Share

R.A.Y.A

Penulis: Nona_happy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-25 09:53:16

'Kita berjumpa lagi.'

"Oh, iya. Sorry. Keuntungan apa saja yang saya dapatkan, bila memiliki apartemen di sini?"

"Baik tuan, sebelumnya perkenalkan nama saya Rayana Livina, anda bisa memanggil saya Raya."

"R-a-y-a"

"Disamping berlokasi di kawasan segitiga emas yang menjanjikan, strategis, dan termasuk lokasi yang banyak dicari orang. Apartemen kami pun menjadi hunian yang sangat menguntungkan, baik dijadikan investasi ataupun hunian pribadi."

"Dengan pengaplikasian sistem face recognition tiga dimensi, anda akan memiliki hunian yang sangat privasi, nyaman dan aman. Begitupun dengan sistem sterilisasi canggih yang kami miliki, anda dapat melindungi anak dan istri anda dari polusi udara ibu kota yang kini semakin buruk."

"Sorry, saya duda."

"Oh maaf, tuan."

"Tak masalah, lanjutkan."

Raya pun kembali menjelaskan secara rinci dan jelas segala aspek terkait apartemen yang ia promosikan. Hingga Raya mengantarkan sang duda melihat-lihat beberapa unit apartemen yang bisa dimiliki atau sekedar untuk disewakan.

"Ok, Raya. Penjelasanmu cukup jelas dan sepertinya saya jadi mengambil salah satu dari mereka. Saya ambil yang lux, unit kedua dari yang tadi kau tawarkan."

'OMG, doi uangnya sebanyak apa? 46 M booo ... Lift pribadi langsung ke unit, luas 300 meter persegi, tempat ngegym lengkap, kolam renang pribadi dan dia hidup sendiri?'

"Baik tuan, akan segera saya proses."

Seluruh transaksi jual beli itu pun berjalan lancar tanpa kendala. Hanya sekali gesek dan beberapa kali tanda tangan, apartemen itu langsung berubah kepemilikan.

"Baik tuan proses kepemilikan sudah selesai, jika apartemen anda ingin kami pasarkan andapun bisa menghubungi saya. Dengan senang hati, saya akan membantu."

"Eemm ... tanpa mengurangi rasa sopan saya,_

Raya memajukan tubuhnya, mencoba membisikan sesuatu pada duda di hadapannya.

"Eemm ... jika anda membutuhkan asisten rumah tangga partime, anda pun bisa menghubungi saya."

"Misalkan, anda butuh tukang cuci, tukang nyetrika, tukang masak dan beres-beres tempat tinggal, anda dapat menghubungi saya."

"Apa kau yang akan mengerjakannya? Apa selain bekerja di sini, kau juga bekerja di tempat lain?" Tanya sang duda, balas berbisik.

"Iya, tuan, selain saya partime di sini saya pun bekerja di kafe. Lumayan lah tuan, sekedar penunda rasa lapar. Tapi, berkat tuan membeli apartemen ini sepertinya rasa lapar saya terbayar. Heheheh ... becanda, tuan."

"Oke, baiklah. Kebetulan saya baru tiba di Indonesia, saya baru membeli SOHO*. Saya tinggal di sana, kau bisa bekerja mulai besok!" Sambil mengeluarkan kartu nama dan sebuah card akses kemudian menyerahkannya pada Raya.

"Beneran nih, tuan? Tuan tidak terpaksa, kan? Tuan benar butuh, kan?" Tanya Raya penuh semangat dan antusias.

"Hem."

"Baik, tuan. Mulai besok saya akan datang ke alamat ini. Dan perihal gaji, berapapun gaji yang tuan berikan. Saya akan menerimanya, yang penting saya ada tambahan."

"Oke, rapihkan rumah saya dengan baik. Jika itu terjadi, saya tak akan segan menggajimu dengan bayaran yang baik pula."

"Siap, bos!" Ucap gadis itu dengan semangat, bergaya ala tentara.

----- TK Pelita Bunda

"Fayeeedd ..."

"Tante Raya ..."

Si gadis dan sang ponakan saling memanggil gembira, seolah sudah lama tak berjumpa. Saling berpelukan erat, berhias senyuman lebar, dari wajah keduanya.

"Tante, are you okay? Apa momyku sudah sadar?" Tanya si ponakan, sambil melepas pelukan.

"No, suster tidak memberi info apapun tentang momymu. I'm happy karena onty lagi happy, onty akan mentraktirmu makan enak. Let's go." Mereka mulai melangkah bersama.

"Yeeeeyyy ... makan enakk ... I want chiken!"

"Oke. Setelah makan, kita jenguk momy. You want to go?"

"Iyess, I want!" Sorak Fayed begitu gembira.

Mereka menghentikan langkah di sisi lampu merah, menunggu rambu berwarna hijau menampakan diri bagi pejalan kaki.

TIDIT TIDIT TIDIT TIDIT

Rambu pejalan kaki berbunyi, bertanda para penjalan dipersilakan untuk melangkah kembali.

Tepat di garis depan lampu merah, Mercedes benz AMG G 63 berhenti sempurna. Memberi kesempatan bagi pejalan kaki untuk melanjutkan tujuannya. Pria di dalamnya langsung terkesima, tatkala melihat gadis yang ia temui tadi pagi, kini berjalan di depan kendaraannya dengan seorang anak laki-laki.

'Raya? Kau seorang ibu tunggal? Anak yang lucu.' Gumam Rizal sambil menatap gadis yang berjalan di depan mobilnya.

------ Rumah Sakit

Seorang wanita cantik dan sederhana terduduk di atas ranjang, asik menikmati angin yang masuk ke ruangannya melalui jendela yang terbuka. Lambaian gorden berwarna biru muda menambah kesan nyaman dan penuh kelembutan.

"Hai ka, maaf aku dan Fayed baru datang hari ini. Bagiamana keadaan kakak?" Ucap gadis itu sambil menggenggam jemari sang kakak.

Diam, tak ada jawaban dan tanggapan.

"Momy ... onty sudah dapat satu pekerjaan baru lagi, momy pasti akan cepat sembuh. Mom, aku tadi habis makan chiken dan aku sampai nambah. Kata onty tak masalah, hari ini onty lagi kaya, hahaha ..."

Diam, lagi-lagi tak ada tanggapan.

"Mom, are you happy?"

"Kak, jawab dongg.. aku tau, kakak mendengar ucapan kami. Lupakan masa lalu, kita buka lembaran baru. Kita bisa bahagia meski hanya bertiga. Kakak cukup duduk manis di rumah dan menjaga Fayed. Perihal biaya hidup kita bertiga, aku yakin, aku bisa mencukupi."

Tak ada respon, sang kakak hanya bergerak membaringkan tubuhnya di ranjang kemudian menutup diri dengan selimut.

"Momy, jangan sedih terus. You must happy, aku tak butuh seorang ayah. Aku hanya butuh momy dan onty."

"Wake up, mom. Lisen to me, aku juara kelas di sekolah. Miss Gina berkata padaku, kecerdasanku ini di atas rata-rata dan ia berpesan padaku, jika nanti ada sebuah olimpiade aku diharuskan mengikutinnya. Karna aku laki-laki yang cerdas."

"Uuuhhh ponakan onty ... bisa banget menghibur hati orang. Laki-laki tidak hanya butuh cerdas percuma jika cerdas tapi pemalas. Laki-laki harus baik, bertanggung jawab dan berempati." Sambil mengacak rambut Fayed.

"Iya, aku juga mau seperti itu " jawab Fayed, menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Ya sudah, mungkin momy mau istirahat. Kita pulang yuk, besok onty harus bangun lebih pagi karena ada pekerjaan baru menunggu."

"Ya sudah. Da, momy... love you so much, emmuuaa ..." Mencium sang momy di permukaan selimut tepat di bagian pipi.

Tak lupa, sebelum pergi Raya menemui dokter dan para perawat, bertanya tentang perkembangan sang kakak dan melakukan pembayaran untuk tiga bulan ke depan.

Hari berganti dan alam masih menampakan kegelapan. Gadis berambut panjang, bertubuh ideal dengan bentuk wajah sedikit oval tampak sudah beraktifitas lebih pagi dari biasanya. Seolah hari ini adalah hari pertamanya meraih kebahagiaan setelah sekian lama, merasakan kesedihan.

Menyuci pakaian, menjemur, kemudian menyiapkan sarapan. Dan semuanya beres, bersama sang mentari yang mulai menampakan diri.

"Fayed, ingat jika onty belum datang, bersaba_

"Bersabarlah, Onty pasti akan datang." Potong Fayed, yang sudah hafal dengan ucapan ontynya.

"Anak cerdas."

*SOHO : Small Office Home Office. Apartemen hybrid yang menggabungkan fungsi hunian sekaligus tempat bekerja atau kantor.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pesona Duda Manja   Tunjukan Pada Dunia - The And

    Raya anggukan kepala dengan kedua mata berkaca-kaca. Rizal memajukan wajah kemudian sejenak melumat bibir istrinya. “Mulai sekarang aku akan terus melihat wajahmu,” ucap Rizal melepas lumatan. Mengusap lembut permukaan bibir Raya dengan jarinya. ”Di sini bukan cuma loe berdua ya,” ucap Andika, membuat Rizal mengarahkan pandangan pada sahabatnya itu. ”Dik, gue bisa melihat lagi.” Tidak menghiraukan ejekan Andika, Rizal justru menatap sahabatnya itu dengan haru kebahagiaan. ”Gue bisa liat loe, gue bisa lihat semua orang.” Rizal mengedarkan padangan. Andika hanya mampu anggukan kepala, merasa terharu melihat sahabatnya saat ini. Setelah para dokter melakukan pemeriksaan total pada kedua mata Rizal dan hasilnya normal tidak ada masalah, mereka pun berpamitan. Rizal sama sekali tidak melepas genggamannya di tangan Raya, seolah jemari itu takut kehilangan untuk yang kedua kalinya. ”Dika,” panggil Rizal terlihat mulai serius. ”Gue tau apa yang mau loe tanya.” Andika mendekat pada Rizal.

  • Pesona Duda Manja   Senyum Keduanya

    WARNING 21+ AGAIN.”Boleh. Lakukan apapun yang kamu inginkan.” Angguk Raya.Perlahan Rizal membuka kedua paha Raya, kembali mengusap kewanitaan istrinya kemudian menggerakkan ketiga jarinya di dalam sana, Raya mulai merasakan kenikmatan yang sama sekali belum pernah ia rasakan dalam hidupnya.Setelah kewanitaan Raya basah, Rizal mulai memajukan wajahnya, ingin memainkan lidahnya dalam organ Raya yang paling berharga. Namun baru sempat Rizal menciumnya Raya sudah bersuara. “Stop!”Rizal mengangkat wajahnya. “Kenapa?”“Jorok,” ucap Raya pelan,“Tidak jorok, kamu pun pernah melakukannya padaku.””Tapi _””Tidak ada tapi, nikmati semua sentuhanku. Seluruh tubuhku adalah milikmu, begitu pun sebaliknya. Aku tidak akan membiarkan secuil kulit pun dari tubuhmu yang belum pernah aku jamah,” ucap Rizal sambil sesekali mencium permukaan perut Raya. ”Hai, jagoan ayah, cepatlah hadir di perut bunda.”Mendengar apa yang Rizal ucapkan, Raya tersenyum bahagia sambil sesekali mengangkat punggungnya me

  • Pesona Duda Manja   Menyalurkan perasaan

    “Dokter, kenapa kalian diam?” tanya Raya lirih, bersamaan dengan isak tangisnya yang kian menyedihkan. “Gunakan alat pemacu jantung, Dok …” Melihat Rizal yang kini memunggunginya tidak bergerak. Mendengar apa yang Raya ucapkan para dokter dan perawat di ruang itu kompak kerutkan dahi. “Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Suara Raya kian menyedihkan. Gambaran kepergian Fayed kembali terekam, membuat air matanya mengalir deras. Raya semakin panik, ia mengedarkan pandangan mencari benda yang bisa menolong suaminya. “Dokter, kenapa kalian masih saja diam? Mana, mana defibrilatornya? Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Mendapati para dokter masih diam. ”Dok! Kalian harus melakukan sesuatu!” ”Anda tidak perlu melakukannya, Anda cukup duduk di samping pasien, tenangkan pikirannya,” ucap seorang dokter bedah masih dengan gunting di tangan. “Detak jantungnya semakin melemah, aliran darahnya kian menurun. Saya dengar Anda relawan medis terbaik tahun ini, past

  • Pesona Duda Manja   Operasi

    Rizal spontan menghentikan langkah, mengepalkan kedua tangan, tegakan badan, menahan nyeri yang teramat menyakitkan di bahunya. Tubuh kakunya mulai menikmati darah hangat menjalar di bagian punggung. Raya yang mendengar sebuah peluru keluar dari selongsongnya, sempat berpikir hanya tembakan peringatan dari anak buah Bagus, seperti kejadian yang sering ia alami di negara konflik. Namun selang beberapa detik, langkah Rizal terasa melambat, dekapan tangan Rizal di tubuhnya terasa mengendur. Merasa ada yang tidak beres dengan suaminya, Raya langsung mendongakkan wajah. Tampak wajah Rizal mulai memucat. Paham apa yang terjadi pada suaminya, Raya gelengkan kepala lengkap dengan kedua mata yang mulai berkaca.Aura kemarahan mulai mengisi hati Raya, kedua matanya terlihat bagai serigala betina yang siap menerkam mangsa. Dengan cepat Raya memutar tubuh, meraih sebuah senjata api terdekat dari posisi berdirinya. ”SIAPA YANG TELAH MENYAKITI SUAMIKU?” ucap Raya berteriak sambil menodongkan pisto

  • Pesona Duda Manja   DHOR!

    “RAYHAN, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!?” Melihat perawat yang ia sewa tertidur nyenyak dalam dekapan Rizal, membuat Rosa berteriak memekakkan telinga semua orang di sana.Raya yang tersadar identitas aslinya hampir ketahuan langsung menyembunyikan kepalanya dalam selimut, sedang Rizal hanya menyunggingkan ujung bibirnya dengan mata masih terpejam.Rosa membuka selimut yang mereka kenakan dan langsung menarik kasar lengan Raya, tersadar istrinya hampir terlepas dari pelukan, Rizal pun meraih kembali tubuh Raya kemudian memeluknya lebih erat.”Rizal! Dia laki-laki, dia perawatmu!” Rosa berusaha menyadarkan Rizal.Tidak ada tanggapan dari Rizal, Rosa pun berusaha melepas tangan Rizal dari tubuh Raya, namun tenaganya masih kurang banyak, membuat Rosa kesulitan untuk melepasnya. ”RIZAL LEPASKAN TANGANMU!!”DIA PERAWATMU! DIA LAKI-LAKI!” Rosa kembali berusaha melepaskan tangan Rizal dari tubuh Raya. Kuku-kuku cantiknya bahkan membuat tangan Rizal terluka tapi pelukannya tidak berubah.”RIZAA

  • Pesona Duda Manja   Gombal

    TOK TOK TOKRosa mengetuk pintu kamar dengan keras, membuat sepasang suami istri itu kaget dan langsung mempersiapkan peran masing-masing.“Rayhan, apa yang sedang kaulakukan? Mengapa pintunya dikunci?” tanya Rosa terdengar dari luar, ia datang bersama Esih siap mengantarkan makan sore.Raya langsung berlari sambil mengenakan maskernya. ”Maaf Nona, tuan Rizal yang menyuruh. Sebentar, saya akan bukakan pintunya,” ucap Raya dengan keras dan ngebass.“Lain kali jangan dikunci! Aku tidak suka calon suamiku berduaan dengan seseorang dalam sebuah kamar.””Saya hanya menerima perintah, lagi pula saya laki-laki, Nona masih harus cemburu pada saya?” Melangkah dalam satu barisan, terkadang langkah keduanya terlihat kesulitan karena gundukan sampah dan pakaian.”Baru kali ini ada orang yang selalu menjawab ucapanku.””Sudah, cukup. Esih aku tidak lapar. Sebelum kutumpahkan semuanya, lebih baik kaubawa kembali makanan itu!” Rizal angkat suara. ”Zal, kamu harus makan. Nanti kamu sakit. Aku suapi,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status