Home / Romansa / Pesona Istri Bayaran CEO Arogan / BAB 6 Tragedi Cincin Berlian

Share

BAB 6 Tragedi Cincin Berlian

Author: Alia Zach
last update Last Updated: 2024-02-01 18:52:26

Sebuah cincin berlian entah berapa karat itu kini melingkar di jari manisnya!

Dipandangnya benda termewah yang dia baru dapatkan sekarang. Seumur-umur, benda paling mahal yang dia punya adalah ponsel yang dibelinya dua tahun lalu.

Itu juga hasil jerih payahnya bekerja dan dibeli secara angsuran.

“Pak, ini terlalu mewah,” gumamnya.

Namun, Ronald hanya mengendikan bahu, santai. “Sekarang, siapapun yang berniat menjodohkan kamu, tunjukkan saja cincinnya!”

“Pak Ronald, tapi kenapa harus saya?”

Baginya masih banyak gadis-gadis cantik yang lebih cocok jika digunakan sebagai istri-istrian oleh Ronald. Jelas dirinya menilai kalau dia jauh dari standard bosnya.

“Why not?” Ronald bertanya balik. “Jangan banyak kata-kata lagi, sekarang kamu boleh pulang.”

Ucapan tegas pria itu membuat Amanda seketika sadar.

Dia telah masuk ke permainan bosnya dan tak ada lagi jalan kembali....

"Aduh, bagaimana cara  menjelaskan pada ibu?" batinnya, panik. Bagaimana caranya Amanda mau cerita kalau calon suaminya itu CEO di Perusahaannya?

***

“Sudah, jangan buat-buat alasan lagi.”

Benar saja. Begitu tiba di rumah, Ibunya menatap Amanda tajam.

Tampaknya, wanita paruh baya itu masih sakit hati setelah kejadian perjodohan yang gagal itu.

“Keluarga Sumitro bukan orang sembarangan. Dan kamu sudah melepas kesempatan emas begitu saja,” tambah sang ibu lagi.

Amanda menarik napas. Dia harus memulai rencananya dan sang bos.

“Bu, aku sudah katakan sebelumnya. Kalau bosku sakit dan aku harus ikut menemani dia,” ucapnya sembari pura-pura meletakkan tasnya di meja.

Tangannya dibuatnya seperlahan mungkin menata barang-barang dan tas.

Sengaja Amanda lakukan itu agar ibunya melihat sebuah cincin berlian mewah yang melingkar di jari manisnya.

“Hey, dari mana kamu mendapatkan cincin ini?”

Benar saja, ibunya seketika memegang jari Amanda yang tampak mencolok.

Dia mengamatinya dengan heran.

“Bu, aku sudah bilang kan kalau aku sudah punya calon. Ini buktinya!” Dengan rasa bangga, Amanda menaikkan tangannya ke atas sejajar dengan wajahnya. “Lihatlah!”

“Ibu tidak percaya kamu sudah punya calon. Cincin seperti itu bisa saja kamu membelinya dari pasar loak atau barang KW,” ucap ibunya, tak percaya.

Bahkan, raut wajahnya menampakkan keraguan.

Kini Amanda yang bingung. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Dikasih cincin, masih belum juga percaya.

Terlebih, Amanda sudah paham watak ibunya. Saat gagal dengan satu calon, maka ibunya sudah menyiapkan puluhan atau bahkan ratusan calon lain!

“Jangan buat alasan yang tidak-tidak. Kalau kamu tidak suka dengan Anjas yang pekerjaannya sebagai guru honorer, bilang saja,” ucap sang ibu tiba-tiba.

Lirikan mata tajam dari wanita yang telah membesarkannya itu, membuat Amanda semakin salah tingkah.

Kan....

Siapa lagi si Anjas ini?

“Bu, aku tidak membuat-buat alasan.” Dia kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu dan menunjukkannya pada sang ibu.

Duh, kapan ibunya percaya pada apa yang dikatakan anaknya ini?

Kenapa selalu berpikiran negative sejak tadi.

“Amanda, ibu membesarkanmu sejak kecil. Dan kamu dari dulu sangat tidak pandai berbohong. Sekarang, hentikan sandiwaramu atau aku akan mengusirmu dari rumah! Keluarga Anjas akan datang nanti, bersiaplah!”

Karena ibunya tak juga mau percaya, mau tidak mau Amanda harus mencari taktik agar ide memalukan ini berhenti.

“Baiklah. Aku akan buktikan kalau aku tidak bohong!”

Gadis manis bertubuh berisi itu kini berbalik ke kamarnya dan menghubungi nomor seseorang yang bisa menyelamatkannya.

'Maafkan saya, Pak. Tapi ini demi kelancaran dan kemulusan rencanamu juga!'

“Halo?”

Mendengar suara seksi Ronald saja, sudah membuat Amanda gemetar.

Untuk menghilangkan rasa gugup yang sudah sampai di ubun-ubun, Amanda sengaja batuk terlebih dahulu.

“Uhuk, uhuk. Pak Ronald, ini saya.”

“Amanda?” Ronald asal menebak karena sebenarnya nomor itu belum disimpan.

“Betul, syukurlah Pak Ronald masih ingat saya,” sindirnya.

“Mau apa?” tanya pria itu langsung, typical CEO yang selalu maunya to the point.

“Saya butuh bantuan, Pak. Secepatnya…”

Ronald menebak asal, “Butuh uang? Sebutkan nominal dan aku harus transfer ke mana?”

Amanda hanya geleng-geleng. Mudah sekali hidup orang super rich. Apa-apa bisa diselesaikan dengan uang!

“Pak, saya butuh bantuan Pak Ronald untuk datang ke rumah menemui ibu saya. Itu saja.”

Well, ini adalah hal yang di luar ekspektasinya.

Dalam benak Ronald, ketika Amanda menghubunginya, secara otomatis dia langsung terpikir bahwa tunangannya mau minta uang!

“Untuk apa?”

Amanda gemas. Tunangan bukan hal yang main-main.

“Ibu saya tidak percaya kalau saya sudah punya calon dan nanti malam orang yang mau dijodohkan dengan saya mau datang ke rumah. Apa kurang jelas Pak informasi dari saya?”

Kalimat itu meluncur seperti mobil melaju di jalan tol dengan kecepatan penuh.

Terdengar helaan napas dari seberang telepon, sebelum Ronald kembali berbicara, “Share loc segera alamatmu!”

Mendengar itu, entah mengapa Amanda merinding...?

**

Kini, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat delapan menit.

Suara mobil di depan pintu membuat Amanda terbangun. Dia memang menunggu sejak jam tujuh malam sampai tertidur di ruang tamu. Takut-takut Ronald tiba-tiba datang padahal keluarga Anjas mendadak batal datang.

Sayangnya, Arnold justru tak bisa dihubungi.

“Selamat malam. Maaf saya datang terlambat.”

Terdengar seseorang datang di depan pintu.

Ibu Amanda-lah yang membuka pintu dan mendapati sosok yang rupawan bak malaikat berdiri dengan gagah.

Wanita itu bahkan sampai terperangah. “Selamat malam. Ananda mencari siapa ke sini?” tanyanya, sopan.

Jujur, ini adalah kalimat paling sopan yang pernah didengar oleh Amanda sendiri. Biasanya ibunya jutek dan tanpa filter. 

Siapa tamu di depan sana?

“Oh, saya mau menemui Amanda.”

Deg!

Mendengar namanya disebut, Amanda seketika sadar.

“Pak Ronald?” Dia tak menyangka bosnya akan benar-benar datang, meski tengah malam begini.

Ditambah lagi, pria itu hanya tersenyum dan justru berkata penuh hormat pada ibu Amanda. “Saya calon suaminya Amanda, Ibu.” 

Sementara itu, Ibu Amanda terdiam. Dia tidak langsung menyuruhnya masuk karena khawatir akan timbul fitnah dan dugaan yang bukan-bukan dari tetangga.

Terlebih, dia merasa bahwa ini adalah akal-akalannya Amanda saja.

'Apa anak itu sudah bisa menyewa model tampan untuk dijadikan pacar bayaran?' batinnya, ragu.

Merasa itu adalah hal yang paling masuk akal, wajah ibu Amanda berubah menjadi tak suka.

“Oh begitu ya?”sinisnya.

Ronald mengangguk. “Iya, maaf sekali Ibu, saya datang larut malam. Tadi saya baru saja selesai meeting dan datang ke sini langsung.”

Suara CEO muda itu sedikit agak parau.

Dia memang kelelahan karena seharian belum beristirahat. Tapi, telepon Amanda tadi jelas mengganggu pikirannya.

“Meeting? Memangnya kamu kerja apa?”

Ibu Amanda tampak bersungut-sungut, siap melabrak.

Pastinya dia kerja yang tidak-tidak kalau meetingnya selesai sampai malam begini, kan?

Sayangnya, ucapan Ronald kemudian membuatnya terperanjat!

“Saya bekerja sebagai CEO di perusahaan tempat Amanda bekerja!” Tangannya menjabat erat Ibu Amanda. “Nama saya Ronald Anderson.”

"A--anderson?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 170 Tunangan (lagi)

    "Hey, Pak Ronald?" Amanda terkejut saat tiba-tiba Ronald ambrug selesai memarkikan mobilnya."Amanda, tolong aku!"Itu saja kata yang bisa ia utarakan.Seolah beban yang ia lalui terlalu berat untuk diceritakan. Rasanya tak kuat jika dia harus menahannya lebih lama seorang diri.Meski tertatih-tatih, Amanda berusaha sekuat tenaga untuk membopongnya ke dalam rumah kecil itu."Pak, apa yang terjadi?"Laki-laki itu tidak bercerita dan justru memejamkan mata. Sepertinya ia terlalu lelah.Amanda membiarkannya untuk istirahat sambil melepaskan jam tangan dan sepatunya.Tiba-tiba ada satu panggilan masuk di hanpdhone Ronald. Tampak nama Simon terpampang.Rasanya ia ingin mengabaikan panggilan itu, namun... rasanya ini adalah hal yang penting."Halo? Ronald, kamu masih di kantor polisi?" Itu yang pertama kali didengar oleh Amanda."Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanyanya tanpa banyak berbasa-basi."Siapa ini? Mana Ronald?" Tanya Simon.Bahkan dia sudah tak mengenali lagi suara Amanda? Hebatnya

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 169 Tega

    "Ronald, kamu baik-baik saja?" Rupanya Simon menyusulnya keluar karena sejak tadi tak juga saudara tirinya itu kembali."Aku, baik!" Jawabnya lemas lunglai."Dari caramu menjawab saja aku sudah tahu kalau semua sedang tidak baik-baik saja. Tell me what happened!" Pintanya pada sang adik."Antar aku ke kantor polisi segera! Mamaku sedang dibawa ke sana!" Ronald menyerahkan kunci mobilnya pada Simon."WHAT?"Simon langsung menangkap kunci itu dan segera ke tempat parkir."Hey, pasang seat belt kamu, Ronald!" Dia membenarkan posisi duduk adiknya dan memasangkan sabuk pengaman.Setelah memastikan semua dalam keadaan aman, dia mulai menyalakan mesin mobilnya. Keduanya meluncur ke kantor polisi yang tadi diberitahu oleh intel bayaran Ronald.Dan benarlah, di sana sudah banyak wartawan datang berkerumun untuk mengambil berita."Tolong, kami mau lewat dulu, beri jalan!" Simon menampik beberapa mic yang disodorkan padanya untuk wawancara.Tatapan Ronald seperti manusia tanpa nyawa."Permisi...

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 168 Ampunan

    Hal yang Ronald dengar membuatnya makin tercengang.Begitu banyak hal yang terjadi."Tapi, bukannya dia tampak baik-baik saja dan justru terlihat sehat?" Tanya Ronald."Iya, itu kalau di depanmu dan di depan orang lain.." Kata Simon lagi.Ronald masih tak percaya dengan fakta ini."Dia harus menjalani operasi kalau mau sembuh..." Seolah tak punya harapan lain, saudara tirinya itu menjelaskan."Apakah itu satu-satunya opsi?" "Iya. Dokter menyarankan operasi pengangkatan payudara, secepatnya!""ASTAGA! Simon... this is too much. Rasanya aku tak bisa menghandle begitu banyaknya berita sendirian..."Simon tersenyum getir. "Sudahlah. Sudah kubilang anggap semua masalah itu sepele. Biar kamu tidak gila sebelum waktunya!"Akhrinya mereka berdua bisa tertawa.Sekalipun ada banyak hal pahit yang harus dijalani dan dilalui."Dunia ini tak semanis madu, Ronald. Tapi yakinlah pasti ada jalan untuk semua masalah. Kamu bayangkan saja kemarin.. aku karena kebodohanku investasi bodong dan akhirnya m

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 167 Penjahat Asli

    "Apa kamu benar-benar akan melakukan ini?" Simon sekali lagi menanyakan tentang niatan adik tirinya untuk mengurus penangkapan Mama kandungnya sendiri."Iya. Wanita itu sudah merusak kehidupan tiga laki-laki sekaligus. Papa, kamu dan aku!" Ucap Ronald."Aku sebenarnya sudah tahu sejak dulu, kalau kamu... ah sudahlah. Akan terdengar pahit saat aku mengatakan hal ini." Simon tidak jadi melanjutkan kalimat yang terpenggal itu."Kenapa? Katakan saja, bagiku sekarang tidak ada yang lebih pahit setelah tahu Mama seumur hidupku telah menipuku!" Ucap Ronald sambil menahan emosi.Jika ia adalah seorang wanita, mungkin sekarang sudah banjir mengeluarkan air mata."Sudahlah, statusmu tidak penting untukku. Setelah aku mempunyai dirimu sebagai adik, setidaknya aku tidak merasakan kesepian lagi.""Simon, aku... aku sebenarnya bukan anak Papa. Jadi, kita bukan saudara seayah!" Ronald merasa malu dengan kata-katanya sendiri."Apa bedanya? Bagiku itu tidak penting. Bagiku kamu tetap adikku. Itu saja!

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 166 Saling Tahu

    Ronald masih terkejut.Namun, ia berusaha untuk tetap tegar dan tenang."Jadi, maksud Mama... apa aku ini anak orang lain?" Suaranya sudah sedikit gemetar.Kenyataan ini lebih menyakitkan dari hal apapun yang baru saja dia ketahui.Ini sudah di luar batas kesabarannya.Ini sudah keterlaluan dan seharusnya ini tidak pernah terjadi."Ronald, jangan bicara sembarangan!" Mamanya marah.Secara tak langsung dia memberitahu hal yang sejatinya sudah dikuburnya selama berpuluh-puluh tahun dan tak seorangpun tahu."Awas kamu!" Mamanya mulai merasa terancam."Jadi.. selama ini sebenarnya Mama juga sudah membohongi Papa!" Ronald meradang dan jantungnya berdegup semakin kencang.Tak mau terus menerus dipojokkan oleh anaknya sendiri, Mamanya merasa sakit hati dan melemparkan bantal ke arah anaknya."Kurang ajar! Kamu malah mempertanyakan kejujuran Mama ya? Kamu mulai tidak percaya sama ibu yang melahirkan kamu sendiri!? Keterlaluan!"Mamanya pergi meninggalkan Ronald dan membiarkan lelaki dewasa it

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 165 Buronan

    "APA?"Ronald hanya bereaksi singkat, tapi dari nada bicaranya tampak emosi yang luar biasa sedang terjadi di dalam hatinya.Pusaran kemarahan, kekecewaan sekaligus keterkejutan terjadi saat ini.Dia tak mau selamanya hidup dalam bayang-bayang di balik panggung dan tak tahu menahu apa yang ada di atas pentas."Begitulah, Boss..." Jawabnya lagi.Intel itu benar-benar memberikan info yang sama sekali belum pernah diberikan oleh orang sebelumnya."Sejahat itukah Mamaku?" Ronald berpegangan pada dinding kamar mandi."Boss, aku tahu berita ini membuatmu terkejut. Tapi, memang sebaiknya jangan sampai Mamamu tahu kalau Boss sudah tahu soal ini. Dia adalah wanita yang... sangat, sangat...."Ketika Ronald akan mendengarkan kelanjutannya, tiba-tiba saja Amanda menggedor pintu kamar mandi."Pak? Pak? Saya mau pipis, nih..."Konsentrasinya terganggu."Oh, Boss... apa Boss harus mengakhiri panggilan?" "Ya, aku harus menutup panggilan ini. Bisakah kita bertemu?" Tanya Ronald, entah mengapa setelah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status