.

Arumi hanya diam dengan apa yang baru saja terjadi. Sementara Langit, dirinya langsung memalingkan wajah, menatap sang istri dengan sorot mata nanar penuh ketidakpercayaan.

“Apa yang kamu bicarakan, Arumi?” tanyanya.

Arumi tampak menghela napas panjang, kemudian menoleh perlahan kepada Langit. Pandangan matanya yang masih berada di bawah pengaruh alkohol terlihat sedikit sayu tanpa binar.

“Arum capek dengan hubungan kita ini, Om. Om itu … nggak punya perasaan,” tunjuk Arumi ke dada Langit dengan gaya mabuknya yang samar.

“Kamu mabuk Arumi. Kita lanjut jalan lagi ya? Biar kamu bisa langsung istirahat.” Langit sudah bersiap hend
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Lakukan Sesuatu Untuk Saya

    Begitu sampai di sisi Arumi, Langit langsung mengulas senyum manis yang meneduhkan. “Maaf ya, saya lama,” ucapnya lembut. Tanpa menunggu jawaban, ia segera melangkah mendekati troli dan bersiap untuk mendorongnya.Namun, belum juga Langit berhasil melakukannya, Arumi sudah lebih dulu bersuara.“Kenapa, karena Om ketemu Mama?” tanya Arumi. Pertanyaan itu, jelas bukan sekedar rasa ingin tahu, namun lebih kepada tuduhan.Seketika Langit membeku. Tangannya yang sudah terulur hendak meraih tuas troli, mendadak menggantung di udara. Lalu dengan perlahan, ia turunkan kembali tangannya dan melihat Arumi dengan tatapan bingung.“Maksud kamu?” tanyanya.“Om Langit barusan ketemu Mama, kan? Iya kan, Om?” cerca Arumi.“Kamu menuduh saya?” Langit mulai terlihat kesal.“Arum nggak nuduh, Om. Tapi Arum liat sendiri, Om Langit keluar dari arah yang sama dengan Mama.”“Ada begitu banyak orang yang jalan darjrj Aran yang sama dengan saya, Arumi. Lantas, apa mereka semua ketemu sama saya?” tanya Langit

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Ada Apa Ini?

    Selesai sarapan, Arumi dan Langit segera menuju ke sebuah pusat perbelanjaan (mall) yang tak jauh dari rumah. Mereka membeli semua kebutuhan yang kebetulan memang sudah banyak habis dan harus segera di stok kembali. Seperti ikan, ayam, sayur-sayuran, dan juga semua jenis bumbu dapur.Sepanjang menyusuri rak-rak yang memajang berbagai macam buah dan sayur, Langit terus melihat kepada Arumi. Fokusnya bukan pada apa yang harus mereka beli, tapi pada apa yang ada di dekatnya.“Om, ada nggak, sayuran yang nggak Om Langit suka?” tanya Arumi seraya terus melihat ke arah sayur-sayur segar yang ada di depan mereka.“Tidak ada. Saya suka semuanya.” “Beneran, Om?” tanya Arumi lagi.“Iya. Bahkan kalau kamu bisa dimakan, akan saya makan juga.”Arumi terkejut, nyaris saja ia gubrak di tempatnya berdiri. Pria yang ada di dekatnya itu memang suka sekali mengeluarkan kalimat-kalimat random—tak masuk akal—kepadanya.“Apaan sih, Om. Ada-ada aja, deh,” ucap Arumi.“Loh, tapi bener kan yang saya bilang?”

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Nafkah Suami

    Langit melangkah mendekati Arumi. Berdiri di depan jendela kaca yang terbuka lebar namun terlindung oleh teralis. “Belanja. Kita harus mempersiapkan banyak hal untuk menyambut kedatangan ayah dan bunda, kan?” tanya Langit balik.“Oh … Arum pikir kemana tadi, Om.” Arumi tersenyum pelan. “Emangnya hari ini Om nggak kerja?” tanyanya lagi.“Nggak, saya libur.”Arumi manggut-manggut. “Ya udah, Om, Arumi mandi dulu ya?” “Eum.”Perempuan berambut panjang itu segera berbalik badan dan melangkah ke arah kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan menyikat gigi biar bersih dan wangi.Selang sepuluh menit, ia sudah selesai serta memakai pakaian yang cukup sopan namun tetap fashionable. Segera melangkah ke ruang makan untuk sarapan.Dari jauh, tampak Langit sudah lebih dulu duduk di sana, sarapan sembari melihat ke layar ponselnya. Ia pun tersenyum, lalu menarik kursi dan duduk di depan pria dewasa itu.“Bunda suka apa, Om?” tanya Arumi tiba-tiba.Langit mengangkat kepalanya dan menatap datar ke arah

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Perkara Anak Lagi

    Dengan hati-hati, Langit menurunkan Arumi dari tepi wastafel. Menuntun perempuan itu kembali ke bawah guyuran shower, tanpa melepas sentuhan tangannya. Air yang hangat segera menyambut tubuh mereka lagi. Langit mengambil shampo serta sabun, lalu memakainya kepada Arumi. Meratakannya ke seluruh bagian tubuh perempuan itu. Arumi hanya memperhatikannya saja, tanpa ada sepatah katapun lagi yang keluar dari mulutnya. Hingga ritual mandi usai dan mereka telah terbalut handuk masing-masing, Arumi masih saja tersenyum simpul. Ia tak bisa menyembunyikan binar bahagia saat melihat setiap perhatian kecil—act of service—yang Langit berikan. Rasanya, ia seperti bayi mungil yang sama sekali tak berdaya karena terus-menerus dilayani oleh suaminya. “Kenapa?” tanya Langit. “Nggak ada,” jawab Arumi—menutupi perasaannya. “Senyum-senyum sendiri?” Arumi hanya menjawab dengan gelengan kepala pelan. Selesai mengeringkan tubuh dan memakai pakaian, Langit pun tak lantas membiarkan Arumi mengur

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    You Are My Everything

    Mata Arumi berkedip-kedip, melihat Langit dengan tatapan sendu. Walau wajah mereka masih diguyur oleh tetes air dari shower, namun Langit tetap bisa melihat retina Arumi yang basah oleh rasa sesal. “Maafin sikap Arumi tadi, ya Om? Arumi nggak masuk untuk minta ce—” ucapnya lirih. “Tidak apa-apa, Arumi,” potong Langit cepat. “Saya tahu, kalau kamu hanya terbawa emosi. Saya yang salah. Tidak menjaga perasaanmu sebagai istri saya.” “Om Langit ….” Langit tersenyum tipis. Lalu tangannya mulai bergerak untuk melakukan penyatuan. Arumi mengejang pelan. Hingga wajahnya menengadah ke langit-langit kamar mandi. Sementara Langit mulai membawa tubuh Arumi bergerak naik-turun secara perlahan. “Ough ….” Desahannya menggema di ruang kamar mandi itu. Kabut dari uap air hangat memenuhi ruangan, mengaburkan pantulan mereka di cermin yang mulai berembun. Langit menjaga ritme gerakannya dengan saksama, memastikan setiap inci kedekatan mereka terasa begitu nyata. “Saya mencintai kamu, Ar

  • Pesona Calon Ayah Tiriku Yang Penuh Kuasa    Mandi atau ...?

    “Lupa? Atau pura-pura lupa?” tanya Langit penuh selidik.“Heuh?” Arumi terperanjat. Mendadak ia merasakan gugup dan takut yang terlalu. Dengan segera, ia pun mengambil gelas berisi air madu dari tangan Langit dan langsung meminumnya hingga tandas.Langit terus menatap istrinya seraya mengulum senyum. Tahu, jika Arumi hanya berlakon seolah tak sadar saat tadi melontarkan kata-kata pisah. Perempuan kalau sedang emosi, memang suka tidak kontrol diri.“Ya sudah, lupakan saja. Sekarang tidur,” ucap Langit seraya bangkit dan langsung membuka jasnya yang sudah bau akibat muntahan Arumi tadi.“Arum mau mandi dulu, Om,” ucap Arumi.“Mandi?” tanya Langit dengan posisi terus membuka kancing lengan kemejanya.“Eum.” Arumi bangkit menyusul Langit. Berdiri di samping suaminya sembari terus melihat kepada pria dewasa itu. “Ya udah, mandi saja,” ucap Langit.Arumi tak langsung beranjak, membuat Langit heran dan menoleh perlahan kepada istrinya itu. “Kenapa?” tanyanya.Tak menjawab, Arumi hanya seny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status