Pesona Istri 200 Juta

Pesona Istri 200 Juta

last updateLast Updated : 2025-02-16
By:  BalqizAzzahraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
57Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Milla Rahmawati, gadis cantik berusia 20 tahun yang berasal dari keluarga sederhana. Terpaksa harus meminjam uang sebesar 200 juta kepada Jonathan duda berusia 35 tahun, beranak satu, pemilik cafe tempatnya bekerja. Tak disangka, Jonathan mengajukan sebuah syarat rumit untuk mendapatkan pinjaman itu. "Aku mau memberimu uang dua ratus juta gratis, dan kamu nggak perlu mengembalikannya. Tapi ada syaratnya," Jonathan menatap wajah Milla lekat-lekat. "Syaratnya apa Pak?" tanya Milla penasaran. "Menikahlah denganku, jadilah Ibu sambung yang baik untuk anak Perempuanku," sahut Jonathan singkat, padat dan jelas. Note : - Season 1 dari Bab 1- Bab 25 ( Tamat ) - Season 2 dari Bab 26 - Season 3 dari bab 46 -Slow up -Slow revisi -Harap berikan dukungan dan tinggalkan jejak setelah membaca Follow akun Good Novel author BalqizAzzahra Follow akun FB Author I'ts Follow akun IG Author Fatmawati1472 cover by' Ririichan 13

View More

Chapter 1

Gadis Jutek Idaman Banyak Pria

Jam makan siang tiba, cafe kejora ramai diserbu oleh pengunjung yang ingin makan siang di sana. Harga murah, menu variatif, dan rasa yang enak menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan setia cafe kejora spesialis penjual makanan cepat saji itu.

Milla sibuk mondar-mandir mengantarkan makanan ke meja pengunjung, kedua kakinya mulai terasa pegal, tapi gadis itu tetap berusaha bekerja dengan baik sambil memasang wajah ramah.

"Silahkan Om, makanan dan minuman pesanannya," ucap Milla sambil meletakan pesanan di atas meja.

"Wuih, cantik juga nih pelayan," celetuk seorang pria tua berkacamata dan berperut gendut.

"Minta nomor ponselnya dong Dek," goda temannya yang lain.

"Maaf, Om saya nggak punya ponsel," Milla berbohong. Dia sedikit menekuk wajahnya dan menunjukan rasa tidak sukanya pada dua pria hidung belang itu.

"Mau nggak jadi sugar baby Om? Nanti Om kasih kamu ponsel i-phone pro max keluaran terbaru sama uang jajan tiap minggu," lanjut pria itu lagi.

"Maaf Om, tapi selera saya oppa-oppa Korea, atau minimal mirip sama Gabriel Prince," jawab Milla asal dan kemudian pergi meninggalkan pria itu dengan langkah buru-buru.

Adalah Milla Rahmawati, gadis berusia 20 tahun. Cantik, seksi, berkulit putih dan menjadi dambaan banyak lelaki baik muda maupun tua. Sikapnya yang cuek dan sedikit angkuh menjadi daya tarik tersendiri, tapi dia selalu menolak semua pria yang mengutarakan cinta kepadanya dengan kalimat sedikit kasar.

Dia bukannya tidak tertarik pada lawan jenis, tapi dia minder karena berasal dari keluarga yang tidak punya. Sementara pria yang mengejarnya rata-rata orang kaya atau Om-Om hidung belang seperti tadi.

"Woilah ...! Ikan kakap dilepas begitu saja!" celetuk Sonia rekan kerja Milla.

"Buat kamu saja sana kalo kamu mau, aku mah ogah jadi gadis simpanan badut Ancol," ucap Milla kesal.

"Kamu tuh maunya punya pacar yang seperti apa sih Mill? Ditaksir spek artis nggak mau, spek model nggak mau, spek duda araban nggak mau, sama Om-Om juga nggak mau," Sonia menggerutu panjang pendek.

"Gadis miskin sepertiku tuh nggak ada waktu buat pacaran Nia. Aku cuma mau fokus kerja, cari uang yang banyak buat modal usaha sama biaya pengobatan adek aku yang lagi dirawat di rumah sakit sekarang."

Sonia terdiam, dia tau bagaimana rasanya menjadi tulang punggung keluarga. Karena saat ini posisinya dan Milla sama. Jangankan memikirkan soal pacaran, memikirkan kesenangan sendiri juga tidak pernah. Semua waktu, pikiran, dan tenaga habis dicurahkan untuk keluarga mereka.

"Aku ikut prihatin buat adek kamu yang lagi sakit, semoga cepat sembuh ya. Maaf, aku cuma bisa bantu doa aja," Sonia mengusap pundak Milla pelan.

"Iya, terimakasih Nia." Milla mengukir senyum.

***

Pulang kerja, Milla pergi ke rumah sakit. Dia menemui Ibunya yang sedang menunggu Yudi, adik semata wayang Milla yang divonis dokter menderita gagal ginjal. Sudah hampir seminggu Yudi dirawat, tapi belum ada perubahan sama sekali.

Lasmi duduk di sisi ranjang, dia menangis tanpa henti sampai matanya merah dan bengkak. Putranya harus segera dioperasi, biayanya sekitar 200 juta. Dari mana Lasmi bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Untuk makan sehari-hari saja dia bergantung pada gaji anak pertamanya.

"Ada apa Bu? Kenapa Ibu menangis sampai seperti itu?" tanya Milla penasaran. Ada rasa khawatir dihatinya, dia takut ada hal buruk yang belum dia ketahui.

"Yudi harus segera dioperasi, biayanya kurang lebih dua ratus juta," tutur Lasmi.

Jeder....!

Kalimat itu terdengar seperti suara gemuruh di siang hari bagi Milla. Uang 200 juta terlalu banyak, mau cari dimana dia? Hutangnya pada sang Bos untuk menebus obat Yudi bulan lalu saja belum dicicil sama sekali.

Milla berusaha untuk tetap tegar agar Ibunya tidak bertambah payah. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi adiknya dalam waktu cepat.

"Milla, apa kita jual rumah saja ya?" Lasmi menyodorkan sebuah ide gila.

"Jangan Bu, kalau rumah itu di jual nanti kita mau tinggal dimana? Di kolong jembatan?" larang Milla. Salain harta satu-satunya, rumah itu juga sudah sangat tua. Kalaupun dijual harganya tidak akan bisa tembus sampai 200 juta.

"Terus kita mau cari uang sebanyak itu dimana?" Lasmi kembali menangis histeris. Dia merasa stres dan tertekan.

"Milla coba pinjam uang ke Bos Milla aja ya Bu, siapa tau dia mau ngasih. Kebetulan dia orangnya baik sama pegawainya," ujar Milla.

"Iya, coba kamu pinjam sama dia. Tapi nanti bayarnya bagaimana?" Lasmi memasang wajah bingung.

"Potong gaji bulanan Milla Bu." ucap Milla tanpa ragu.

Lasmi memeluk Milla, dia merasa bersalah pada anak pertamanya itu. Milla terlalu muda untuk menjadi tumpuan keluarga, terlebih dia seorang perempuan. Lasmi tidak enak hati karena terus menerus membebani Milla, tapi hanya Milla lah satu-satunya harapan Lasmi dan Yudi saat ini.

"Maafin Ibu ya Mill, Ibu sama sekali nggak bisa bantu kamu. Malah cuma bisa membebani kamu," lirih Lasmi.

"Milla sama sekali nggak merasa di bebani Bu, Milla senang bisa menjadi andalan Ibu dan Yudi. Semoga saja dengan begitu rejeki Milla dimasa depan jadi lancar,"

"Amin... Semoga saja jalan rejeki kamu dimasa depan lancar, enteng jodoh dan sehat selalu," imbuh Lasmi.

"Milla mau pergi ke rumah Bos dulu ya Bu," pamit Milla.

"Iya, hati-hati di jalan!" pesan Lasmi.

Milla pergi meninggalkan Ibunya, dia bergegas menuju rumah Bosnya dengan menaiki ojek yang biasa mangkal di depan rumah sakit tempat adiknya dirawat.

Bersambung...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adny Ummi
seru ni ayo thor lanjutkan yaa
2025-01-31 04:28:11
0
user avatar
Azzurra
Semangat up nya Thor. ceritanya keren eyyy
2025-01-29 00:33:17
0
user avatar
Iftiati Maisyaroh
semangat tambah babnya Thor
2025-01-20 23:06:20
1
user avatar
BalqizAzzahra
Semoga ada yang mau mampir......
2025-01-19 11:29:07
2
57 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status