Share

Tak Percaya

Puas sekali ketika melihat mantan kalah. Wajah marah abang Brayen tak bisa disembunyikan. Ah, memangnya aku pikirin, ternyata dia memang tak patut diperjuangkan. Sepanjang perjalanan aku tak henti tersenyum ditambah genggaman Aksen yang membuat hati meleleh.

"Kondisikan senyumnya, manis," ledek Aksen mencubit hidungku.

"Lucu, Mas."

"Apanya yang lucu?" tanya Aksen.

"Ada deh." Dia memang tidak peka sama sekali.

Tanpa malu sepanjang jalan genggaman tanganku tak pernah lepas dari genggamannya. Seperti ini indahnya pernikahan, hanya berada didekatnya jantung ini tak bisa dikondisikan.

"Boleh panggil aku abang?" tanya Aksen tiba-tiba padaku. Aku menutup mulut tak percaya. Ternyata diam-diam ada yang ingin dipanggil abang.

"Alasannya?"

"Pengen aja, kayaknya seru dipanggil abang."

"Harusnya jelas kenapa ingin dipanggil abang." Aku mulai mengomporinya, penasaran saja kenapa tiba-tiba ingin dipanggil abang.

"Biar romantis," jawabnya lagi.

"Itu saja?"

"Karena aku cemburu ketika kamu manggil ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Humaira
jangan lama-lama, kak.
goodnovel comment avatar
Anisa Ryan
lanjut thor... tp jngn lama"
goodnovel comment avatar
Zuriana Hamzah
hahhaha penulis bz kut...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status