Home / Rumah Tangga / Pesona Istri 200 Juta / Suami Yang Perhatian

Share

Suami Yang Perhatian

Author: BalqizAzzahra
last update Last Updated: 2025-01-15 07:22:03

Milla merasa perutnya nyeri, punggungnya panas dan juga pegal. Hari ini adalah jadwalnya Milla mendapatkan tamu bulanan, wanita cantik itu pergi ke kamar mandi untuk mengeceknya.

"Duh, kenapa harus sekarang? Aku lupa nggak bawa pembalut lagi di koper," keluh Milla.

Milla keluar dari kamar mandi, dia berpegangan pada tembok dan berjalan merambat. Jonathan memperhatikan istrinya yang sedang cosplay menjadi ratu cicak, dia heran karena Milla terlihat kesakitan.

"Ada apa?" Jonathan sedikit khawatir.

"Saya sakit perut Pak," sahut Mila sambil meringis.

"Diare?" tebak Jonathan.

"Enggak,"

"Datang bulan?" tebak pria itu lagi.

"Iya Pak,"

Jonathan bangkit dari duduknya, dia menghampiri Milla dan memapahnya sampai ke sofa. Tanpa disuruh, pria itu membuat segelas teh manis hangat untuk Milla.

"Ini, minumlah sedikit-sedikit," ucap Nathan sambil menyodorkan segelas teh manis pada Milla.

"Makasih. Kalo boleh merepotkan, bisa nggak Bapak belikan saya pembalut di luar? Kebetulan saya nggak bawa simpenan pembalut Pak," Milla meringis. Dia menatap manik mata suaminya lekat-lekat.

Jonathan mengambil ponselnya, dia mencoba menghubungi nomor Alex tapi pria itu tidak mengangkatnya. Sepertinya Alex masih jalan-jalan di luar dan belum kembali ke kamarnya.

Tadinya Jonathan mau minta tolong pada Alex saja, karena seumur hidup dia belum pernah membelikan pembalut untuk siapapun termasuk untuk mantan istrinya. Tapi sepertinya kali ini mau tidak mau Jonathan harus turun tangan sendiri.

"Mau pembalut yang biasa atau yang ada sayapnya?" tanya Jonathan.

"Yang ada sayapnya saja Pak. Kalo bisa sekalian sama keripik, kacang, biskuit dan permen coklat ya Pak,"

"Hem.... Apa ada lagi yang mau kamu beli?"

"Itu saja cukup Pak."

Jonathan mengambil jaket di lemari, dia juga memakai masker dan topi. Pria itu mungkin malu membeli salah satu onderdil keramat wanita, tapi untungnya dia masih mau disuruh oleh Milla, mungkin karena dia kasihan pada Milla.

Hampir setengah jam lamanya Milla menunggu suaminya kembali dengan membawa barang pesanannya. Dia terus meringis menahan nyeri, keringat mengucur sebesar jagung dan wajahnya pucat.

Klak....

Pintu terbuka, Jonathan kembali ke kamar hotel. Yang pertama dia keluarkan dari plastik adalah sebuah obat pereda nyeri. Nathan meminta Milla untuk segera meminumnya kemudian berganti pakaian ke kamar mandi.

Selesai berganti pakaian, Milla melihat ada banyak sekali makanan di atas meja. Bukan hanya jajanan pesanan Milla saja, tapi juga ada mi goreng pedas dan martabak manis.

"Itu semua buat saya Pak?"

"Iya. Aku pernah baca di artikel kalau sedang datang bulan wanita jadi suka makan manis dan pedas,"

"Makasih ya Pak, anda baik sekali,"

"Aku sudah baik sama kamu dari dulu, kamu baru sadar sekarang?"

"Eh.... Saya salah bicara kah?"

"Nggak kok, kamu nggak salah bicara. Santai saja,"

Puas menyantap makanan, Milla naik ke atas ranjang. Dia merebahkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut. Matanya tiba-tiba mengantuk, mungkin karena efek minum obat pereda nyeri.

Jonathan kembali membuka lemari, dia mengeluarkan baju tidur dan melepas kemeja yang di pakainya. Milla langsung membuang wajah ke arah samping, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang karena sempat melihat body bagus suaminya sekilas.

"Kenapa dia sembarangan sekali? Kenapa dia harus ganti baju di sini bukan di kamar mandi?" gerutu Milla lirih.

"Kamu kenapa?" tanya Jonathan. Dia melihat sikap Milla sedikit aneh.

"Anu Pak, bisa nggak kalau ganti baju di kamar mandi saja?"

"Kenapa memangnya?"

"Saya nggak biasa liat pemandangan bagus eh, body lawan jenis nggak pake baju Pak,"

"Jadi menurut kamu bodiku bagus?"

"Iya Pak, eh, enggak Pak,"

"Milla, kita sudah suami istri. Jangankan cuma ganti baju, saya tampil polos di depan kamu pun nggak salah kan?"

"Nggak salah sih Pak, tapi tetep aja saya takut khilaf. Eh.... Udah lah Pak, saya mau tidur," Milla menarik selimut dan menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Tengah malam, Milla terbangun. Dia hendak mengganti pembalutnya agar tidak tembus. Milla baru sadar kalau Jonathan suaminya tidur sambil menggenggam tangannya.

'Apa aku merintih semalam?' batin Milla.

Milla mendekatkan wajahnya pada wajah sang suami, dia memperhatikan tiap sudut wajah pria itu dengan serius. Bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir yang seksi. Haruskah Milla merasa beruntung karena telah menikah dengan duda beranak satu yang rupawan itu?

Milla menggelengkan kepalanya, dia mencoba menepis segala pikiran kotor yang muncul di benaknya. Perlahan Milla melepas genggaman Jonathan dan berjalan lambat menuju kamar mandi.

"Seumur-umur, baru kali ini aku punya pikiran buat nyerang cowok duluan. Dan cowok itu adalah Bos Jonathan. Arght.... Kendalikan dirimu Milla, kamu bukan perempuan gatal!" ucap Milla pada dirinya sendiri dengan nada setengah frustasi.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Istri 200 Juta   Lampu Hijau Agatha Untuk Tomy

    Ruang istirahat khusus pegawai.Tomy duduk menyendiri, dia memikirkan tentang Agatha yang belum juga memberinya kabar setelah menerima pengakuan cinta darinya. Apakah gadis itu marah padanya? Atau, dia bersikap acuh karena ingin menjauhi Tomy dan menolak Tomy secara halus?"Bang, kok melamun?" suara Toni, adik Tomy, membuyarkan lamunannya. Toni duduk di sebelahnya dan menatapnya dengan penasaran. "Keliatannya serius banget. Ada masalah?"Tomy menggeleng cepat. "Nggak, cuma lagi capek aja."Toni mengernyit, jelas tidak percaya. "Yakin? Soalnya dari tadi mukamu kayak orang lagi galau. Habis di tolak cewek ya?"Tomy tertawa kecil, berusaha menutupi kegundahannya. "Nggak ada apa-apa. Udahlah, jangan banyak tanya."Toni menatap kakaknya dengan penuh selidik, tapi akhirnya memilih untuk tidak memaksa. "Yaudah, kalau kamu butuh cerita, aku ada di sini." Tomy hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Dalam hati, ia bertanya-tanya, sampai kapan ia harus menunggu jawaban dari Agatha? Apakah perasa

  • Pesona Istri 200 Juta   Double Date

    Dion menatap tunangannya, Icha, dengan senyum hangat. Hari ini adalah akhir pekan yang telah ia rencanakan sejak lama, sebuah kencan yang seharusnya hanya untuk mereka berdua. Namun, ide spontan muncul di benaknya, dan ia memutuskan untuk mengajak serta adiknya, Agatha, serta pegawainya, Tomi."Seru, kan? Kita bisa jalan bareng," kata Dion riang saat mereka berkumpul di depan mal.Agatha mengangguk senang. "Iya, setidaknya aku nggak merasa mengganggu kencan kalian."Tomi yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum malu-malu. Sejak lama ia memendam perasaan terhadap Agatha, dan kesempatan ini adalah momen langka baginya untuk lebih dekat dengannya.Mereka memulai hari dengan makan siang di sebuah restoran favorit Icha. Sambil menyantap hidangan, obrolan mengalir dengan santai. Dion dan Icha sesekali bercanda mesra, sementara Agatha dan Tomi lebih banyak mendengar dan sesekali bertukar pandang canggung."Kamu nggak banyak bicara, Tom," kata Dion sambil menepuk pundak pegawainya. "Biasany

  • Pesona Istri 200 Juta   Lamaran

    Acara pertunangan Icha dan Dion selesai, keduanya nampak bahagia, begitu juga dengan keluarga besar mereka. Tamu undangan mengucapkan selamat, terutama Cantika dan Yudi. Yudi menarik nafas lega karena akhirnya Dion menemukan pengganti Cantika di hatinya. Pria itu sempat khawatir suatu saat nanti Dion akan berusaha merebut Cantika kembali dari sisinya. "Jadi, kalian harus menunggu sampai berapa tahun lagi untuk menikah?" Tomi menyenggol lengan Dion pelan. "Segera setelah Icha lulus SMA kami akan menikah," sahut Dion. "Tapi aku ingin kuliah dan mengambil beberapa kursus lagi," keluh Icha. "Tenanglah, setelah menikah aku mengizinkanmu untuk kuliah dan ambil kursus," "Terimakasih, kamu baik sekali," "Baru tau kalau abangku baik?" Agatha menggoda Icha. "Dia baik karena ikut mendiang Ibuku, kalau dia ikut Ayahku hem..... Dia akan jadi seorang pemain," lanjut Icha. Hendri yang mendengar hal itu lngsung berjalan menghampiri putrinya dan menjewer telinganya pelan. Agatha mema

  • Pesona Istri 200 Juta   Belum Siap

    Jam istirahat sekolah, kantin. Icha dan agatha bertemu, Icha terus berkata belum siap untuk dilamar pada Agatha walaupun sebenarnya Icha telah cinta mati pada Dion. Bukan karena belum yakin, melainkan karena dia belum lulus sekolah SMA. "Jangan sekali-kali menolak tawaran baik dari abangku Icha, kamu tau kan? abangku itu banyak yang naksir. Kalau kamu kalah cepat nanti dia digoda sama cewek lain," "Iya juga sih, tapi...." Icha masih sedikit ragu. "Hanya lamaran saja kok, belum lulus juga nggak apa-apa," Agatha terus mengompori Icha agar mau dilamar oleh kakaknya.Fani dan Clarissa berjalan mendekati Icha, mereka duduk mengapit Icha di sebelah kanan dan kiri. Mereka sedikit bingung, akhir akhir ini Icha sering sekali bergaul dengan agatha. Sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka berdua?Parahnya, Icha tidak pernah mengajak Fani dan Clarissa bergabung saat sedang bersama. Seolah mereka sedang membicarakan sesuatu yang rahasia."Icha sombong sekarang ya, lunga teman baru lupa sam

  • Pesona Istri 200 Juta   Calon mantu

    Hendri dan Agatha baru saja pulang dari jalan-jalan. Mereka membeli banyak barang belanjaan, hingga harus meminta bantuan supir untuk mengangkutnya. "Ayah pulang. Eh.... Ada siapa ini?" Hendri bertanya pada Dion yang sedang mengobrol dengan Icha berdua di ruang tv. Dia memperhatikan Icha dengan seksama, muda, cantik, rupanya Dion memiliki selera yang bagus. "Dia calon menantimu," sahut Agatha. "Oh, jadi ini yang namanya Icha?" "Iya, Om. Hallo, saya Icha," Icha memperkenalkan diri. "Hallo, saya Ayahnya Dion. Silahkan kalian berdua mengobrol, santai saja, anggap rumah sendiri," ujar Hendri. Dia membawa Agatha pergi dari ruangan itu agar tidak mengganggu momen bagus kakaknya. Icha menunduk malu, omongan Agatha tadi terngiang di telinganya. bisa bisanya icha dibilang calon mantu, padahal lamaran saja belum. Tapi dalam hati Icha merasa senang, itu artinya Icha di terima dengan baik oleh keluarga Dion. "Nanti aku antar pulang ya," ujar Dion. "Jangan, katanya kamu lagi sakit. Aku pul

  • Pesona Istri 200 Juta   cemburu

    Hari minggu tiba, Dion mengajak Icha pergi ke suatu tempat untuk makan siang bersama. Gadis itu tampil sangat imut dengan dres bunga yang memiliki banyak hiasan renda di bagian roknya. Dion tak bisa memalingkan pandangannya dari wajah gadis itu, membuat Icha salah tingkah karena di tatap secara berlebihan di tempat umum. Beberapa gadis di sekitar icha merasa cemburu, karena Dion memperlakukannya dengan sangat manis. "Jangan menatapku seperti itu kak, aku malu!" bisik Icha sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. "Kenapa harus malu? seharusnya kamu merasa beruntung karena di tatap dan di perhatikan oleh pria tampan sepertiku," seloroh Dion. "Heleh, kambuh lagi narsisnya," keluh Icha. Dion memesan banyak makanan, dia juga memesan empat gelas juice buah dan empat botol air mineral. Sementara di meja itu hanya duduk dua orang saja, Dion dan Icha. Icha sedikit bingung, sampai sepasang suami istri datang menghampiri meja mereka. Dia wanita yang pernah Icha lihat tempo hari sedang be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status