Share

Ch. 59 Introgasi

last update Last Updated: 2025-05-24 14:22:31

"Jo?"

Reni melongok masuk, nampak kamar itu kosong dengan pintu kamar mandi tertutup. Seketika Reni lega, rupanya Jonathan sudah bangun dan bersiap kerja sekarang. Ia hendak kembali keluar kamar ketika matanya menangkap suatu hal yang aneh di dalam kamar Jonathan.

Langkah kaki Reni masuk ke dalam, ia memperhatikan sekeliling sembari berpikir, kira-kira apa yang nampak aneh dari kamar Jonathan ini?

Cukup lama Reni berpikir mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar sampai kemudian ia menemukan hal aneh yang dia maksud.

Mata Reni tertuju pada nakas yang ada di samping ranjang. Bukankah di sana ada bingkai foto Jonatan dan Tania ketika maternity shoot beberapa bulan sebelum kejadian nahas itu terjadi? Lantas kemana sekarang benda itu berada?

Apa jangan-jangan ....

Reni mendekati nakas, tangannya terulur hendak menarik laci ketika suara itu tiba-tiba mengejutkannya.

"Ma? Mama cari apa?"

Reni menoleh, ia mengurungkan niat membuka laci itu. Nampak Jonathan menatapnya dengan tatapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Adfazha
Jo panik tkt ketauan ya alat tempur nya dilaci hmm Hayo Asha sm Jo kena sidak nihh kena syok terapi tp Jo pasti lupa nih ksh pil ke Asha tkt ketauan mamanya yg lg introgasi Asha
goodnovel comment avatar
Linda Damayanti
aduuuuhh seru ini.. lanjutin dong thor
goodnovel comment avatar
Rheia
ujung2nya Asha ga minum obat jadinya kecebong jd baby
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 59 Introgasi

    "Jo?"Reni melongok masuk, nampak kamar itu kosong dengan pintu kamar mandi tertutup. Seketika Reni lega, rupanya Jonathan sudah bangun dan bersiap kerja sekarang. Ia hendak kembali keluar kamar ketika matanya menangkap suatu hal yang aneh di dalam kamar Jonathan. Langkah kaki Reni masuk ke dalam, ia memperhatikan sekeliling sembari berpikir, kira-kira apa yang nampak aneh dari kamar Jonathan ini? Cukup lama Reni berpikir mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar sampai kemudian ia menemukan hal aneh yang dia maksud. Mata Reni tertuju pada nakas yang ada di samping ranjang. Bukankah di sana ada bingkai foto Jonatan dan Tania ketika maternity shoot beberapa bulan sebelum kejadian nahas itu terjadi? Lantas kemana sekarang benda itu berada? Apa jangan-jangan .... Reni mendekati nakas, tangannya terulur hendak menarik laci ketika suara itu tiba-tiba mengejutkannya. "Ma? Mama cari apa?"Reni menoleh, ia mengurungkan niat membuka laci itu. Nampak Jonathan menatapnya dengan tatapa

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 58 Sangat Nyaman, Sha! (21++)

    "Night, Cantikku!"Cup! Asha mengecup pipi itu penuh cinta. Wajah Sabrina makin menggemaskan ketika tengah tertidur seperti ini. Sabrina menatap wajah itu tanpa kedip, semakin lama Asha makin jatuh cinta pada bayi cantik yang ayahnya tempo lalu menggumulinya dengan penuh nafsu. Jemari Asha mengusap jejak ASI di sudut bibir, ia baru saja hendak pergi dari sana ketika suara pintu terbuka itu mendadak mengejutkan dirinya. Dalam remang cahaya lampu, Asha menangkap sosok bayangan itu. Dari siluetnya, Asha bisa tahu bahwa sosok itu adalah Jonathan. "Kenapa kamu nggak datang ke saya, Sha?" bisik suara itu yang langsung merengkuh tubuh Asha. "Pak ... ta-tapi ada ibu." ujar Asha memperingatkan. "I know, Sha! Tapi sumpah ... saya nggak kuat, Asha!" bisik Jonathan lirih tepat di telinganya. "Kalo ibu tahu nanti gimana, Pak?" mendadak Asha mengigil, ia begitu takut. "Dipikir nanti aja, yang penting sekarang ayo pindah ke depan."Asha menggeleng cepat. Ia benar-benar gugup dan takut. "Ken

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 57 Batal?

    Reni membelalak dengan gemas, ia tak melepaskan pandangan dari anak lelakinya itu. "Ada apa? Kamu kayak syok banget mama mau nginep, Jo?" tanya Reni penuh selidik. Jonathan tersentak, ia nampak salah tingkah. Jonathan mencoba menenangkan diri, tentu dia tidak mau mamanya curiga. "Nggak apa-apa, Ma. Tumben aja dadakan jam segini baru ke sini. Biasanya dari balik kerja juga udah sampai sini." gumam Jonathan sembari pura-pura biasa saja. "Tadi mama ada arisan, makanya baru sampai." raut wajah Reni sudah tidak menampakkan kecurigaan, membuat Jonathan menghela napas lega. "Pantes jam segini baru nongol. Papa ikut?" Jonathan berusaha sealami mungkin berakting. Ada rahasia besar yang tidak boleh mamanya tahu. Setidaknya untuk saat ini. "Nggak lah. Papamu besok ada rapat sama dekan dan rektor, seharian sibuk entah ngerjain apa. Mama nggak berani ganggu." Reni menoleh ke belakang, pintu di mana kamar Sabrina berada. "Mama nengokin Bina dulu, kamu cepet ganti baju sana!"Reni segera memb

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 56 Hadiah Kecil

    "Sha!"Asha hampir melonjak ketika tiba-tiba suara itu memanggilnya. Ia segera menoleh, mendapati Jonathan sudah muncul di depan pintu kamar. "I-iya, Pak? Ada apa?"Jantung Asha berdegup kencang, bayangan pergumulan mereka beberapa hari yang lalu berkelebat. Apakah kali ini Jonathan akan melakukan hal yang sama padanya? Atau ... Nampak lelaki itu melangkah masuk ke dalam kamar, membuat Asha membeku di tempatnya berdiri. Harus apa dia? Sorot lelaki itu nampak begitu tenang, Asha menelan ludah dengan susah payah, rasanya ia ingin pingsan, sampai kemudian Jonathan benar-benar berdiri di depan matanya dengan jarak cukup dekat. "Saya nunggu kamu dari kemarin, tapi kamu nggak ada juga jawabannya, Sha!" ucap lelaki itu lalu dengan tiba-tiba meraih bahu Asha dan membalikkan badannya. "Saya nggak suka nunggu, jadi saya putuskan buat beliin kamu ini."Belum hilang rasa terkejut Asha, ia sudah dibuat kembali terkejut oleh kalung dengan liotin permata yang sangat cantik. Dari kilaunya, Asha bi

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 55 Curhat

    "Makasih, Mbak!"Adit segera menyambar plastik yang disodorkan pegawai apotek. Setelah puas ditanyai ini-itu dan diberi tatapan penuh intimidasi, akhirnya ia berhasil membeli barang yang diperintahkan oleh bosnya. Sial sekali Adit pagi ini! Selain harus menjemput Jonathan pagi-pagi sekali, ia juga diperintahkan untuk membeli benda yang ternyata adalah alat kontrasepsi darurat! Pertanyaan Adit, untuk siapa Jonathan membeli benda itu? Apakah ada hubungannya dengan wajah payah dan sorot mata lain yang kemarin Jonathan perlihatkan? Jika benar Jonathan jadi begitu karena tersiksa gairah seksual yang minta di lampiaskan, lantas dengan siapa Jonathan melakukan itu? "Nggak lagi-lagi deh, Bos!" umpat Adit gemas. Kenapa dia yang harus repot diinterogasi pegawai apotek dan diberi tatapan menyelidik? Padahal yang menikmati surga dunia itu adalah Jonathan dan partnernya. Tin! Tiin! Adit menekan klakson, memberi kode pada petugas security agar membuka pintu gerbang untuknya. Benar saja, tak

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 54 Fist Time (21++)

    Asha memekik tertahan, ia sesekali memejamkan mata sembari menikmati 'gesekan' antara dia dan Jonathan, lelaki yang juga ayah kandung dari anak susunya. Tubuh Jonathan bermandikan peluh, nampak berkilap dan menindihnya dengan begitu mendominasi sembari terus bergerak. Deru napas Jonathan terdengar memburu, sesekali lelaki itu mendesah panjang, meracau penuh nikmat yang terdengar sangat seksi di telinga Asha. Dia adalah laki-laki yang kedua, laki-laki kedua yang pernah menyentuh Asha sampai sedalam ini. Laki-laki pertama yang menyentuh Asha dengan begitu nikmat dan tidak egois. "Pak ... Bapak!" Asha memekik, ia merasa seperti ada yang mau meledak dalam dirinya. "Hm? Kenapa, Sha?" suara itu begitu lirih dan sensual. "Pak ... sa-saya mau-ah!"Terlambat! Tubuh Asha bergetar hebat, sangat hebat sampai ia mengejang. Diikuti dengan berdenyutnya organ intim Asha di bawah sana. Tak perlu waktu lama, sesuatu yang sedang coba Asha tahan, akhirnya jebol. Asha memekik, tubuhnya makin hebat b

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 53 Tolong Saya, Sha! (21++)

    "Pak? Bapak mabuk?"Adit langsung panik begitu turun dari taksi online dan mendapati bosnya bersandar di mobil dengan wajah memerah. Wajah itu terangkat, menatapnya dengan mata yang ikut memerah sembari menggelengkan kepala. "Nggak! Belum aja ini, cuma kepala saya sakit banget, Dit. Tolong anterin pulang." jawab Jonathan masih dengan sangat jelas. "Baik, Pak! Kalau begitu ayo, mana kunci mobil Bapak?"Jonathan segera menyodorkan benda itu, membiarkan Adit yang membawakan mobil untuknya malam ini. Sudah hampir dini hari dan setelah bersusah payah, ia bisa kabur juga dari desakan David yang memaksanya tetap tinggal dan mencoba satu dari banyak gadis muda yang dia sodorkan. "Masih bisa pakai sabuknya, Pak?" tanya Adit dengan nada khawatir. "Bisa, Dit. Kan saya bilang saya ini nggak mabuk, cuma agak pusing aja!" sahut Jonathan sembari memasang sabuk pengamannya. Adit tidak lagi banyak bicara, ia sibuk membawa mobil Jonathan menyusuri jalanan yang sudah cukup sepi. Sementara itu, Jona

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 52 Undangan Teman Lama

    "Bapak mau pergi?"Asha menyipitkan mata ketika melihat Jonathan sudah cukup rapi dan wangi malam-malam begini. Berbulan-bulan tinggal bersama lelaki itu, Asha hafal betul kebiasaan-kebiasaan Jonathan. Biasanya jika ada cito atau kondisi gawat di rumah sakit, Jonathan akan pergi dengan baju seadanya, bahkan pernah lelaki itu pergi dengan setelan piyama tanpa berhenti pakaian karena sakit gawatnya kondisi pasien. Dan malam ini ... Dengan baju serapi dan sewangi ini, tidak mungkin jika Jonathan hendak pergi ke rumah sakit. "Ah iya, Sha. Saya pamit pergi sebentar." ujarnya nampak kikuk lalu melangkah dengan tergesa-gesa menuju tangga. Asha segera angkat bahu, ia kembali masuk ke dalam kamar setelah mengambil handuk yang dia jemur di balkon samping rumah. Sabrina sudah tidur lelap, maka ini adalah waktu untuk Asha sekedar me time. Pakai masker wajah lalu mandi air hangat dan menyusul Sabrina tidur nyenyak sampai pagi. Sementara Asha sibuk menghabiskan waktu untuk sekedar merawat diri,

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 51 Teman Lama

    "Eh, Vid? Seriusan elu nih?"Jonathan yang baru saja keluar dari OK seketika terkejut mendapati David sudah duduk di kursi yang ada di depan OK. Lelaki dengan kacamata itu sontak bangkit, menghampiri Jonathan dan menjabat erat tangan Jonathan. "Masih betah jadi dokter lu?" tanyanya seraya menepuk keras-keras punggung Jonathan. "Lha terus gue kudu kerja apaan? Sejak awal kan emang gue kepengen jadi dokter." jawab Jonathan sambil terkekeh, mereka sudah melangkah beriringan meninggalkan OK. "Perusahaan kakek elu gede, kenapa jadi bingung mau kerja apaan? Jangan merendah begitulah, Jo!"Mereka kembali terkekeh, langkah mereka berhenti di depan pintu lift, menantikan lift terbuka dan menbWa mereka ke lantai empat, di mana ruangan Jonathan berada. "Elu sendiri gimana? Out dari PPDS orthopaedi kemaren terus ini lanjut kemana lagi?"Pintu lift terbuka, kaki mereka serentak melangkah masuk. Tentu Jonathan tidak lupa tentang David yang memutuskan DO dari pendidikan spesialisnya karena tida

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status