Share

Bab 152 Tak Diinginkan

Author: Alia Zach
last update Last Updated: 2025-08-05 21:57:10

"Benarkah?" Amanda ikut memperhatikan nama yang terpampang di layar handphone milik Ronald.

Iya, itu adalah kontak milik Simon.

Antara kedua manusia dewasa itu muncul sejuta tanda tanya.

Bukankah selama ini dia bilang dia akan menghilang untuk selamanya? Baru beberapa waktu kenapa dia tiba-tiba muncul lagi.... terlebih, di saat Ronald mulai bisa memperbaiki hubungannya dengan Amanda!

"Iya, itu Simon." Amanda membenarkan. "Apa Pak Ronald tidak mau mengangkat panggilan itu? Atau mau membiarkannya saja..."

Terlihat jelas sorot mata wanita itu menyiratkan rasa sakit hati yang masih tersimpan.

"Tidak perlu. Nanti saja aku akan menghubunginya lagi..." Pria itu menjawab cepat. "Ikutlah makan bersama Mila. Aku akan keluar sebentar."

Mila sepertinya tidak terlalu ambil pusing karena sudah sibuk dengan ramen yang ada di hadapannya.

Sesaat Ronald meninggalkan keduanya dan memilih untuk ke teras depan. Lalu ditekannya lagi kontak saudara tirinya itu.

"Halo?"

Suara yang tak asing itu menjawab cepa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 156 Syarat dari Ronald

    "Selamat, Ronald!" Meski kekecewaan tak bisa ditutupi dari raut mukanya, Meili tampak menggenggam erat tangan Ronald saat dia mengaku berencana rujuk.Huh, kapan kira-kira dia bisa mendekati mantan adik lesnya itu!?"Aku pikir nanti malam aku harus pulang, Meili. Jadi... tidak apa-apa ya kalau nanti kamu sendirian?" Simon seperti keberatan saat diminta untuk pulang ke rumah."Tidak masalah. Aku bisa... beristirahat nanti malam. Selama beberapa waktu terakhir aku merasa kelelahan saja mengikuti ritme kamu!"Tawa kecil itu sudah cukup menjelaskan apa saja yang mereka lakukan selama bersama. Ronald serasa mau muntah melihat saudara tirinya yang tidak insaf juga dengan perbuatannya terhadap wanita."Ya sudah. Sebaiknya kita pulang cepat!" Ronald mengambil inisiatif untuk secepatnya pergi dari cafe itu.Kalau tidak ingat wanita itu yang membantu kakak tirinya melunasi hutang, mungkin Ronald sudah meninggalkannya di sini."Aku carikan kamu hotel?" Simon mengelus pundak Meili dan menenangkan

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 155 Milliarder

    Meili sudah tak sama dengan yang ia kenal dulu.Bukan lagi sosok cerdas yang suka bekerja keras. Omongannya mulai jorok dan selalu mengarah ke hal-hal yang bagi Ronald seharusnya tabu diucapkan ke dirinya yang baru ditemui."Maaf, Meili. Aku harus menengok Mila ke dalam. Khawatir butuh apa-apa." Ronald bermaksud untuk keluar dari mobilnya."Hmmm... Mila ada Papanya. Kamu tidak perlu khawatir, Ron..." tangannya mulai beraksi. "Bagaimana kalau kita sebaiknya mencari tempat yang lebih private?" "APA?" Ronald mulai meninggikan suara. Dia tak suka dengan apa yang dilakukan Meili. Meskipun orang ini sangat berjasa untuk kakak tirinya."Ya, yang aku tahu.. seharusnya kamu dan Simon ini sama-sama berdarah panas! Jadi... ya...""Maaf Meili. Aku harus menengok keponakanku untuk saat ini. Sebaiknya.. kita bicara di cafe saja!" Ronald buru-buru keluar dari mobil dan menutup pintunya kembali.Meili nampak kesal karena niatnya gagal untuk melangkah lebih jauh dengan Ronald.**"Kalian bicara apa?

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 154 Lari

    "Papa?!" Mila berseru dan berlari ke arah papanya.Wajahnya nampak sumringah tapi tiba-tiba saat dia dekat di pelukan papanya, dia menangis."Papa, apa Papa mau pergi lagi?" anak itu tak ingin melepaskan lagi pelukan sang papa.Dia sudah tahu betapa sakit hatinya saat ditinggalkan meski hanya sebulan lebih.Baginya sudah merupakan sebuah hukuman atas kesalahan yang tak pernah ia perbuat."Mila... Papa minta maaf ya tempo hari Papa menghilang... Papa saat itu salah, Papa lagi sedih dan ada masalah... Tapi, seharusnya memang tidak lari dan meninggalkan kamu ya?"Tubuh mungil itupun memeluk erat sosok yang ia rindukan.Simon tampak membelai rambut anaknya dan memeluk erat juga."Papa janji, ya?" Bisik Mila sambil memeluk semakin kuat.Ia takut melepaskannya karena khawatir sang Papa akan pergi lagi."Iya, Papa kali ini nggak akan ke mana-mana lagi, Mila. Papa akan menemani Mila dan mengajak jalan-jalan lagi seperti dulu!""Janji ya Pa?? JANJIII??!" Rupanya anak sekecil itu merasakan tra

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 153 Lambat

    DHUARRRR!!Lagi-lagi petir menyambar.Angin tak kalah menunjukkan kekuatannya dan berhembus layaknya seruling alam."Makin lama makin deras saja..." bisik Ronald ke telinga Amanda yang nyaris tak berjarak lagi.Tak ada hal yang mereka lakukan selain mendekap satu sama lain. Bagi Amanda yang masih baru pemulihan, ini adalah hal yang paling aman untuk saat ini.Ronald memahami, kalau ini belum saatnya untuk lebih dekat lagi dengan wanita itu.Ia tak boleh buru-buru."Iya, Pak..." Jawab Amanda menyembunyikan wajahnya di balik lengan Ronald."Pak lagi? Sudah sedekat ini masih saja dipanggil 'pak'?" Gurauan itu membuat pipi Amanda bersemu merah.Untunglah suasana masih gelap dan alam yang riuh dengan gemuruh hujan disertai angin membuat Ronald tak begitu memperhatikan.Yang jelas, ia bisa merasakan detak jantung Amanda yang makin melaju kencang sekarang."Amanda? Tidur?" Jari Amanda sejak tadi menyentuh dada Ronald yang sejatinya sama tegangnya dengan dirinya."Be-belum, Pak..." Ia makin

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 152 Tak Diinginkan

    "Benarkah?" Amanda ikut memperhatikan nama yang terpampang di layar handphone milik Ronald.Iya, itu adalah kontak milik Simon.Antara kedua manusia dewasa itu muncul sejuta tanda tanya.Bukankah selama ini dia bilang dia akan menghilang untuk selamanya? Baru beberapa waktu kenapa dia tiba-tiba muncul lagi.... terlebih, di saat Ronald mulai bisa memperbaiki hubungannya dengan Amanda!"Iya, itu Simon." Amanda membenarkan. "Apa Pak Ronald tidak mau mengangkat panggilan itu? Atau mau membiarkannya saja..."Terlihat jelas sorot mata wanita itu menyiratkan rasa sakit hati yang masih tersimpan."Tidak perlu. Nanti saja aku akan menghubunginya lagi..." Pria itu menjawab cepat. "Ikutlah makan bersama Mila. Aku akan keluar sebentar."Mila sepertinya tidak terlalu ambil pusing karena sudah sibuk dengan ramen yang ada di hadapannya.Sesaat Ronald meninggalkan keduanya dan memilih untuk ke teras depan. Lalu ditekannya lagi kontak saudara tirinya itu."Halo?"Suara yang tak asing itu menjawab cepa

  • Pesona Istri Bayaran CEO Arogan   Bab 151 Keponakan (Mantan)

    "Mila?"Ronald berjalan menyusuri lorong kamar untuk memastikan little Princess itu tidak ke mana-mana."Iya? Aku di sini..."Suaranya sepertinya dekat. Setelah mengendap-endap, barulah ia mendapati gadis mungil itu sembunyi di balik tirai jendela yang menjuntai ke lantai."Ooooom!" Panggilnya dengan manja."Kenapa? Jadi mau pergi kan?" Ronald duduk di lantai agar ia tak terlalu terlihat tinggi dibandingkan keponakannya."Aku... kangen Papa!" Air matanya menetes.Kenapa, baru Ronald sadar lagi kalau memang keluarga mereka tidak sempurna. Bahkan Simon, setelah bertahun-tahun pulih dari kelumpuhannya... justru sekarang entah ada di mana!"Iya, nggak usah sedih. Kan ada Om di sini ya?" Tangan itu mendekap dan membelai rambut yang semakin panjang itu.Wajah cantik nan mungil itu menatap. "Om, apa Papa tidak kangen sama aku ya?"Dari pertanyaan yang dikatakan, Ronald bisa menangkap ada rasa sedih yang teramat mendalam.Anak sekecil ini sudah harus mengalami bagaimana rasanya ditinggal. Ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status